Oleh: Arif Abdurahman (@yeaharip)
Beberapa hari menuju hari raya komemorasi 60 Tahun Konferensi Asia-Afrika, hujan masih sering mengguyur Kota Bandung. Kemungkinan besar hujan pun akan turun pada acara puncak peringatan KAA 2015 yang dihadiri para kepala negara dan delegasi negara Asia-Afrika. Tentunya ini dikhawatirkan dapat menghambat jalannya prosesi acara.
Sebagai bangsa yang menjunjung tinggi klenik, pastinya menghadirkan sang pawang hujan untuk suksesnya sebuah hajatan jadi suatu keharusan. Dan usulan non ilmiah ini justru datang dari seorang Kapolda Jabar.
| Republika – Kapolda Jabar Usulkan Pawang Hujan dalam Peringatan KAA
Soal pawang hujan ini, ada sebuah cerita unik dari KAA 1955 silam yang saya temukan dari Bandung Connection-nya Ruslan Abdul Gani. Gara-gara hujan, atap Gedung Merdeka ada yang bocor saat perhelatan akbar ini berlangsung.
Tak mau dipecundangi lagi dengan sindiran “beggars who never learn”, pengemis-pengemis dungu yang tak pernah maju-maju. Sebuah ejekan kepada Indonesia karena kejadian memalukan di Konferensi Bogor sebelumnya soal jeleknya sarana prasarananya. Maka panitia pun gerak cepat memperbaiki atap dan mengepel lantai sampai mereka harus menanggalkan pakaian cuma berbalut kaos sangsang dan kolor. Untungnya insiden memalukan ini bisa diatasi dengan perjuangan tadi.
Sebenarnya hal ini telah diperhitungkan oleh panitia lokal dengan menyewa jasa paranormal guna menyingsingkan hujan. Dari kekuatan magis lewat keris, sapu lidi, lombok merah, bahkan kolor yang dilempar ke atas atap Gedung Merdeka, namun ternyata ajian mereka melempem. Hujan tetap turun.
Kalau manusia bisa memanipulasi gejala meteorologi berarti global warming bukan menjadi isu yang perlu ditakuti dong.
Nah, jika berkaca pada KAA 1955 tadi, di saat klenik masih kuat ketimbang hari ini, sang pawang hujan terbukti gagal mengubah cuaca. Masa KAA 2015 harus menyia-nyiakan dana untuk merekrut mereka lagi? Antisipasi teknis rasional dan realistis tentunya harus dikedepankan, pokoknya jangan sampai Kim Jong-Un basah kehujanan lah.
Leave a Reply