Oleh: Hani Septia Rahmi (@tiarahmi)
Istilah Bale Nyungcung, bagi generasi muda Kota Bandung bukan lagi menjadi istilah familiar untuk merujuk Mesjid Agung Bandung yang kini memiliki nama resmi Mesjid Raya Provinsi Jawa Barat sekarang. Hal yang wajar karena bentuk atap mesjid tersebut sudah lagi tidak “nyuncung” melainkan kubah setengah bola.
Perubahan atap mesjid yang bernama Mesjid Raya Provinsi Jawa Barat ini terjadi sekitar 60 tahun yang lalu, menjelang Konferensi Asia Afrika tahun 1955. Atas gagasan Presiden Soekarno, mesjid Agung Bandung mengalami perubahan besar-besaran terutama pada bagian atap. Bentuk atap Mesjid Agung Bandung yang nyungcung bertranformasi menjadi kubah persegi empat bergaya timur tengah seperti bawang. Selain itu menara pada bagian kiri dan kanan masjid serta pawestren berikut teras depan dibongkar sehingga ruangan masjid hanyalah sebuah ruangan besar dengan halaman masjid yang sangat sempit.
Perubahan besar-besaran Mesjid Agung Bandung terkait dengan keberadaan Masjid Agung Bandung yang sebagai mesjid terbesar serta paling dekat dari gedung tempat berlangsungnya Konferensi Asia Afrika saat itu. Jumatan pada tanggal 22 April 1955 pada saat berlangsungnya Konferensi Asia Afrika merupakan salah satu alasan perubahan besar-besaran terhadap Mesjid Agung Bandung. Mesjid ini menjadi tempat paling tepat untuk pelaksanaan shalat Jumat para tamu peserta Konferensi Asia Afrika.
****
Dalam menyambut perayaan 60 tahun Konferensi Asia Afrika, Mesjid Agung Bandung serta lingkungan sekitarnya kembali bertranformasi. Dimulai dari tahun 2014 dengan kegiatan renovasi Alun-alun Bandung menjadi lapangan rumput sintesis hingga renovasi bangunan fisik mesjid. Puncak peringatan Konferensi Asia Afrika 2015 jatuh pada hari Jumat, juga menjadi alasan utama renovasi mesjid ini perlu dilakukan. Diagendakan, kepala negara yang muslim akan melakukan shalat Jumat berjamaah di masjid ini seperti 60 tahun yang lalu. Berbagai renovasi dan dilakukan penambahan fasilitas dilakukan sepertii penambahan toilet baru untuk tamu VIP, dan penggantian karpet. Namun lain yang paling baru terliat dari atap mesjid ini adalah pengecatan dua kubah pengiring mesjid menjadi berwarna kuning emas.
Lagi-lagi atap mesjid Agung Bandung bertransformasi! Tahun 1965 atap mesjid berubah bentuk dari “nyungcung” menjadi kubah bawang, tahun 2015 berubah warna dari putih krem menjadi kuning emas.