Sekitar Bandung Lautan Api: Sutiko Sutoto

Oleh: Komunitas Aleut

Ada sebuah foto yang cukup populer dalam penulisan tentang peristiwa Bandung Lautan Api. Foto ini biasanya dikaitkan dengan sebuah organisasi di Bandung, yaitu Laskar Wanita Indonesia atau LASWI. Komunitas Aleut pertama kali melihat foto ini di dinding rumah seorang veteran, Tuti Kartabrata (almh) di sekitar Pasar Baru. Selain dipajang di dinding rumahnya, foto yang sama juga termuat dalam buku album foto miliknya yang diperlihatkan kepada kami saat bertamu itu. Kejadian ini sudah sangat lama, hampir 20 tahun lalu. Tak lama setelah kunjungan itu, Ibu Tuti sudah tidak lagi tinggal di rumah yang kami kunjungi, menurut tetangganya, sudah pindah ke Garut. Setelah itu, kami tak mengetahui lagi kabarnya.

Dalam kunjungan kami itu, Ibu Tuti banyak bercerita tentang pengalamannya pada masa perjuangan, dan sesuai dengan keperluan kedatangan kami, beliau menunjukkan tempat-tempat, menyebut nama-nama orang atau kelompok yang aktif saat itu. Dari cerita beliaulah kami ketahui lokasi-lokasi dapur umum atau tempat-tempat berkumpulnya para pemuda-pemudi perjuangan di sekitar Alun-alun sampai Tegallega.

Ibu Tuti juga bercerita tentang keterlibatan dan berbagai aktivitasnya dalam LASWI. Tidak hanya sibuk membantu di dapur umum atau PMI, tapi juga ikut mengalami terjun dalam kancah pertempuran, baik di Bandung atau di Ciparay, termasuk berkisah tentang seorang anggota LASWI yang sangat berani, dia memenggal kepala seorang Gurkha dan membawanya ke markas Divisi III Priangan untuk ditunjukkan kepada panglimanya, Kolonel AH Nasution.

Ada sebuah foto yang cukup populer dalam penulisan tentang peristiwa Bandung Lautan Api. Foto ini biasanya dikaitkan dengan sebuah organisasi di Bandung, yaitu Laskar Wanita Indonesia atau LASWI. Komunitas Aleut pertama kali melihat foto ini di dinding rumah seorang veteran, Tuti Kartabrata (almh) di sekitar Pasar Baru. Selain dipajang di dinding rumahnya, foto yang sama juga termuat dalam buku album foto miliknya yang diperlihatkan kepada kami saat bertamu itu. Kejadian ini sudah sangat lama, hampir 20 tahun lalu. Tak lama setelah kunjungan itu, Ibu Tuti sudah tidak lagi tinggal di rumah yang kami kunjungi, menurut tetangganya, sudah pindah ke Garut. Setelah itu, kami tak mengetahui lagi kabarnya.

Dalam kunjungan kami itu, Ibu Tuti banyak bercerita tentang pengalamannya pada masa perjuangan, dan sesuai dengan keperluan kedatangan kami, beliau menunjukkan tempat-tempat, menyebut nama-nama orang atau kelompok yang aktif saat itu. Dari cerita beliaulah kami ketahui lokasi-lokasi dapur umum atau tempat-tempat berkumpulnya para pemuda-pemudi perjuangan di sekitar Alun-alun sampai Tegallega.

Ibu Tuti juga bercerita tentang keterlibatan dan berbagai aktivitasnya dalam LASWI. Tidak hanya sibuk membantu di dapur umum atau PMI, tapi juga ikut mengalami terjun dalam kancah pertempuran, baik di Bandung atau di Ciparay, termasuk berkisah tentang seorang anggota LASWI yang sangat berani, dia memenggal kepala seorang Gurkha dan membawanya ke markas Divisi III Priangan untuk ditunjukkan kepada panglimanya, Kolonel AH Nasution.

Inilah foto yang terpanjang di dinding rumah Ibu Tuti. Foto: IPPHOS/ANRI.

Dalam katalog Arsip Nasional Republik Indonesia, foto ini diberi keterangan: “Laskar Rakyat yang siap menghadapi musuh yang akan mengganggu kemerdekaan Indonesia. Para pejuang yang tergabung dalam Laskar Rakyat sedang duduk bersama di atas sebuah mobil, di antara mereka terlihat juga dua orang pejuang puteri.”

Belakangan, kami  ketahui bahwa ternyata foto itu bukan satu-satunya, ada foto lain yang mirip, dengan pose berbeda, dan dengan tambahan satu orang lain di depan di sebelah sopir. Dari foto yang kedua ini kami dapatkan juga nama-nama pemuda-pemudi dalam foto itu.

Foto kedua dari catatan Sutiko Sutoto. Foto: Repro buku “Bunga Rampai Perjuangan dan Pengorbanan” (Markas Besar Legiun Veteran RI. Jakarta, 1982)

Dalam keterangan fotonya, Sutiko Sutoto menyebutkan nama-nama yang duduk di belakang (kiri ke kanan): Baruno (alm), Tuti Kartabrata, Subagio, dan Hermiyati. Sedang duduk di depan, yang pegang kemudi sebelah kiri adalah Mansur (alm), dan di sebelah kanan menatap pemotret adalah Sutiko Sutoto. Mereka adalah patroli gabungan dari Polisi Tentara dan Laskar Wanita Indonesia. Foto ini dibuat di depan Pendopo Kabupaten Bandung pada bulan November 1945. Kredit fotonya hanya mencantumkan keterangan berupa singkatan “DBR”. Foto yang kedua ini tidak atau belum kami temukan dalam katalog ANRI.

Sutiko Sutoto, kelahiran Palembang 20 September 1929, menjadi anggota BKR Kota Bandung pada tahun 1945. Selanjutnya menjadi anggota Barisan Markas Polisi Tentara (BMPT) Kota Bandung. Setahun berikutnya, menjadi anggota staf bagian penyelidik, Batalyon Polisi Tentara Resimen 8 Guntur yang ikut bertempur di medan laga Bandung Selatan, dan menjadi Wakil Komandan Pleton BMPT Resimen 8 Guntur di medan laga Bandung Timur. Setelah itu ikut hijrah ke Jawa Tengah. ***

Iklan

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s