Sekitar Bandung Lautan Api: Tentang Sebuah Foto

Oleh: Komunitas Aleut

Dalam buku “Album Perjuangan Kemerdekaan 1945-1950; Dari Negara Kesatuan ke Negara Kesatuan” yang diterbitkan oleh Badan Pimpinan Harian Pusat Korps Cacad Veteran R.I. dan Badan Penerbit Alda C.V., Jakarta, 1975, terdapat sebuah foto suasana Bandung Lautan Api. Foto yang dimaksud ada di halaman 59, menggambarkan asap yang membubung tinggi di atas kota dan di beberapa bagian terlihat keadaan kota yang sedang kebakaran. Keterangan fotonya: “Asap mengepul tebal, kerusakan terjadi di mana-mana. Kota Bandung jadi lautan api ……………….”

Di bawahnya ada tulisan:

Baca lebih lanjut
Iklan

Stadion Persib

Oleh: Irfan Noormansyah (@fan_fin)

image

Stadion Persib, lebih populer dengan nama Stadion Sidolig, merupakan cikal bakal lahirnya SSB Sidolig.

Sidolig sendiri merupakan sebuah singkatan dari “Sport in de Openlucht is Gezond” yang artinya “berolahraga di tempat terbuka itu sehat”.
Saat ini Stadion Persib dikenal juga sebagai lokasi mess para pemain serta salah satu stadion yang sering digunakan untuk menggelar latihan reguler.

Satu cerita yang tak banyak orang tahu, bahwa di stadion ini pernah terjadi insiden berdarah yang menewaskan 3 orang tentara belanda dan 1 orang pemain Jong Ambon. Tragedi terjadi saat APRI (Angkatan Perang Republik Indonesia) memaksa masuk ke dalam stadion saat turnamen sepakbola yang digelar Divisi Olahraga S.A.D Belanda. Turnamen ini dilaksanakan sebagai bentuk rasa syukur atas dipulangkannya sisa tentara Belanda menjelang Natal.

Insiden Sidolig ini tak terlepas dengan sentimen masyarakat terhadap tragedi pembantaian warga oleh Tentara Angkatan Perang Ratu Adil (APRA) yang dipimpin Raymond Westerling.

Pabrik Teh Sedep

Oleh: Mooibandoeng (@mooibandoeng)

image

Pabrik Teh Sedep di lingkungan pergunungan yang bener-bener sedep. Selain pabrik, bangunan-bangunan sekitarnya yang selalu menggoda itu, akhirnya dapat terkunjungi juga.

Di dalam rumah Hoofdadministrateur ada plakat yang menyebutkan angka tahun 1930 untuk pabriknya, tetapi cap pada barang-barang rumah tangga menyebutkan angka tahun 1929. Sedangkan palakat khusus untuk hoofdaministrateur menyebut angka tahun 1907 (-1932). Jadi kapan sebenarnya perkebunan ini lahir? :-))

Gereja Katholik Bebas Santo Albanus

image

Bangunan ini merupakan karya Ghijsels yang desainnya rampung tahun 1918, dan dibangun tahun 1919-1920. Walau mengambil nama Katholik, gereja ini tidak memiliki afiliasi dengan Roma.

Setidaknya sejak tahun 2000-an, gereja ini dikenal warga Bandung sebagai tempat kursus Bahasa Belanda.

Cerita lebih lengkap mengenai gereja ini bisa dibaca di https://komunitasaleut.com/2010/02/05/bandungs-lost-symbol/.

Roti Gratis Untuk Bobotoh

imagePanpel Persib membagikan roti dan air mineral gratis bagi Bobotoh yang datang menonton laga final Piala Bhayangkara di Gelora Bung Karno. Roti dan air mineral ini tak hanya dikhusukan bagi mereka yang memegang tiket, namun bagi seluruh Bobotoh yang sedang melintas di daerah ini.

Momen ini diabadikan oleh @kedaipreanger saat bertandang ke GBK untuk menyaksikan laga final Piala Bhayangkara hari Minggu (03/04/2016) kemarin.

Selamat pagi, Aleutians. Selamat beraktivitas di hari Kamis 😊

Pintu Air di Cicendo

image

Warga sekitar menyebut tempat ini dengan nama Bong. Padahal, arti dari bong sendiri adalah pemakaman Tionghoa.

Kok bisa? Hehe, soalnya wilayah pemukiman padat di dekat pintu air ini dulunya memang pemakaman Tionghoa. Entah bagaimana di kemudian hari warga sekitar mengenal bong sebagai pintu air.

Ngomong-ngomong, apakah Aleutians tau nama sungai yang ada di foto ini? 😊

Monumen Bandung Lautan Api

Oleh: Irfan Noormansyah (@fan_fin)

image

24 Maret 1946, langit Bandung tak secerah hari ini.
Kepulan asap hitam dan jilatan api merah membara mewarnai jengkal udara di kota ini.
Ratusan ribu warga kota Bandung membakar bangunan dan tempat tinggalnya untuk melindungi Kota Bandung dari penjajah.

70 tahun berselang, Kota Bandung telah lahir kembali dengan membawa banyak perubahan dan inovasi. Sebuah tugu berbentuk kobaran api bertengger kokoh di Lapangan Tegallega, sebagai pengingat untuk mereka yang hidup di masa sekarang dan di masa yang akan datang.

Karya-karya Irfan yang lainnya bisa dilihat di http://instagram.com/fan_fin