Ariyono Wahyu Alun-alun biasanya menandakan lokasi ibukota sebuah kerajaan atau kabupaten (bahkan ada juga hingga tingkat kawedanaan atau kecamatan). Sebagai pusat kota, Alun-alun mempunyai fungsi sebagai pusat kegiatan administratif dan sosial-kultural khususnya bagi masyarakat pribumi. Sebagai lahan terbuka (plein) di tengah ibukota, Alun-alun sering dipergunakan untuk berbagai acara. Banyak kegiatan dilaksanakan di Alun-alun, dari mulai … Lanjutkan membaca Mas Alimu dan Hukuman Gantung di Bale Bandung
Tegallega
UNI dan Seabad Dunia Sepak Bola di Kota Bandung: Bagian 2
Wim Kuik,
Kisah Imhofftank di Bandung
Oleh: Aditya Wijaya Pada tahun 1925 di Kota Bandung terbit sebuah desain baru untuk suatu sistem pembuangan dan drainase yang disusun oleh kepala insinyur H. Heetjans. Penerbitan desain ini berhubungan dengan sistem pipa sebelumnya di Bandung bagian selatan yang kondisinya memburuk, terutama akibat penduduk yang kurang memperhatikan aturan-aturan higienis. Saat itu dipikirkan perlunya suatu sistem … Lanjutkan membaca Kisah Imhofftank di Bandung
Sekitar Bandung Lautan Api: “Palagan Bandung” Bagian 3
Oleh: Komunitas Aleut Tulisan ini adalah lanjutan dari tulisan Sekitar Bandung Lautan Api: “Palagan Bandung” Tulisan Bagian 1 bisa dibaca di sini, dan bagian 2 bisa dibaca di sini. PEMBOMAN GUDANG DKA ANDIR DAN CICADAS Tentara Sekutu melihat bagaimana bala bantuan laskar-laskar dari utara ke Lengkong Besar dan mengetahui bahwa jalur yang digunakan oleh laskar-laskar itu … Lanjutkan membaca Sekitar Bandung Lautan Api: “Palagan Bandung” Bagian 3
Mencari Haji Kurdi
Ditulis oleh: Uyung Achmar Kurdi merupakan nama kawasan serta nama jalan dan belasan gang dalam wilayah cukup luas di sisi selatan Tegallega Kota Bandung. Wilayah Kurdi diapit Jalan Moh Toha di sisi timur serta Jalan Inhoftank di sisi barat. Adapun sisi utara dan selatan diapit oleh wilayah Pelindung Hewan dan Karasak. Jalur utama Jalan Kurdi … Lanjutkan membaca Mencari Haji Kurdi
[Catatan] Rasia Bandoeng: Asal Usul Nama Jalan
Oleh: Vecco Suryahadi Saputro (@veccosuryahadi) Alkisah, pada awal abad 20, hiduplah pasangan suami istri bernama Soeridjan dan Bi Emi di Bandung. Rumah mereka di sekitar Tegallega. Pekerjaan mereka ialah mengurus rumah plesiran (bordil) dan isinya. Entah karena terkenalnya rumah plesiran mereka atau apa, kawasan sekitar rumah bordil milik mereka dikenal dengan nama Ijan yang diambil dari … Lanjutkan membaca [Catatan] Rasia Bandoeng: Asal Usul Nama Jalan
Monumen Bandung Lautan Api
Oleh: Irfan Noormansyah (@fan_fin) 24 Maret 1946, langit Bandung tak secerah hari ini. Kepulan asap hitam dan jilatan api merah membara mewarnai jengkal udara di kota ini. Ratusan ribu warga kota Bandung membakar bangunan dan tempat tinggalnya untuk melindungi Kota Bandung dari penjajah. 70 tahun berselang, Kota Bandung telah lahir kembali dengan membawa banyak perubahan … Lanjutkan membaca Monumen Bandung Lautan Api
Tiga Serangkai di Kota Bandung
Bagi mereka, Bandung bukanlah Garden of Allah, atau Parijs van Java. Bandung bagi mereka bukanlah gemerlap kamar bola dan pusat perbelanjaan, bukan pula bangunan Art-Deco.
#PernikRamadhan: Munding dan Alun-alun Tempo Dulu
Oleh: Vecco Suryahadi Saputro (@veccosuryahadi) Coba kita berkeliling sekitar Alun-alun Bandung. Dengan kondisi sekarang, mungkin Alun-alun sangat nyaman untuk digunakan ngabuburit. Tapi, pernah membayangkan kalau sekitar satu setengah abad yang lalu, banyak munding atau kerbau berada di Alun-alun ? Tentu saja tidak! Karena kita hidup di tempo kini dan tidak pernah mengalami masa itu. Lalu, … Lanjutkan membaca #PernikRamadhan: Munding dan Alun-alun Tempo Dulu
Bandung Tak Hanya Di Bagian Utara
Oleh: Arya Vidya Utama (@aryawasho) Bandung tentu saja menjadi kota yang paling penting bagi hidup saya. Dari lahir sampai sekarang sudah di pertengahan kepala dua, hampir 90% hidup saya dihabiskan di Kota Kembang. Semua jenjang studi juga saya jalani di kota ini, mulai dari TK hingga sekarang duduk di bangku strata dua. Pahit-manis dan berbagai … Lanjutkan membaca Bandung Tak Hanya Di Bagian Utara
Tegallega Menakar Selatan-Utara
Oleh: Irfan Teguh Pribadi (@irfanteguh) Barangkali Bre Redana benar, bahwa selain car free day, kita juga sekali-kali mesti mencoba gadget free day. Hal ini saya pahami sebagai sebuah laku pengalaman. Hari Ahad kemarin (3 Mei 2015), waktu ngaleut Tegallega, saya mencoba bertindak sebagai yang meng-update kegiatan ke twitter. Sepanjang perjalanan saya kerap menunduk, ditawan layar … Lanjutkan membaca Tegallega Menakar Selatan-Utara
Tegallega Heurin ku Cangcut Kutang
Oleh: Arif Abdurahman (@yeaharip) Karunya ka urang kidul téh, sok waas nasibna. Contona éta wéh ningan matak aya nu ngarana Konpérénsi Asia-Afrika téh da maranehna kaasup bangsa nu palih kidul. Nagara-nagara nu hirupna malarat, kasiksa ku bangsa nu ti kaler. Kitu deui kuring nu urang Bandung kidul. Aya rasa timbulu lamun ngabandingkeun jeung Bandung belah kaler … Lanjutkan membaca Tegallega Heurin ku Cangcut Kutang
#PojokKAA2015: Nisan dan Pohon KAA 2005 di Tegallega
Oleh: Vecco Suryahadi Saputro (@veccosuryahadi) Setelah dari Jalan Dalem Kaum, dia mengambil angkot ke Tegallega. "Spanduk apa itu? Besar sekali," tanya dia ke penumpang sebelah. "Itu spanduk Konferensi Asia-Afrika, pak," jawab penumpang sebelah ke dia. Karena penasaran, dia berhenti di depan Museum Sri Baduga dan berjalan ke dalam Tegallega. Nisan dan pohon Konferensi Asia Afrika 2005 Saat di Taman Tegallega, dia kaget … Lanjutkan membaca #PojokKAA2015: Nisan dan Pohon KAA 2005 di Tegallega
Siapakah Chabanneau? – Seri Tionghoa Bandung dalam Roman (3)
Seri Tionghoa Bandung dalam Roman (3) Siapakah Chabanneau? Ada informasi yang cukup mengejutkan ketika menelusuri jejak literatur yang menyinggung nama Chabanneau ini. Seorang antropolog, James T Siegel, menguak kabar bahwa ternyata sang penulis roman sesungguhnya adalah seorang pemeras. Cuplikan pemuatan artikel ini (bagian 3) di HU Pikiran Rakyat, Selasa, 17 Februari 2015. Dalam buku Siegel … Lanjutkan membaca Siapakah Chabanneau? – Seri Tionghoa Bandung dalam Roman (3)
Kawin Semarga di Bandung Baheula – Seri Tionghoa Bandung dalam Roman (1)
Berikut ini saya muatkan artikel bersambung tulisan rekan saya, Lina Nursanty, yang membahas sebuah roman baheula dengan latar cerita Kota Bandung di awal abad ke-20. Selamat membaca! Seri Tionghoa Bandung dalam Roman (1) Kawin Semarga di Bandung Baheula Pengantar: Roman lahir untuk melukiskan perbuatan, watak, dan isi jiwa sang tokoh yang lebih banyak membawa sifat-sifat zaman. “Rasia … Lanjutkan membaca Kawin Semarga di Bandung Baheula – Seri Tionghoa Bandung dalam Roman (1)