Oleh: Irfan Teguh Pribadi (@irfanteguh)
Seorang perempuan muda turun dari angkot jurusan Buahbatu-Kalapa di Jl. Gurame. Saya kira dia masih usia kuliah, dari wajah yang tak boros saya menebaknya. βTi Kordon,β ucapnya sambil memberikan ongkos ke sopir angkot. Kordon? Ya, semenjak berdomisili di Buahbatu, saya sering mendengar kata itu.
Kata berikutnya yang begitu lekat dengan Kordon adalah Pasar, maka menempellah Pasar Kordon di lereng ingatan, dan apa yang mengendap di benak saya dari sebuah pasar? ; jorok dan bau tentu saja. Pasar Kordon dari jalan raya, selalu terlihat deretan pisang yang menggantung menunggu pinangan calon pembeli, dan lorong agak gelap ke dalam. Kalau saja minat pada sejarah dan kehidupan sosial tidak membibit, barangkali saya tidak akan pernah nyukcruk ke dalam pasar itu. Maka Ahad kemarin (10 mei 2015) minat itu mengejawantah; saya mencoba menyigi Kordon. Continue reading