Tulisan ini merupakan hasil latihan Kelas Menulis sebagai bagian dari Aleut Development Program 2020. Tulisan sudah merupakan hasil ringkasan dan tidak memuat data-data penyerta yang diminta dalam tugas.
Ditulis oleh: Wildan Aji.
Tahukah Anda, selain jalur kereta api Bandung Raya-Padalarang-Cicalengka yang saat ini masih beroperasi, dahulu ada juga rute kereta api antara Bandung dan Ciwidey. Jalur yang dibuat perusahaan kereta api milik pemerintah Hindia Belanda, Staatsspoorwegen, ini sudah lama dibiarkan terbengkalai. Nah, saya bersama tim ADP-20 Komunitas Aleut menyusuri jejak-jejaknya pada hari Sabtu, 21 November lalu. Ini kisahnya..
Jalur kereta api ke wilayah selatan Bandung yang merupakan kawasan perkebunan-pertanian, cukup penting perannya di masa lalu. Biaya angkut hasil bumi ketika itu hanya 4 sen untuk setiap sen-nya, jauh lebih murah dibanding angkutan reguler yang tersedia waktu itu, yaitu pedati, yang biayanya antara 15-18 sen untuk setiap ton-nya.
Kunjungan pertama kami adalah ke bekas Stasiun Dayeuhkolot yang saat ini terletak di dekat pasar dan tidak jauh dari Jembatan Citarum. Stasiun ini dibuka pada tahun 1921. Ukurannya termasuk besar dan memiliki dua cabang jalur rel, ke kiri ke Majalaya, dan ke kanan ke Banjaran-Ciwidey. Jalur menuju Majayala dinonaktifkan pada masa pendudukan Jepang.


Peninggalan perkeretaapian di sini hanya barupa bangunan stasiun yang terlihat masih utuh. Genting yang terpasang sebagai atap bangunan juga merupakan peinggalan lama, terlihat cetakan tulisan JB Heijne, yaitu nama pabrik genting tempo dulu yang berada di Ujungberung. Selain itu, masih ada sisa beberapa gudang kereta api yang digunakan oleh warga sebagai warung-warung.
Tempat kedua yang kami kunjungi adalah bekas Stasiun Banjaran. Stasiun ini menjadi penghubung jalur kereta antara Dayeuhkolot dengan Kopo (sekarang Soreang) dan menjadi simpul penting pengangkutan dari kawasan perkebunan di Pangalengan. Artinya, hasil bumi dari kawasan Pangalengan, seperti Arjasari dan Puntang, dibawa dan dibongkar di sini, lalu dilanjutkan pengangkutannya menggunakan kereta api.