Kira2 tahun 1333 seorang raja bernama Sri Baduga Maharaja mendirikan ibu kota Padjajaran yg disebut Pakuan. Raja inilah yang pada tahun 1357 bersama para ksatrianya pergi ke Majapahit untuk mempersuamikan putrinya, dan berujung pada terjadinya perang Bubat.
Setelah perang Bubat, Padjajaran tidak lenyap, namun untuk sementara mengirim upeti ke Majapahit. Setelah masa Paregreg, barulah masa penaklukan berakhir dan Padjajaran berdiri sendiri. Daerah kekuasaanya mengalami perluasan, bahkan kala itu Kerajaan Cirebon berkewajiban mengirimkan upeti kpd Padjajaran, yaitu berupa Terasi !
oleh : Muhammad Ryzki Wiryawan
sepengatahuan saya kerajaan Galuh yang mempersuamikan putrinya ke majapahit,,,dan gugur di Bubat…beseerta rajanya Niskala Wastukancana yg merupakan kakeknya Sri Baduga,
sedangkan Sri Baduga Maharaja baru lahir tahun 1482 meninggal/tilem tahun 1521…di pakuan..
terima kasih…
maaf, info yang diberikan kang ryzki memang bagus, tapi apa sudah didukung bukti-bukti, saya mencoba utk memberi perbandingan:
Perang Bubat/Pasunda Bubat yang termaktub dalam Carita Parahiyangan, Pararaton maupun Kidung Sundayana terjadi di masa Prabu Raju Wastu atau dikenal Rahyang Niskala Wastu Kancana di dalam Naskah Siksa kan da ang karesian yang keratonnya terletak di kota Kawali dengan keratonnya bernama Surawisesa (Poesponegoro & Notosusanto [Eds.], 1993: 365).
maksud dari Rahyang Niskala Wastu Kancana adalah sebutan dari Prabu Maharaja, yang mempunyai anak bernama Niskala Wastu dan ketika Peristiwa Perang Bubat terjadi, Niskala Wastu masih kecil.
nama padjadjaran tidak ada, yang ada Pakuan Pajajaran. Pakuan Pajajaran ada setelah Niskala Wastu menjadi Raja Kerajaan Sunda di Kawali, kemudian tahta digantikan anaknya yakni Tohaan di Galuh yang mendirikan Pakuan Pajajaran.
Memang ada beberapa versi mengenai Perang Bubat dan sejarah kerajaan Sunda, sy juga senang sekali dengan koreksi yang diberikan karena menambah wawasan mengenai topik tersebut. Mengenai tulisan di atas, merupakan kutipan asli yang menerangkan gambar di atas, saya ambil dari buku Sedjarah Indonesia karangan Anwar Sanusi tahun 1957, saat itu informasi mengenai kerajaan sunda memang belum memadai seperti sekarang..
Nama Padjajaran memang hanya disebutkan setelah kerajaan ini tidak lagi eksis, sy lebih suka menyebutny kerajaan Sunda.
Setelah saya cari lagi, Penyebutan Sri baduga Maharaja dalam perang Bubat didasarkan pada teori Poerbatjaraka, walau kesimpulan itu dibantah Carita Parahyangan dan sumber2 lain, Keterangan lebih lengkapnya ada salah satunya di buku Prabu Siliwangi karya Moh. Amir Sutaarga…
*wah sejak kapan ada perang bubat? *sejak kapan peristiwa itu menghasilkan penaklukan majapait atas sunda? *sejak kapan sunda membayar upeti ke majapait? *Sejak kapan sunda memperluas wilayah? *sejak kapan cirebon membayar upeti ke pajajaran?
*peristiwa bubat bukan perang, tetapi tragedi karena penghianatan. *Sunda tidak pernah ditaklukan siapapun hingga punah dikeroyok cirebon-banten-demak. *sunda tak pernah memberi upeti kepada siapapun. *sunda tidak pernah memperluas wilayah atau menjajah negara lain, cirebon memang sudah bagian dari sunda sejak awal, namanya muara jati *jaman Sribaduga cirebon didirikan oleh walangsungsang (anak sulungnya dari permaisuri subanglarang) di bekas muara jati dan berstatus perdikan (merdeka) tidak bayar upeti, apalagi terasi doang. sribaduga bukan pendiri pajajaran, ia penerus raja2, kerajaan sunda sudah ada sejak masa tarumanagara abad ke5. Wilayah sunda yang kadang disebut pajajaran, kadang galuh-pakuan itu dari dulu tidak memperluas malah menciut. Aslinya terbentang dari lampung hingga purwokerto (sungai serayu). kemudian hari wilayahnya banyak yang hilang karena dimerdekakan atau direbut, misalnya sunda kalapa oleh aliansi cirebon-demak, banten, dll.
Kalau baru sebatas itu tulisannya lebih baik jangan diupload, bisa menimbulkan syak di masyarakat, kasihan.Peta memang benar scan dari buku.