Ngaleut 90 Tahun Makam Pandu: 1932-2022

Ditulis oleh: Aditya Wijaya (@adityanism)

Para peserta Ngaleut di depan gerbang Ereveld Pandu. Foto: Deuis Raniarti

Hari Kamis 13 Januari 2022, Komunitas Aleut mengadakan kegiatan Ngaleut Makam Pandu. Ngaleut ini dihadiri oleh sepuluh peserta dengan berbagai latar belakang yang berbeda. Ngaleut dimulai pukul 09.30 pagi dengan Mang Alex menjelaskan latar belakang berdirinya Makam Pandu, dilanjut mengunjungi Makam Ursone. Jadi Makam Pandu ini merupakan makam pindahan dari Kerkhof Kebon Jahe yang dahulu lokasinya berada di sekitar Gor Pajajaran sekarang. Kerkhof adalah kata kuno Belanda yang artinya pemakaman.

Lokasi pertama yang kami kunjungi ialah makam keluarga Ursone. Makam ini berbentuk mausoleum bergaya barok dan berlapis marmer. Kenapa berlapis marmer? Mungkin karena A. Ursone pernah membuka usaha batu marmer yang bernama Carrara Marmerhandel en–bewerking di Bantjeuj, Bandung. Keluarga Ursone merupakan keluarga berkebangsaan Italia dan memiliki perusahaan susu sapi yang berada di Lembang.

Makam keluarga Ursone yang berbentuk mausoleum. Foto: Aditya Wijaya

Setelah mengunjungi makam keluarga Ursone, kami beranjak menuju lokasi berikutnya yaitu makam dua orang pilot. Mereka gugur akibat kecelakaan pesawat di Padalarang.  Pilot tersebut bernama lengkap Dr. Ir. Charles Philippe Marie Mathus Bogaerts sedangkan rekannya bernama Johannes Cornelis Pols. Bentuk makam bisa kita lihat ada seorang pilot dan simbol seperti baling-baling pesawat, unik ya bentuknya. Sayang kondisi makam sudah dipenuhi dedaunan jadi tidak terlihat secara jelas informasi yang ada di nisannya.

Nah setelah mengamati kedua makam ini kami beranjak menuju lokasi berikutnya yaitu Makam Raymond Kennedy. Lokasi makamnya berada tak jauh dari kedua makam pilot ini. Bentuk Makam Raymond Kennedy ini seperti tugu, tinggi dan cukup besar. Raymond Kennedy adalah seorang professor antropologi dari Yale University, Amerika. Beliau menulis tiga buku mengenai etnologi di Indonesia. Beliau meninggal bersama temannya Robert Doyle pada tahun 1950 di Tomo, dekat Sumedang. Raymond Kennedy meninggal ditembak, penembaknya belum diketahui secara pasti. Raymond dan Robert Doyle dimakamkan bersebelahan, namun makam Doyle sudah tidak terlihat mungkin tertutup rumput dan tanah.

Makam Raymond Kennedy, terlihat rumput yang mulai menutupi nisan. Foto: Reza Khoerul Iman

Dari Makam Raymond kami backtrack ke arah gerbang masuk makam, maklum yang mengetahui lokasi makam hanya Mang Alex dan Rani karena sudah pernah Ngaleut, tapi merekapun sudah lupa-lupa ingat hehe. Kami menuju makam keluarga Tan Djien Gie, beliau merupakan ayah dari tokoh utama roman Rasia Bandoeng. Untuk cerita lengkapnya temen-temen bisa baca romannya langsung ya.

Makam keluarga Tan Djin Gie. Foto: Reza Khoerul Iman

Setelah dari makam keluarga Tan Djin Gie, kami melanjutkan Ngaleut menuju Ereveld Pandu. Jadi Ereveld Pandu merupakan pemakaman khusus untuk korban perang dunia kedua. Nah menariknya tanah dari Ereveld Pandu merupakan tanah negara Belanda. Jadi kalau kalian masuk ke sini, sama dengan mengunjungi negara Belanda yang berada di Indonesia.

Pertama kali mengunjungi Ereveld Pandu, kesannya wah sangat rapi, bersih dan nyaman ya. Pemakaman jadi jauh dari kesan seram dan menakutkan. Di dalam pemakaman ada beberapa monumen seperti Monumen KNIL, Monumen Padalarang,  Monumen Umum serta Monumen Tjiater Stelling. Monumen KNIL ini dibuat dengan skala 1×1 jadi yang kita lihat itu seperti bentuk aslinya. Untuk Monumen Umum ini dirancang oleh arsitek Gmelig Meyling.

Monumen KNIL. Foto: Deuis Raniarti

Kami tidak lama berada di dalam Ereveld Pandu, meskipun rasanya ingin berlama-lama di sana hehe. Lokasi berikutnya adalah makam seorang arsitek yang karyanya cukup banyak di Kota Bandung. Ayo tebak siapa? Dia adalah Charles Prosper Wolff Schoemaker. Dia adalah seorang arsitek, dan mempunyai berbagai karya bangunan yaitu Isola, Gedung Merdeka, Katedral Santo Petrus, Gereja Bethel dan lainnya. Di nisan makamnya tertulis gelar kehormatan Ridder in De Orde van De Netherlandse Leeuw atau Ksatria Ordo Singa Belanda. Dia juga seorang professor yang mengajar di Technische Hoogeschool Bandung atau yang sekarang ITB.

Makam CP Wolff Schoemaker. Foto: Deuis Raniarti

Makam Schoemaker merupakan lokasi akhir dari Ngaleut kali ini. Rasanya masih ingin explore Pandu lebih jauh lagi, terutama bisa melihat makam-makam Freemason. Mungkin di lain kesempatan bisa ke Pandu lagi ya. Ngaleut Makam Pandu diakhiri oleh sesi sharing yang dilakukan seluruh peserta. Sampai jumpa di Ngaleut Makam berikutnya ya. Salam.

Sesi sharing peserta Ngaleut Makam Pandu. Foto: Komunitas Aleut

* * *

Satu pemikiran pada “Ngaleut 90 Tahun Makam Pandu: 1932-2022

Tinggalkan komentar