Legenda Roro Anteng & Jaka Seger

Oleh:Ridwan Hutagalung

Ini adalah legenda tentang asal mula upacara Kasada bagi masyarakat Tengger. Walaupun berlatar budaya Hindu, namun upacara ini tidak ditemukan dalam kebudayaan Hindu lain selain Tengger. Biasanya dilakukan pada tanggal 15 (purnama) pada bulan keduabelas (Kasada) dan dimulai pada pukul 02.00 hingga 07.00. Pada saat itu orang Tengger akan mengambil air suci atau tirta dari Gunung Widodaren, lalu menyucikan jiwa (nglukat umat) di lautan pasir (poten) di bawah Gunung Bromo.

Roro Anteng dan Jaka Seger adalah sepasang suami-istri yang tidak memiliki keturunan. Karena itu mereka mengajukan permohonan kepada Hyang Widhi di bibir kawah Bromo. Mereka berjanji, bila mendapatkan anak, maka salah satu dari anak mereka akan dikurbankan ke kawah Bromo sebagai tanda terimakasih.

Ternyata permohonan Roro Anteng & Jaka Seger dikabulkan. Mereka dikaruniai 25 orang anak. Pasangan ini sangat berbahagia. Saking bahagianya, mereka lupa janji. Akibatnya, dari kawah Bromo muncul letusan-letusan berapi dan muncratan lahar, pada saat yang sama, cuaca pun menjadi sangat buruk.

Roro Anteng & Jaka Seger teringat akan janji mereka. Bersama dengan ke-25 anaknya, mereka mendatangi bibir kawah Bromo dan memohon ampunan atas kesalahan yang telah mereka perbuat. Keluarga ini terus berdoa di bibir kawah dalam cuaca mendung, gelap, disertai sambaran-sambaran halilintar.

Tak disangka, Raden Kusuma, salah satu anak suami-istri ini, tersambar petir hinga terjatuh ke dalam kawah Bromo. Setelah agak tenang dari kepanikan, terdengarlah gemuruh dari dalam kawah yang disertai suara Raden Kusuma, “Wahai, Ayah dan Ibuku serta saudara-saudaraku semua, hidupku sudah tentram dan aku sudah berkorban untuk kalian semua. Karena itu, hiduplah dengan rukun dan berbaktilah kepada Sang Hyang Widhi. Jangan memikirkan aku. Pesanku, kirimkanlah sebagian hasil ladang tanah ini ke kawah dan lakukanlah pada saat purnama pada bulan Kasada.”

Sejak itu, upacara Kasada dilakukan oleh orang-orang Tengger.

Legenda dan berbagai hal mengenai orang Tengger berhasil dikumpulkan dan dicatat oleh seorang javanolog Belanda bernama van Hien pada awal tahun 1900-an. Hasil catatannya kemudian dibukukan dalam tiga jilid De Javaansche Geestenwereld yang diterbitkan oleh G. Kolff & Co., Batavia, pada tahun 1935. Berdasarkan pada ketiga buku van Hien dan ditambah dengan sumber-sumber lain, Capt. R. Suyono menulis buku Mistisisme Tengger yang diterbitkan oleh LkiS pada tahun 2009. Dari buku terakhir inilah kisah Roro Anteng & Jaka Seger saya tuliskan ulang untuk Geotrek Indonesia.

Iklan

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s