Momotoran Dewata Tembus Pangalengan

Penulis: Wikayatul Kamila Aku jarang bepergian, dan tak pernah menggunakan motor untuk perjalanan yang cukup jauh. Momotoran dari Bandung ke Ciwidey adalah pengalaman pertamaku. Sebelum pergi, Teh Rani memberiku beberapa link tulisan catatan perjalanan berjudul Dewata, katanya kita akan ke sana. Aku membaca tulisan itu sambil mengemasi barang bawaan. Sebelum berangkat Teh Rani memberiku pesan … Lanjutkan membaca Momotoran Dewata Tembus Pangalengan

Dewata Itu Fana, Solontongan Yang Abadi

Oleh : Elmi Rahmatika F.A (@elmirfaa) Tiga puluh menit menuju pukul enam, telepon berdering nyaring. Dengan kepala berat hasil tiga jam beristirahat, kuperiksa teleponku dan kuangkat. Panggilan dari seorang teman yang sudah kutitipi pesan untuk minta dibangunkan. Tentu saja, aku tidak ingin melewatkan hari besar yang sudah kunantikan. Hari Sabtu pertama di bulan Maret 2018, … Lanjutkan membaca Dewata Itu Fana, Solontongan Yang Abadi

Sepanjang Jalan Dewa(ta)

Oleh : Rulfhi Alimudin Pratama (@rulfhi_rama) Pedati kerbau berjalan di jalanan tengah hutan Gunung Tilu. Roda besi pedati menggilas tajamnya bebatuan. Benturan roda besi dengan bebatuan menghasikan dentuman suara. Suara yang memecah kesunyian hutan Gunung Tilu. Pedati itu membawa teh hijau hasil dari perkebunan teh Dewata menuju Rancabolang. 17 Km harus ditempuh menembus lebatnya hutan … Lanjutkan membaca Sepanjang Jalan Dewa(ta)

Dewata yang Membawa Luka, Tawa, dan Was-was

Petualangan Menuju Dewata | © Fan_fin Oleh: Hendi "Akay" Abdurahman (@akayberkoar) “Kay, ban tukang kempes,” sahut Ervan setengah berteriak. Saya memperlambat laju motor. Kania, partner saya dalam Perjalanan Ngaleut Dewata jilid 2 ini, mengingatkan saya agar menepi jika menemukan tukang tambal ban. Saya mengangguk pertanda mengiyakan. Hujan yang turun dari pagi membuat jalanan basah dan … Lanjutkan membaca Dewata yang Membawa Luka, Tawa, dan Was-was

Catatan Perjalanan: Akhirnya sampai Dewata!

Oleh: Amanda Nafisyah (@nafisyamanda) Pagi itu tanggal 3 Maret 2018 Komunitas Aleut mengadakan kembali kegiatan momotoran ke Perkebunan Teh Dewata. Ini kali kedua, setelah kali pertama kami tak berhasil menginjakan kaki di tanah Dewata karena beberapa alasan. Untuk momotoran Dewata kali ini aku yang sudah mendaftarkan diri dua hari sebelum hari H. Tepat pukul 05.05 … Lanjutkan membaca Catatan Perjalanan: Akhirnya sampai Dewata!

Dewata #2: Tentang Keindahan yang Tak Nampak

Perjalanan Menuju Perkebunan Teh Dewata | © Komunitas Aleut Oleh: Anisa Dwiyanti (@nisa.dy) Jumat malam saya masih mikir-mikir untuk ikut ke Dewata. Sambil ngulet di kasur saya mempertimbangkan banyak hal sampai akhirnya memutuskan untuk pergi, itu pun (masih) sembari mengumbar alasan menyebalkan semacam: kalau nggak ikut berarti saya gagal bangun pagi. Ternyata keesokan harinya saya … Lanjutkan membaca Dewata #2: Tentang Keindahan yang Tak Nampak

Ngaleut Déwata: Tanjakan, Halimun, jeung Béntang

Oleh: Irfan Teguh Pribadi (@irfanteguh) https://2.bp.blogspot.com/-q4vZY_wPkoY/WSRZQJ7KlnI/AAAAAAAAByQ/-ZrFl7bPAYYNLuucc05yRRxLrmN5eKRgQCEw/s1600/IMG_7900.JPG Panon poé geus meleték di belah wétan, basa kuring hudang tuluy gura-giru indit ka cai. Minggu, 30 April 2017, kuring saparakanca rék ngaleut ka Déwata. Indit téh tangtu waé kudu isuk-isuk, da ari pabeubeurang mah pamohalan, teuing boa iraha balik deui ka Buahbatu. Cai karasa nyecep kana awak, ma’lum … Lanjutkan membaca Ngaleut Déwata: Tanjakan, Halimun, jeung Béntang

Menutup April di Rancabolang

Oleh: Chyntiami Ayu Dewi (@chyntiami) Minggu 30 April 2017, Komunitas Aleut mengadakan kegiatan rutinnya, kali ini berjudul Ngaleut Dewata. Konon Dewata adalah nama sebuah perkebunan teh di kawasan Ciwidey yang sudah ada sejak zaman Hindia Belanda. Tidak seperti minggu-minggu sebelumnya, kali ini para peserta datang lebih awal, mungkin karena mereka merasakan apa yang Neneng rasakan, … Lanjutkan membaca Menutup April di Rancabolang

Kau dan Aku Menulis Catatan Perjalanan

Oleh: Arif Abdurahman (@yeaharip) “Nah, yang kayak gini nih bisa dibikin catatan perjalanannya,” ucap saya dengan kagok, antara kedinginan dan grogi. Hanya ada gelap di depan sana. Kami harus balik kanan setelah sadar jalan menuju Patuahwatee yang keluar ke Kawah Putih enggak memungkinkan untuk ditembus. Kami sudah dibuat gila, tapi kegilaan kami belum cukup edan … Lanjutkan membaca Kau dan Aku Menulis Catatan Perjalanan