Oleh : Hikmah Nur Insani
Sekitar 2 minggu yang lalu bersama KOMUNITAS ALEUT saya menyusuri Sungai Cikapundung. Sungai ini mempunyai tempat tersendiri bagi warga bandung dan sekitarnya. Kesan yang dirasakan mungkin ada yang sedih maupun menyenangkan. Bagi saya, ini pertama kalinya melihat Cikapundung lebih dekat. Biasanya saya hanya melihat ketika melewati Jalan Siliwangi dan Tamansari. Ketika pertama kali tinggal di bandung saya mendengar dan melihat sendiri bahwa Sungai Cikapundung merupakan salah satu tempat pembuangan samaph terbesar secara tidak langsung di Bandung. Begitu banyak sampah yang mengalir di sungai ini. Rasanya pantas jika bandung pernah dinobatkan sebagai kota terkotor dengan embel-embel sampah yang menumpuk.
Statement diatas berbanding terbalik ketika saya menyusuri Sungai Cikapundung lebih dekat. Saya dan komunitas aleut mulai dari kawasan Asia Afrika. Di sana ada bekas tempat makan mewah yang di kunjungi orang-orang elit pada jaman nya dan di sana ada bekas dermaga perahu yang bisa menyusuri Sungai Cikapundung dulu. Dermaga itu masih bagus dan kalau pemkot bandung merenovasinya, bisa jadi tujuan wisata baru. Tapi rencana itu tidak dapat terlaksana dengan baik kalo situasi Sungai Cikapundung masih dipenuhi dengan sampah. Terkait hal itu, ketika sampai di daerah kelurahan Tamansari, rencana itu 70% bisa terjadi kalau warga sepanjang Cikapundung dari Curug Dago – ujung Cikapundung seperti warga di kelurahan taman sari ini. Saya sangat terkesima dengan kekompakan warga Tamansari. Ketika sampai di sana, saya melihat dari kejauhan banyak anak-anak berenang, memancing, main ban, dan lainnya di sana.
Saya menikmati suasana itu, jarang sekali di kota besar seperti Bandung masih ada yang menikmati sungai seperti itu. Ada salah satu pemuda yang menghampiri saya dan bercerita bahwa setiap hari sabtu pasti diadakan kegiatan seperti ini. Biasanya bergiliran antara anak-anak, bapak-bapak, dan ibu-ibu. Saya sangat kaget ketika tau ibu-ibu juga berenang di cikapundung. Semua warga antusias untuk berkumpul di sisi sungai. Dan salah satu fakta unik lagi saya temukan, tujuan anak-anak disuruh berenang juga untuk mengambil sampah dan hasilnya nyata, di Cikapundung jarang sekali ada sampah sekarang.
Selain terkesima dengan kecintaan warga Tamansari, saya juga berpikir bahwa Cikapundung bisa dijadikan seperti kota Venice, Italy. saya sadar akan hal ini ketika melihat jepretan bang Ridwan , rumah-rumah dan suasana di snaa tampak klasik. Rumah-rumah yang dulu membelakangi sungai sekarang diubah menghadap sungai agar Cikapundung seperti dulu lagi. Mungkin pemerintah kota BANDUNG bisa serius untuk mengubah Cikapundung. Ada rencana ultah Bandung di 2011 akan menyusuri cikapundung dengan perahu, semoga saja itu benar dan Cikapundung bersih sebersih-bersihnya. Impian saya pribadi mengenai cikapundung adalah menjadikan cikapundung layaknya VENICE yang eksotis dan klasik. Tulisan diatas adalah hasil pikiran saya yang semoga saja terwujud, mari kita sama-sama jaga Cikapundung karena sungai adalah sumber kehidupan manusia. Dan pada akhirnya EKSOTIKA CIKAPUNDUNG pun terwujud.
original post : http://hikmahinzaghi.tumblr.com/post/2605396380/eksotika-cikapundung?ref=nf