Oleh: Arya Vidya Utama (@aryawasho)
Ada pemandangan unik saat saya main lagi ke Alun-alun Bandung sore hari ini. Alun-alun terlihat lebih sepi, tak lagi terlihat penuh sesak seperti 3 bulan yang lalu saat baru diresmikan. Awalnya saya kira ini hanya terjadi di hari kerja saja, namun setelah saya ngobrol dengan salah satu teman, hal ini juga terjadi di akhir pekan. Meskipun masih terlihat penuh di akhir pekan, namun keramaiannya tetap tak seperti yang dulu.
Sekarang keramaian bergeser ke sekitar Gedung Merdeka dan Museum Konferensi Asia-Afrika. Banyak orang yang berfoto-foto di sekitar kawasan ini setelah ruas Jl. Asia-Afrika punya wajah baru. Bangku duduk, lampu jalan baru, pot bunga, dan trotoar yang polanya yang baru menjadi daya tarik tersendiri. Apalagi terhitung 15 April 2015 di sekitar kawasan ini sudah dipasang 109 bendera negara Asia-Afrika yang menambah daya tarik Gedung Merdeka dan Museum Konferensi Asia-Afrika
Mungkin orang-orang mulai bosan dengan Alun-alun, sehingga perlahan Alun-alun mulai kehilangan pamornya. Mungkin juga Alun-alun tak seindah dulu, sehingga kita memilih untuk mencari tempat indah yang lainnya. Atau mungkin, kita semua ini senang dengan tren musiman.
Entah kenapa saya lebih melihat kemungkinan terakhir sebagai alasan yang paling logis. Fenomena ini bukanlah yang pertama kali terjadi. Masih ingat dengan ikan lohan? Anterium? Sepeda fixie? Saat sedang kekinian di masanya, ketiga komoditas ini begitu mahal harganya. Sekarang? Tak dari keduanya berharga mahal dan sudah dilupakan begitu saja. Sekarang, tren batu akik sedang sangat in. Entah sampai kapan tren ini akan bertahan, sebelum kemudian dilupakan lagi begitu saja seperti yang sudah-sudah.
Kalau kata temen saya sih, ini adalah “kaset baru, lagu lama”.