Gmelig Meyling dan Biro Arsitek IBIV

Aditya Wijaya Beberapa waktu lalu rekan-rekan dari Komunitas Aleut berkunjung ke daerah perkebunan di Bandung Selatan. Jauh di selatan tempat hamparan kebun teh tumbuh subur, kami menemukan jejak dari seorang arsitek bernama Gmelig Meyling. Rasanya pamor arsitek ini kurang terlihat dibandingkan arsitek-arsitek lainnya yang berkarya di Kota Bandung. Hanya sedikit tulisan yang dapat saya temukan … Lanjutkan membaca Gmelig Meyling dan Biro Arsitek IBIV

Bandoengsche Kunstkring dan Pentas Tribute Jaman Baheula

Irfan Pradana Selama tiga tahun belakangan, saya kerap diminta tampil dalam pertunjukan tahunan musik tribute band internasional. Saya ditugasi mengisi gitar untuk memainkan lagu-lagu band asal Amerika Serikat, The Strokes. Acara yang saya ikuti biasanya menampilkan tribute untuk beberapa band sekaligus, misalnya Arctic Monkeys, Blur, atau Oasis. Kebanyakan band yang tenar di era 90-an. Pertunjukan … Lanjutkan membaca Bandoengsche Kunstkring dan Pentas Tribute Jaman Baheula

Qgis Peta Arsitek Hindia-Belanda dan Karyanya di Kota Bandung

oleh Aditya WIjaya Di bawah ini adalah peta para arsitek di masa Hindia-Belanda beserta daftar karyanya di Bandung. Untuk melihatnya silakan klik link yang ada di halaman ini. Sambil jalan informasi ini akan terus dilengkapi sedikit demi sedikit. https://adityanism.github.io/Peta-Arsitektur-Bandung

Pembukaan Masjid Cipaganti, 27 Januari 1934

Oleh: Aditya Wijaya Masjid Besar Cipaganti di tahun 1933-1934 (Locale Techniek) Siapa sih Bandoenger yang tidak mengenal Jaarbeurs? Jaarbeurs alias Pameran Dagang Tahunan di Kota Bandung itu, pada tahun 1933, sudah menginjak edisi ke-14.  Kegiatan pameran dagang ini sudah sangat kasohor sejak pertama diselenggarakan pada tahun 1920. Sudah menjadi kebiasaan, panitia Jaarbeurs akan mengundang seluruh … Lanjutkan membaca Pembukaan Masjid Cipaganti, 27 Januari 1934

P. A. J. Moojen & Bandung

Oleh: Aditya Wijaya Arsitek P. A. J. Moojen diapit dua wanita Eropa berkostum Batak dan Mr. D. Fock, saat pembukaan paviliun Belanda kedua di Pameran Dunia Kolonial di Paris (Wereld Museum) Hari Jumat, 1 Desember 2023, saya berkesempatan mengikuti kegiatan “Ngobrol di Museum” dengan tema “Mencari Kekhasan Arsitektur Hindia Belanda” yang diselenggarakan oleh Disbudpar Kota … Lanjutkan membaca P. A. J. Moojen & Bandung

Ngaleut 90 Tahun Makam Pandu: 1932-2022

Ditulis oleh: Aditya Wijaya (@adityanism) Para peserta Ngaleut di depan gerbang Ereveld Pandu. Foto: Deuis Raniarti Hari Kamis 13 Januari 2022, Komunitas Aleut mengadakan kegiatan Ngaleut Makam Pandu. Ngaleut ini dihadiri oleh sepuluh peserta dengan berbagai latar belakang yang berbeda. Ngaleut dimulai pukul 09.30 pagi dengan Mang Alex menjelaskan latar belakang berdirinya Makam Pandu, dilanjut … Lanjutkan membaca Ngaleut 90 Tahun Makam Pandu: 1932-2022

Gedung Merdeka

Pada penutupan Konferensi Asia Afrika tanggal 24 April 1955, Presiden Sukarno memberikan nama baru bagi gedung Societeit Concordia, yaitu Gedung Merdeka. Sudah satu minggu sejak tanggal 18 April, Societeit Concordia dijadikan tempat konferensi negara-negara Asia-Afrika. Semangat menuju kemerdekaan bangsa-bangsa adalah hasil utama konferensi ini yang dituangkan dalam The Final Communique of the Asian-African Conference, salah … Lanjutkan membaca Gedung Merdeka

Jejak yang Memudar: Sukarno di Bandung, Bagian 3

Dari sedikit buku yang membahas sisi Sukarno sebagai arsitek itu pun tidak ada yang memiliki daftar lengkap karya-karya arsitektur Sukarno di Bandung.

Jejak yang Memudar: Sukarno di Bandung, Bagian 2

TAPAK TILAS SUKARNO DI BANDUNG Sejak pertama kali menginjakkan kakinya di Kota Bandung pada tahun 1921 hingga pembuangannya ke Ende, Flores, pada tahun 1934, maka paling sedikit Sukarno melewatkan waktu sekitar 14 tahun di Bandung. Nah, bila sekarang ada yang bertanya di mana saja Sukarno pernah tinggal, atau ke mana saja beliau suka pergi selama … Lanjutkan membaca Jejak yang Memudar: Sukarno di Bandung, Bagian 2

Jejak yang Memudar: Sukarno di Bandung, Bagian 1

Untuk sementara pasangan Sukarno-Inggit tinggal di rumah orang tua Inggit di Javaveemweg. Setelah itu mereka berpindah-pindah tempat tinggal ke beberapa lokasi di dalam kota Bandung. Awalnya ke Gg. Djaksa di sebelah selatan Regentsweg (sekarang Jl. Dewi Sartika), lalu ke Gedong Dalapan di Poengkoerweg (Jl. Pungkur), kemudian ke Regentsweg 22, sebelum akhirnya menetap di sebuah rumah panggung di Astanaanjarweg.

Beberapa Toko Buku Tempo Dulu di Bandung

1.     N.V.G.C.T. van Dorp & Co. Toko buku van Dorp dibangun tahun 1922 dengan arsitektur bergaya indo-europeeschen architectuur stijl hasil rancangan arsitek Ir. C.P. Wolff Schoemaker. Dua buah kepala kala menghiasi bagian atas gedung van Dorp seperti yang juga terdapat di gedung bioskop Majestic di Bragaweg. Hiasan kepala kala dapat dikatakan sebagai tanda-tangannya Schoemaker. Bangunan … Lanjutkan membaca Beberapa Toko Buku Tempo Dulu di Bandung

Prof. Kemal Charles Prosper Wolff Schoemaker

Repost Para peminat sejarah kolonialisme di Hindia Belanda dan terutama Bandung, tentunya tak asing dengan nama Wolff Schoemaker. Beliau adalah arsitek yang banyak merancang gedung-gedung monumental di Bandung. Dapat disebutkan beberapa karyanya yang terkemuka seperti Villa Isola, Hotel Preanger, Gedung Merdeka, Peneropongan Bintang Bosscha, Bioskop Majestic, Landmark Building, Gedung Jaarbeurs, Penjara Sukamiskin, Gereja Bethel, Katedral St. Petrus, Mesjid Raya Cipaganti, … Lanjutkan membaca Prof. Kemal Charles Prosper Wolff Schoemaker