Oleh: Arya Vidya Utama (@aryawasho)
Kemacetan merupakan problematika yang umum terjadi di banyak negara, tak terkecuali di Indonesia. Meningkatnya jumlah penduduk dan jumlah pengguna kendaraan pribadi hanyalah dua dari banyak factor penyebabnya. Berbagai cara dan saran untuk menanggulanginya sudah dilakukan, namun layaknya sinetron Tukang Bubur Naik Haji, permasalahan ini tak kunjung usai.
Di dalam kemacetan ini, emosi menyulut mereka yang ada di dalamnya layaknya api yang menyambar bensin. Umpatan berterbangan tak terkendali, terkadang menimbulkan argumenn antar pengendara. Salah sedikt, senggolan antar kendaraan terjadi. Argumen melayang, tak sedikit yang juga berakhir dengan adu jotos.
Loh, sekarang kan bulan Ramadhan, bulan yang penuh berkah. Bukankah umat Muslim seyogianya menjaga hati dan perkataan di bulan Ramadhan? Namanya juga manusia yang seringkali berbuat salah, umpatan dan argumen di tengah kemacetan tetap saja terjadi. Keinginan untuk berbuka puasa di rumah bersama keluarga membuat para pengendara tergesa-gesa dalam berkendara.
Mengapa tak mencoba berpikiran positif? Kemacetan bisa menjadi ajang ngabuburit bersama dengan ribuan pengendara lainnya. Cukup dengan bekal sebotol air minum di tas, nikmati saja kemacetan yang tampak di depan mata. Akan lebih baik lagi jika menyiapkan ta’jil ringan seperti kurma untuk dibagikan dengan pengendara lain. Emosi bisa dihindari, sekaligus mendapat ganjaran pahala dari ta’jil yang dibagikan.
Masih merasa sulit untuk menikmati kemacetan di bulan Ramadhan? Anggap saja kemacetan ini adalah latihan dalam menghadapi kemacetan saat mudik. Toh saat mudik nanti kemacetan adalah perkara yang akan selalu kita hadapi di sepanjang perjalanan. Tak akan bisa untuk dihindari sekeras apapun kita berusaha.
Tautan asli: https://aryawasho.wordpress.com/2015/07/12/kemacetan-dan-bulan-ramadhan/
Menjelang buka pasti leubih macet….
https://ciburuan.wordpress.com/2015/06/30/patalimarga-anu-padedet-manjing-buka-puasa/