Pada tanggal 3 Desember 1945, seorang pemuda bekas Heiho bernama Slamet memimpin penyerangan ke sekitar Cihaurgeulis sampai ke depan Gedung Sate. Musuh menangkis penyerangan itu hingga terjadi pertempuran yang seru. Pertempuran itu berlangsung hingga tentara sekutu didesak mundur. Rumah – rumah yang mereka tempati dibakar habis oleh para pejuang. Akhirnya, pertempuran berhenti karena persediaan peluru para pejuang habis.
Tidak lama dari berhentinya pertempuran itu, seorang Jepang dengan mobil tangki air datang ke jalan yang diduduki pasukan Slamet. Lalu, orang Jepang itu memberikan bantuan peluru ke pasukan Slamet. Selesai proses penyerahan itu, mobil tangki dengan supirnya pergi dari medan pertempuran.
Setelah mendapat bantuan peluru, pertempuran di Cihaurgeulis kembali dilanjutkan. Serangan dari pasukan Slamet menusuk jantung posisi tentara sekutu. Karena serangan itu, pertempuran berakhir dengan korban yang banyak dari pihak musuh. Sedangkan pihak kita tidak mengalami korban jiwa. [ ]