Foto Keluarga Biotour 4 | Foto Komunitas Aleut

Kali ini kami hadirkan kesan-kesan singkat dari dua orang yang terpilih untuk mengutarakan sedikit pengalamannya mengikuti kegiatan Biotour.

Peserta ‘tetap’ Biotour nih, Ibu Rini Cris. Beliau selalu hadir di setiap kegiatan Biotour yang diadakan oleh Indischemooi. Bagaimana pengalaman beliau dalam mengikuti Biotour 5 kali ini. Simak saja ceritanya di bawah ini!

April Mop 2018 bertepatan dengan diadakannya kegiatan Biotour 4 Gedung Sate dengan tema Botani, Farmakologi, Arsitektur Lanskap.

Di bawah rindangnya Pohon Ketapang Laut dimulailah kegiatan biotur yang dibuka oleh Bang Ridwan Hutagalung, terkesan romantis memang…

Perjalanan berlanjut mengelilingi Gedung Sate sesuai dengan arah jarum jam.
Untuk seluk beluk tanaman disampaikan oleh kang Surya “Ipin” Dwipa dan segi farmakologi oleh mbak Nurul. Menikmati keindahan taman sambil mempelajari manfaat tanaman tertentu merupakan konsep biotour ini, dalam penyampaian materi yang santai non formal sesekali terdengar celetuk dan canda tawa para peserta maupun pemberi materi, asik sekali bukan.

Sesampainya di taman depan dijelaskan konsep landscape taman oleh teh Mariana Putri. Ia bercoleteh “pemilihan tanaman harus disesuaikan dengan estetika konstruksi gedung untuk menambah keindahan bangunan itu sendiri, jadi tidak asal menanam tanaman saja. Di situ diketahui bahwa salah satu dari 4 palem di depan taman, ada yang masih palem yang pertama ditanam di taman itu loh teman…” Setelah lelah kaki melangkah, diakhirilah dengan sruput teh fenomenal oleh kang Oza. Salah satu master piece teh Indonesia. “Teh Hitamnya benar-benar enak loh kang.” Saat lidah dimanjakan oleh nikmatnya teh, mata disuguhi dengan keindahan taman dan arsitektur bangunan, ditambah dengan sepoi angin, benar-benar refreshing yang sangat menyenangkan….

Perjalanan kali ini ditutup di puncak menara Gedung Sate yang memiliki pemandangan yang ciamik. Dari sini kita dapat melihat kota Bandung 360 derajat loh. Jika kita memandang ke arah utara, dapat kita tarik garis lurus imajiner Gasibu, Monumen Perjuangan dan Gunung Tangkupan Parahu, sesuai dengan konstruksi awal dibangunnya Gedung Sate. Jika ingin tahu lebih banyak silahkan ikuti tour di museum gedung sate.

Terima kasih untuk @indischemooi @KomunitasAleut @museumgedungsate @indonesian.ypg @pdiaijabar atas pengalaman tak terlupakan ini.

PS. Salam Pegagan

Cerita kedua kami punya dari gadis manis asal Ciumbuleuit bernama Nisa.

Ini penggalan kegiatan saat sesi kelas pengenalan teh di Biotour Gedung Sate. Pematerinya tuh kak Oza, salah satu dari lima #teablender yang ada di Indonesia (asli, profesinya langka banget)

Materi yang disampaikan di kelas ini adalah sejarah teh, terus dilanjut dengan mengenal kualitas teh dari yang b aja sampai dengan yang premium, cara nyeduh yang baik dan benar, icip-icip teh, dan lain sebagainya (aku gak nyimak sampe beres karena jobdesc). Yang jelas, belasan menit duduk di bawah pohon rindang untuk nyimak materi ini tuh asik banget.

Sebelum kelas pengenalan teh, peserta diajak keliling taman di Gedung Sate dulu sambil kenalan sama tumbuhan-tumbuhan yang ada di sana. Daaaaan, aku gak ikutan (lagi-lagi) karena jobdesc.

Tapi-tapi-tapi, aku kebagian untuk ngedampingin peserta naik ke atas menara Gedung Sate setelah kelas ini. Gilak, pemandangan kota Bandung dari atas sana keren banget sih. Terutama bagian yang menghadap utara. Tapi-tapi-tapi kepalaku langsung sakit begitu sampe di atas, gak tau kenapa. Mungkin aku gak biasa melihat yang indah-indah (heleh). Overall, Biotour #4 kemarin itu terseru sih, menurutku.

Dan,

dari sekian rangkaian kegiatan, kenapa coba cuma foto ini yang aku posting? Karena cuma ini foto yang kupunya. Ya, ya, ya. Dalam beberapa kondisi kebiasaan aku ini bisa dibilang buruk huhu, males ngeluarin handphone lalu capture a moment dan blah blah blah. Jadinya seada-adanya aja kan 😌

Yha gimana lagi yha.

(Komunitasaleut.com)