Oleh: M. Taufik Nugraha (@abuacho)

Semua perempuan ingin tampil sesempurna mungkin di hari pernikahannya, dan berbagai upaya pun dilakukan agar hal tersebut terwujud. Mulai dari perawatan tubuh dari ujung rambut sampai ujung kaki, diet yang ketat, serta banyak upaya lain yang ditempuh, supaya di salah satu hajatan paling  penting dalam hidup-nya tersebut, dia menjadi perempuan paling cantik yang menjadi pusat perhatian para tamu yang datang.

Gambaran di atas mungkin cocok dianalaogikan dengan keadaan Kota Bandung saat ini. Menghadapi hajatan besar berupa peringatan Konferensi Asia – Afrika (KAA) ke 60, yang gelaran-nya tinggal menghitung hari ini, Kota Bandung berupaya tampil sesempurna mungkin di hadapan para tamu agung-nya yang datang dari berbagai negara.  Upaya-upaya untuk mencapai kesempurnaan ketika hari H-nya, mulai dilakukan secara maraton oleh pihak Pemkot Bandung, di mana untuk perbaikan infrastruktur di kawasan yang menjadi pusat perhelatan KAA sudah digeber sejak bulan Februari yang lalu.

Perbaikan infrastruktur yang paling mencolok yaitu perbaikan trotoar. Lantai trotoar yang semula menggunakan bahan dari keramik berwarna merah peninggalan rezim Dada Rosada diganti dengan bahan dari batu granit. Penggunaan lantai trotoar menggunakan bahan dari batu granit memang sangat tepat, karena ketika saya mencoba berjalan di trotoar tersebut, terasa cukup kesat dibandingkan ketika berjalan di trotoar menggunakan bahan dari keramik, sehingga para pejalan kaki tidak akan takut jatuh akibat lantai trotoar yang licin, terutama ketika hujan sudah mengguyur lantai trotoar tersebut. Selain itu, lantai trotoar yang baru ini pun dilengkapi dengan jalur guiding block berwarna kuning untuk memudahkan perjalanan kaum disabilitas (terutamanya kaum tuna netra).

Untuk mempercantik tampilan trotoar, dipasang bangku, tiang & lampu Penerangan Jalan Umum (PJU) dengan desain yang klasik, penempatan berbagai pot besar berisi tanaman, serta di bagian tepi dari trotoar dipasang batu berbentuk bulat, yang ditengahnya terdapat tulisan dari nama-nama negara peserta Konferensi Asia – Afrika.

Ada sedikit catatan mengenai keberadaan batu bulat ini sendiri, walaupun mempercantik tampilan trotoar, namun posisi-nya yang berada di bagian tepi trotoar yang sangat dekat sekali dengan jalan raya, dapat menimbulkan potensi bahaya kecelakaan. Batu bulat tersebut tidak melekat secara permanan pada lantai trotoar sehingga walaupun batu tersebut sangat berat, namun masih memungkinkan untuk digelindingkan ke arah jalan raya oleh tangan-tangan yang jahil, dan hal tersebut sangatlah berbahaya bagi para pengguna jalan raya.

Begitu juga dengan bangku yang dipasang, bangku-bangku tersebut tidak dilekatkan pada lantai trotoarnya, sehingga sangat rawan untuk dicuri. Saya sendiri kurang tahu, apakah batu bulat dan bangku tersebut memang tidak dilekatkan atau memang belum dilekatkan ke lantai trotoar oleh para pekerja-nya, namun yang pasti pada saat terakhir saya kesana (Minggu, 5 April 2015), batu bulat dan kursi tidak dilekatkan pada lantai trotoar.

Perbaikan lain yang disasar yaitu perbaikan Jalan Cikapundung Timur. Jalan Cikapundung Timur sebelum diperbaiki merupakan jalan beraspal yang biasa dilewati oleh kendaraan bermotor, namun saat ini jalan tersebut diubah menjadi jalan beton berpola, yang nantinya kemungkinan akan menjadi jalur pedestrian dan tidak akan bisa lagi dilalui oleh para pengguna kendaraan bermotor.

Di Jalan Cikapundung Timur juga nantinya akan ditempatkan Monumen Dasasila Bandung yang sebelumnya berada di Simpang Lima Asia – Afrika.

Jembatan Penyebrangan Orang (JPO) pun tidak luput dari perbaikan. JPO di Jalan Asia – Afrika yang kondisi sebelumnya cukup mengkhawatirkan serta telah menjadi “rumah” bagi kaum tuna wisma tersebut, saat ini sedang diperbaiki, dan mudah-mudahan saja pas waktu-nya sudah rampung.

Namun ada sedikit kekhawatiran melihat bentuk terbaru dari JPO yang sedang diperbaiki tersebut, dimana dengan JPO yang tertutup, ditakutkan nantinya akan memudahkan para pelaku kejahatan melancarkan aksinya pada orang-orang yang sedang menyeberang. Semoga pihak PemKot sudah memikirkan bagaimana mencegah tindak kejahatan yang mungkin terjadi di JPO tersebut.

Bangunan-bangun sekitar juga ikut di renovasi, terutamanya sekali dilakukan pengecatan ulang pada tembok-tembok bangunan tersebut, seperti bangunan De Vries (OCBC NISP), SWARHA,Masjid Agung, serta bangunan-bangunan lainnya.

Semoga saja perbaikan berbagai infrastruktur yang sedang dikerjakan ini, akan selesai tepat pada waktu-nya dan membuat Bandung tampil “sempurna” pada saat hari H-nya, dan mari kita sebagai warga Bandung turut menjaga dan merawat berbagai infrastruktur yang telah diperbaiki tersebut, baik sebelum, saat, dan sesudah gelaran KAA.

Catatan :
Jika ada kesalahan nama tempat, silahkan koreksi pada bagian kolom komentar. Jika datanya lebih valid, akan saya koreksi secepatnya.

Sumber Foto :
Foto Pribadi

 

Tautan asli: https://mtnugraha.wordpress.com/2015/04/08/sempurna-di-hari-h/