Dalam obrolan sehari-hari di Komunitas Aleut ada banyak sekali topik yang dibahas berulang-ulang, seakan tidak pernah ada habisnya. Selain soal sejarah Bandung secara umum, biasanya juga tentang permuseuman, percagarbudayaan, kampung-kampung, kuliner tempo dulu, atau tokoh-tokoh masa lalu, baik dari kalangan pribumi ataupun bangsa lain. Salah satu yang sangat sering dibicarakan adalah tokoh Dipati Ukur. Kebetulan pula beberapa hari lalu, salah seorang rekan kami yang sedang menumpang ojek online mendapatkan pertanyaan tiba-tiba dari drivernya, “Ai Dipati Ukur teh nyaan aya?”
Dalam disertasinya yang dibukukan oleh penerbit Pustaka Jaya tahun 1982 dengan judul Ceritera Dipati Ukur; Karya Sastra Sejarah Sunda, Dr. E. Suhardi Ekadjati menuturkan bahwa Ceritera Dipati Ukur melukiskan peristiwa yang sungguh-sungguh pernah terjadi pada awal abad ke-17 Masehi. Kesaksian-kesaksian orang-orang Belanda pada waktu terjadinya peristiwa yang berupa catatan harian Kompeni (dagh register) dan catatan serta kesaksian-kesaksian lainnya yang didapatkan di daerah Bandung, membuktikan hal tersebut.
Baca lebih lanjut