R.A.A. Martanegara bupati Bandung tahun 1893-1918 lahir tanggal 9 februari 1845. Tidak seperti halnya dengan bupati Bandung lain yang berasal dari keturunan Menak Bandung, beliau berasal dari keturunan bangsawan Sumedang, dari pihak ayah, ia adalah cicit dari Bupati Sumedang Pangeran kornel (1792-1828).
Pengangkatan beliau sbg bupati Bandung tidak berjalan mulus. Di awal pelantikannya sbg bupati, beliau harus menghadapi upaya perlawanan dari kaum bangsawan Bandung yang tidak setuju terhadap pengangkatan dirinya, contohnya adalah peledakkan jembatan Cikapundung saat syukuran pelantikan dirinya dan upaya pembunuhan yang akan dilakukan terhadap dirinya yang akan dilakukan dengan cara meledakkan dinamit yang disimpan dalam kereta yang ditumpanginya. Upaya teror ini gagal dilaksanakan, dan setelah dilakukan razzia serta penyelidikan oleh pasukan Kebupatian maka ditemukan 10 orang yang terlibat dalam rencana pembunuhan itu, 4 diantarany bangsawan Bandung yang salah satunya adl R.R. Somanegara, ayah dari R. Dewi Sartika. Gubernur Jenderal menghukum mereka dengan hukuman pengasingan, kurungan 20 tahun dan kerja rodi.
Walau bukan berasal dari trah Bandung, ternyata beliau berhasil memberi andil cukup besar dalam membangun Bandung menjadi kota Modern. Beliau yang masa kecilnya pernah diasuh oleh Pelukis Raden Saleh dan mengecap pendidikan Ambachtschool (Teknik) memang memiliki pemikiran2 yang modern. Beberapa tindakan beliau dalam pembangunan Bandung diantaranya adalah pengerasan jalan-jalan di Bandung dengan bebatuan, pembangunan fisik, pembenahan jalan Braga menjadi kawasan komersial, dan Groote Postweg sebagai kawasan perkantoran perusahaan-perusahaan Belanda.
Saya tertarik dengan bahasan tentang R.A.A MArtanegara.
ada yang mau saya tanyakan mengenaio karya-karya beliau dalam bentuk karya sastra.
1. Karya sastra apa saja yang beliau tulis?
2. Di mana saya bisa menemukan peninggalan R.A.A. Martanegara??
Mohon jawabannya..
Terima Kasih
Hasil karyanya antara lain “Wawacan Batara rama”, “Angling Darma”, “Babad Nusa Jawa”, “Babad Sumedang” dan “Piwulang Baratusunu”. Penginggalan beliau mungkin bisa ditemukan di museum Geusan Ulun Sumedang.
kebetulan saya lagi menggarap “babad nusa jawa” secara filologis. Naskah yang saya punya adalah salinan dari Naskah Martanagara. mungkin ada yang tahu jelas tempat penyimpanan naskah aslinya???
Kebanyakan naskah ada di keropak Museum Nasional. Coba cek disana
MARTANEGARA hebaat…keturunan OK cicit Pangeran Kornel, kemenakan Pangeran Sugih dari para Bupati Sumedang; well educated…sekolah teknik (Semarang); selera mantaabs…anak angkat Raden Saleh Syarif Bastaman, pelukis kerajaan Belanda yang melukis Penangkapan Pangeran Diponegoro; kediaman (numpang) di Rumah R.Saleh di Cikini Batavia dgn halaman Deerrenten (kbn binatang). Naaah..peletak tata kota parijs van java, dan militerj garnizoon Tjimahi, fasih berkomunikasi dgn Schomacher dan Karsten arsitek Belanda…..ckckckck…bukan maeen.
Betul sekali, beliau adalah salah satu Putra Terbaik Priangan… Bapak modernisasi Bandung…