Ngaleut Perdana: Bandung Kota Pendidikan

Oleh: Arif Abdurahman (@yeaharip)

ngaleut pendidikan 2

Bersyukurlah, kalau perlu langsung sujud syukur. Sebab kita lahir di zaman yang setidaknya sedikit lebih baik, hidup di era kapital ketimbang kolonial. Ya, meski pendidikan sudah dikapitalisasi, tapi lebih mending daripada pendidikan politik etis penuh intrik dan diskriminatifnya Belanda. Pada masih bisa mencicipi nikmatnya bersekolah kan?

Berbicara soal pendidikan, saya rupanya melupakan salah satu elemen penting dari hal ini: menulis. Sebuah kesalahan besar karena ga mencatat pemaparan yang disampaikan saat Ngaleut. Ilmu adalah buruan dan tulisan adalah ikatannya, maka ikatlah buruanmu dengan tali yang kuat. Duh saya hilap pesan Imam Syafii ini.

Jadi harap maklum info yang bakal saya sampaikan cuma secuil dan mungkin ga valid. Masih anak bawang di Komunitas Aleut, dan ini ngaleut perdana saya.

ngaleut pendidikan 1

Gambaran tentang kondisi pendidikan modern di era kolonial pada awal abad 20 sebelumnya telah sedikit saya ketahui berkat roman Tetralogi Bumi Manusia-nya Pramoedya. Selain sebagai politik etis, pembangunan fasilitas pendidikan di Hindia Belanda bertujuan dalam misi zending juga sebagai pencetak sumber daya manusia yang murah.

Bandung saat itu akan diplot untuk dijadikan pusat pemerintahan Hindia Belanda. Beragam infrastruktur dibangun, salah satunya fasilitas pendidikan. Iklim sejuk yang dimiliki seperti di Belanda sana juga menjadi alasan tepat Bandung untuk dijadikan kota pendidikan.

ngaleut pendidikan 3

Theodore Conrad Van Deventer, yang namanya diabadikan menjadi nama jalan di kawasan Sumur Bandung, merupakan tokoh politik etis yang menekankan akan pentingnya edukasi, migrasi, dan irigasi bagi pribumi. Pada masa politik etis inilah, sifat sekolah diubah dari elitis menjadi populis. Salah satu usaha Van Deventer dan istrinya adalah mendirikan Yayasan Kartini, yang kemudian menelurkan Sekolah Kartini sebagai wadah kepedulian bagi pendidikan khusus kaum perempuan muda pribumi.

Nah, Sekolah Kartini di Jalan Van Deventer inilah lokasi terakhir ngaleut kemarin. Berawal dari Balai Kota, menyusuri Jalan Merdeka dari Santa Angela menuju Unpar dan dilanjutkan ke Santa Aloysius. Kemudian ngaleut menuju SMA paling ngehits di Kota Bandung, SMAN 5. Lalu terus ke Bala Keselamatan.

Oh ya belum dijelasin nih, ngaleut itu artinya berjalan beriringan. Aktivitas rutin yang diadakan Komunitas Aleut untuk menyusuri jalan Kota Bandung untuk mempelajari sejarahnya. Dan setelah sekian lama cuma bisa memantau akun twitternya, akhirnya saya bisa ikutan ngaleut juga.

Untuk urusan jalan kaki keliling Bandung sih udah biasa, jalan sendirian tapi. Soalnya banyak bangunan unik dan antik di kota ini. Sekaligus sekarang lagi terobsesi sama street photography, semoga dengan ikutan ngaleut ini bisa sambil belajar. Selain itu, motif lainnya ikutan ya buat kardio dan nambah teman aja, mungkin juga pacar.

Sumber: Irfan Akbar Budiman

Tautan Asli: http://arifabdurahman.com/2014/09/16/ngaleut-perdana-bandung-kota-pendidikan/

 

 

Iklan

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s