Oleh: Ghera Nugraha (@vonGNR)
BD – CMI – PWK – CKP – CN – TG – PK – SMT
Bandung – Cimahi – Purwakarta – Cikampek – Cianjur – Tegal – Pekalongan – Semarang Tawang
Bagi masyarakat Indonesia di Pulau Jawa, moda transportasi masal Kereta Api sudah tidak asing lagi. Bahkan di beberapa kota besar seperti Jakarta, Bandung, Semarang, dan Surabaya, mereka memiliki rute perjalanan khusus di dalam kota atau yang suka disebut KRL atau Commuterline. Sebenarnya di Pulau Sumatra juga sudah terdapat rel kereta api berikut rutenya, walaupun belum menyambungkan Sumatra Selatan hingga D.I. Aceh.
Perjalanan menuju Semarang ini dimulai dari Stasiun Bandung.

Senja itu di Stasiun Bandung

Atap Bangunan Utama Stasiun Bandung
Stasiun Bandung atau Stasiun Hall (BD) yang menjadi tempat pertemuan kami berada di ketinggian 709 mdpl. Berdasarkan buku Wajah Bandoeng Tempo Dulu (1984) karangan Haryoto Kunto, stasiun ini dibangun berdasarkan kebutuhan moda transportasi penunjang para pemilik perkebunan disekitar kota Bandung sekitar tahun 1870. Pada 17 Mei 1884 stasiun ini diresmikan, seiringan dengan dibuka jalur kereta Batavia– Bandung melalui Bogor dan Cianjur. Bupati Bandung pada saat itu adalah Koesoemadilaga. Para Preangerplanters (tuan tanah Priangan) mulai membangun gudang – gudang penyimpanan yang mendekati jalur kereta api ini, mulailah dibangun gudang-gudang penimbunan barang di beberapa lokasi dekat Stasiun Bandung, yaitu Jalan Cibangkong, Jalan Cikuda-Pateuh, daerah Kosambi, Kiaracondong,Braga, Pasirkaliki, Ciroyom, dan Andir.

Tampak depan ruang VIP stasiun Bandung

Anggota komunitas Aleut duduk di sofa putih, di dalam ruangan VIP

Ibu – ibu sedang arisan, bukan deng. Ini ketika Ibu Rembulan sedang memberikan pengarahan.

Sambutan dari Kepala DAOP 2 didampingi MC, dan Ibu Vice Director Bisnis Dept. PT. KAI.

Bekel dari panitia untuk perjalanan kali ini, bukunya sih bawa sendiri. Asyik tas baru..
Tempat pertemuan para bloger dan instagramer itu menempati sebuah bangunan di timur laut pintu utara Stasiun Bandung, ruangan itu diperuntukan untuk para tamu VIP perusahaan yang tahun ini berumur 70 tahun. Selayaknya ruangan VIP, ruangan itu berintegrasi dengan kamar mandi pribadi, mushola, hingga jalan khusus untuk menuju peron. Berdasarkan jadwal para peserta travelingbytrain VI ini diharapkan untuk datang pada jam 19.00 wib. Setelah melakukan registrasi dibagian pintu masuk, para peserta dibagikan daypack, dan buddy bag yang berisikan buku, topi, kaos, gantungan kunci dan brosur – brosur PT. Kereta Api Indonesia.

Bagian luar kereta wisata Priority K1 0 14 01 JAK

Sedikit gambaran betapa nyamanya kuris Kereta Wisata Priority

Fasilitas karaoke, kamar mandi, dan area mini bar yang nyaman.

Cemilan yang tersedia selama perjalanan. Enyaaak..
Memasuki jam 21.20 kami bergegas mendekati peron 4, dan selanjutnya kamimelakukan prosesi foto bersama di depan pintu masuk utara stasiun Bandung. Di peron tersebut sudah siap satu rangkaian kereta yang warnanya berbeda di bagian belakang. Kereta itu bertuliskan Priority (K1 0 14 01 JAK).
Kereta tersebut memang kereta khusus wisata. Dari segi interior, eksterior, dan fasilitas yang disediakan di kereta yang dibuat tahun 2014 ini memang berbeda. Mulai dari kursi berlapis kulit sintetis yang lembut dan halus, kamar mandi yang menyerupai kamar mandi hotel, sebuah dapur kecil yang menyipkan makanan dan minuman hangat, hingga fasilitas karaoke. Kursi ini juga dilengkapi layar LCD berukuran 5″ dengan database film box office dan KATV yang menayangkan sejarah kereta api Indonesia. Sedangkan fasilitas Wi-Fi sedang dalam tahap pengembangan.

Ini merupakan penampakan lokomotif yang menarik rangkaian kereta malam itu.
Kereta api wisata ini hanya menampung 28 penumpang. Berdasarkan informasi dari operator, kereta ini bila tidak digunakan biasa mangkal di Dipo Gerbong Jakarta Kota (JAK). Kereta ini keluar dipo bila saat mendapatkan perawatan ke stasiun Manggarai atau dipesan oleh rombongan. Kereta wisata Priority ini biasanya digunakan keluarga Anang (anggota DPR) bila berwisata atau berpergian bersama keluarganya. Kereta ini dapat menempel pada semua rute kereta yang ada di pulau Jawa. Seperti pada saat travelingbytrain VI ini, kereta wisata Priority ini menempel pada KA 68 Harina yang ditarik lokomotif (CC 206 13 80) rute perjalanan Bandung (BD) – Surabaya Pasar Turi. Terdapat hal cukup unik untuk kami perjalanan dari Bandung (BD) hingga Cikampek (CPK), kami menjadi rangkaian terakhir dengan menghadap depan. Setelah Stasiun Cikampek (CPK), lokomotif (CC 206 13 80) langsir sehingga gerbong kami menjadi rangkaian pertama. Ini hal yang menarik buat saya karena kami tidak memutarkan kursi, sehingga selama perjalanan Cikampek (CPK) – Semarang Tawang (SMT) kita seperti berjalan mundur.












Tepat pada pukul 5.00 wib rangkaian kereta memasuki stasiun Semarang Tawang (SMT). Stasiun Semarang Tawang sendiri merupakan sebuah stasiun yang terletak pada ketinggian 2 mdpl. Stasiun ini diresmikan oleh Nederlansch Indische Spoorweg Maatschappij (NISM) pada tanggal 1 Juni 1914. Stasiun ini dibangun untuk stasiun penumpang. Sayangnya area ini sering terkena banjir sejak awalnya berdiri hingga kini.
Tawang sendiri diambil dari nama desa tempat stasiun itu dibangun. Berdasarkan KBBI Tawang itu dapat diartikan ruang di antara langit dan bumi; awang-awang. Entahlah apa sebenarnya arti Tawang itu bagi penduduk sekitar, karena saya tidak sempat mendapatkan narasumber yang dapat menceritakan stasiun Tawang ini dengan lengkap. Di stasiun Tawang inilah perpisahan kami dengan kereta api wisataPriority (K1 0 14 01), dan dimulailah petualangan di Kota Semarang.
Terdapat beberapa yang buat saya cukup mengganjal selama perjalanan. Pertama, perjalanan yang dilakukan di malam hari, sehingga pemandangan pun hanya gelap gulita. Kedua ,dalam film tentang Lawang Sewu disebutkan bahwa perang 5 hari di Semarang yang menewaskan banyak anggota AMKA (Angkatan Muda Kereta Api) dan pemuda Semarang itu disebutkan pada tanggal 14 – 19 Agustus 1945, sedangkan sepengetahuan saya dan beberapa sumber bahwa perang itu terjadi tanggal 14 – 19 Oktober 1945. Padahal film tersebut diproduksi tahun 2010, sehingga artinya sudah 5 tahun ini kesalahan itu tidak diperbaiki. Mungkin karena tidak ada yang perhatikan atau mungkin karena tidak ada yang menonton film itu.
Tanpa menghiraukan hal yang menganjal buat saya tersebut, saya sangat mengapresiasi sebuah kelompok kerja yang apik dan sistematis yaitu Altourtravel yang sudah mengundang dan memberikan kesempatan saya untuk merasakan kereta api wisata Priority (harga sewanya 25 juta sekali jalan berdasarkan website http://indorailtour.com/kereta-wisata/priority ). Tak lupa pada PT. Kereta Api Indonesia yang sudah mau menerima kami para pemuda dan pemudi bangsa Indonesia ini untuk mengenal lebih jauh PT KAI dengan gratis, tanpa kelaparan sedikit pun (full service). Untuk perusahaan pemerintah yang pada tanggal 28 September 2015 ini akan berumur 70 tahun, saya merasa bangga menjadi pengguna moda transportasi darat ini. Semoga terus meningkatkan pelayananya, Selamat Ulang Tahun PT. Kereta Api Indonesia ke 70 tahun !!!!
Bila berminat menaiki dan booking kereta wisata ini bisa menghubungi Indorail Website, atau bisa juga langsung menghubungi kantor pusat PT. Kereta Api Pariwisata di Stasiun Gambir (Jakarta), Juanda (Jakarta) dan Bandung (Bandung).
Tautan asli: https://awasenak.wordpress.com/2015/09/20/bandung-bd-ke-semarang-tawang-smt-dengan-kereta-wisata-priority/