Oleh: Zen RS (@zenrs) …. when holy days and holidays were one and indivisible /1 Seorang Amrikiya berdarah Yahudi, saya berdiskusi santai dengannya saat Ramadan bertahun-tahun lalu, berkali-kali mengucapkan ketidakpercayaannya bahwa muslim di Indonesia sungguh-sungguh menikmati dan bahkan menunggu-nunggu Ramadan. Ia sukar mengerti mengapa “penindasan dan pengekangan” terhadap perut, mata, telinga, kelamin dan hasrat-hasrat duniawi … Lanjutkan membaca #PernikRamadhan: Ramadan sebagai “Waktu Publik”