Bandung merupakan pusat pergerakan bagi beberapa tokoh bangsa, diantaranya Tjipto Mangoenkoesoemo (1886-1943). Dimulai dengan pertemuannya dengan Douwes Dekker di Surabaya yang membawanya ke Bandung. Tjipto kemudian bergabung dengan redaksi harian De Express Pimpinan DD, harian ini yang mempelopori pendirian Indische Partij.
Tanggal 25 Desember 1912 Indische Partij didirikan di Bandung, dengan DD sebagai Ketua dan Tjipto sebagai wakilnya.Saat itu anggotanya telah mencapai 7300 orang di seantero Jawa. Tanggal 19 Juli 1913 harian De Express menerbitkan artikel “Als Ik Nederlands Was” (Andaikan Saya Seorang Belanda) karya Suwardi Suryaningrat yang mengecam penjajahan Belanda, akibatnya pada rabu 30 Juli 1913, Tjipto, Suwardi Suryaningrat, Abdul Moeis dan Wignjadisastra ditahan di Bantjeuj atas perintah T.J. Janssen (Residen Priangan). Pada bulan Agustus, Tjipto dan DD dibuang ke Belanda.
Tjipto menjadi anggota Volksraad Tahun 1918-1920, setelah itu ia kembali tinggal di Bandung tepatnya di daerah Tegalega bersama istrinya (Nyonya Vogel). Di rumah itu ia membuka usaha dokter partikulir. Selain itu ia juga punya rumah dan tanah di Ujungberung yang digunakannya untuk bertani. Karena tetap mengadakan pergerakan, Belanda kemudian membuangnya ke pulau Banda di tahun 1927. Pembuangan ini merusak kesehatannya.Tjipto Mangoenkoesoemo wafat tanggal 8 Maret 1943 di Jakarta.
k’sadness, ini yg namanya di abadikana jadi nama rumah sakit di jkt ya??
Betul, beliau kan seorang dokter juga,,,