Catatan Perjalanan: Piknik di Taman Lalu Lintas

Oleh: Vecco Suryahadi Saputro (@veccosuryahadi)

Walaupun SMA saya berlokasi dekat Taman Lalu Lintas, saya baru dua kali berkunjung ke taman tersebut. Setiap kunjungan tersebut, saya tidak berkeliling di dalam taman. Sehingga saya tidak kenal taman tersebut secara keseluruhan.

Pada kunjungan ketiga, saya yang bergabung menjadi peserta ngaleut berkesempatan untuk berkeliling di Taman Lalu Lintas dengan membayar tiket 7.000. Dalam kesempatan tersebut, peserta ngaleut bisa mencoba wahana – wahana di Taman Lalu Lintas. Selain itu, peserta ngaleut harus mencari dan memotret kegiatan selama di Taman Lalu Lintas.

Berkeliling di Taman Lalu Lintas

Peserta ngaleut di Taman Lalu Lintas

Saat kunjungan tersebut, Komunitas Aleut mengelompokkan peserta ngaleut menjadi tiga kelompok. Kelompok pertama bertugas mencari informasi tentang kanal dan lingkungan di Taman Lalu Lintas. Kelompok kedua bertugas mencari tentang wahana dan bangunan tua di Taman Lalu Lintas. Kelompok ketiga bertugas mencari informasi pengetahuan pengunjung tentang Ade Irma Nasution.

Selama berkeliling, saya yang masuk ke kelompok dua mendapat beberapa informasi mengenai wahana di Taman Lalu Lintas. Terdapat tujuh wahana yang berada di Taman Lalu Lintas. Wahana tersebut antara lain komedi putar, kolam renang mini, arena bermain sepeda, arena permainan, kereta api mini, kolam mancing dan sepeda motor. Harga tiket setiap wahana di Taman Lalu Lintas adalah 5.000, kecuali tiket kolam renang yang berharga 6.000.

Wahana bermain di Taman Lalu Lintas

Selain tujuh wahana tersebut, terdapat alat bermain yang menurut saya mengundang memori masa kecil kembali. Alat bermain seperti jungkat – jungkit, perosotan, dan ayunan menghias muka Taman Lalu Lintas. Sayang, beberapa alat bermain di Taman Lalu Lintas sudah berkarat sehingga terlihat tidak terawat dan tidak aman.

Selain wahana dan alat bermain, kami menemukan beberapa plakat yang menempel di bangunan – bangunan di Taman Lalu Lintas. Plakat – plakat tersebut menempel di arena mini car, kolam renang, kantor pos dan telepon, dan gedung mini teater yang telah berubah menjadi arena permainan. Setiap plakat tersebut tertulis tahun pendirian, donatur, dan fungsi bangunan.

Selama berjalan – jalan di Taman Lalu Lintas, kita akan menemukan nama – nama seperti Nazaruddin dan A. Windudipuro dipakai menjadi nama jalan. Nama – nama tersebut diambil dari pendiri dan donatur Taman Lalu Lintas.

Plakat di Taman Lalu Lintas

Pada akhir acara ngaleut, peserta ngaleut berkumpul di bawah pohon untuk sharing pengalaman dan cerita. Saat itu, peserta ngaleut bercerita informasi – informasi yang didapat dan kesan – kesan selama berkeliling. Selain bercerita, para peserta membuka bekal yang dibawa untuk makan siang bersama.

Makan siang di Taman Lalu Lintas

Setelah sharing, peserta ngaleut mencoba satu wahana yang menjadi favorit pengunjung di Taman Lalu Lintas. Wahana tersebut adalah kereta api mini. Kereta api tersebut memiliki rute yang mengelilingi Taman Lalu Lintas.

Foto bersama di stasiun kereta api mini

Taman Lalu Lintas, salah satu oasis hijau di Bandung

Saat makan siang bersama, saya teringat cerita Tesya tentang fungsi taman. Dalam ceritanya, taman yang berfungsi dengan benar harus bisa menjadi tempat masyarakat berkumpul dan berinteraksi. Selain itu, taman juga memiliki fungsi sebagai pembuat hawa sejuk di kota dengan keberadaan pohon – pohonnya.

Nah, kita sebagai warga kota Bandung seharusnya bersyukur dengan keberadaan Taman Lalu Lintas di tengah hiruk – pikuknya Bandung. Dengan keberadaan Taman Lalu Lintas, mayoritas warga Bandung memiliki kenangan masa kecil bermain di taman. Selain itu, keberadaan Taman Lalu Lintas membuat hawa sejuk di sekitarnya.

Jadi, tidak salahkan jika menyebut Taman Lalu Lintas sebagai salah satu oasis hijau di tengah kota Bandung?

Sumber foto :

koleksi @veccosuryahadi

@komunitasaleut

 

Tautan Asli: https://catatanvecco.wordpress.com/2015/02/17/catatan-perjalanan-piknik-di-taman-lalu-lintas/

Iklan

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s