“Engklak-Engklakan” di Saung Angklung Udjo

Oleh: Arif Abdurahman (@yeaharip)

Tampak keraguan, namun timbul senyum tipis darinya, kemudian dengan mantap meraih tangan saya. Memilih memang bukan pekerjaan yang mudah, dan sayalah yang dia pilih. Atas kehormatan ini, saya pun tanpa pikir panjang menyambut tangan gadis kecil itu. Berkebalikan dengan kotak Pandora, seakan ada sebuah kotak berisi segala macam kebaikan yang ada di dunia tak sengaja terbuka ketika tangan kami berdua bertemu. Beragam fragmen kenangan indah ketika masa kecil saya tiba-tiba membuncah keluar.

Seakan-akan suasana Saung Angklung Udjo yang didominasi bambu ini ikut bersekutu, karena saya serasa diajak kembali ke masa kecil saat bermain di ‘kebon awi’; kebun bambu. Ya, sebelum ada Play Store, tanah lapang di kampung yang seringnya dikelilingi pohon bambu menjadi tempat paling representatif untuk ‘mengunduh’ beragam permainan asyik. Dengan konstur tanah yang relatif gembur, ini membuat kita makin berani untuk bermain, berlari dan berjingkrak sepuasnya, karena kalau jatuh pun tak akan terasa sakit. Tak seperti jatuh cinta yang selalu datang sepaket dengan sakit hati.

Berjingkrak-jingkrak sendiri erat kaitannya dengan asal mula penamaan angklung. Ada dua versi sebenarnya, yang pertama bahwa angklung berasal dari kata “kurulung”, yang berarti suara yang dihasilkan alat musik bambu ini. Kedua, bahwa angklung diambil dari kata “engklak-engklakan”, karena pada masa silam orang-orang memainkan alat musik ini dengan cara “engklak-engklakan”; berjingkrak-jingkrak. Terlepas dari benar tidaknya asal kata ini, yang pasti hanya dengan melihat penampilan murid-murid Saung Angklung Udjo senior dan junior memainkan angklung sambil masyuk berjingkrak-jingkrak, ada semacam rasa sukacita yang ikut tertular ke diri ini.

Tepat hari ini lima tahun yang lalu, 16 November 2010, angklung ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda oleh UNESCO dalam Sidang Intergovernmental Committee for the Safeguarding of Intangible Cultural Heritage (IGC-ICH) di Nairobi, Kenya. Dan Saung Angklung Udjo berusaha mewujudkan cita-cita dan harapan Abah Udjo (Alm) yang atas kiprahnya dijuluki sebagai Legenda Angklung, yaitu angklung sebagai seni dan identitas budaya yang membanggakan.

Dalam rangka #AngklungPride5 ini, SAU mengajak Komunitas Aleut!, Bandung Sketchwalk, Bandung Youth Forum, dan beragam komunitas lain untuk menghadiri workshop pembuatan angklung dan pertunjukan bambu pada Minggu kemarin (15/10/15). SAU memberikan gambaran yang cantik tentang keharmonisan diantara alam dan budaya, karenanya, tidaklah mengherankan apabila SAU kini berkembang menjadi sebuah tujuan pengalaman wisata budaya yang lengkap – tempat untuk bisa merasakan kebudayaan Sunda sebagai bagian dari kekayaan warisan budaya dunia.

 

Tautan asli: http://yeaharip.com/2015/11/16/engklak-engklakan-di-saung-angklung-udjo/

Iklan

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s