Oleh: Dongeng Bandung Tulisan berikut ini bukan milik kami, karena hanya merupakan salinan dari salah satu bab buku Bianglala Sastra; Bunga Rampai Sastra Belanda tentang Kehidupan di Indonesia karya Dick Hartoko (Penerbit Djambatan, 1985). Bab yang disalin ini berjudul “Bukan Hanya Kina,” satu tulisan mengenai Franz Wilhelm Junghuhn (1809-1879). Seperti juga pada bab-bab lainnya yang … Lanjutkan membaca Dongeng Bandung #1: (2) Junghuhn – Bukan Hanya Kina
Dongeng Bandung #1: (1) Junghuhn dan Kang Malik
Oleh: Dongeng Bandung Perpustakaan dan Toko Buku “Rasia Bandoeng”, Kamis, 19 Juni 2025 Dongeng Bandung #1 Junghuhn dan Kang Malik-1Dongeng Bandung #1 Junghuhn dan Kang Malik-2Dongeng Bandung #1 Junghuhn dan Kang MalikDongeng Bandung #1 Junghuhn dan Kang Malik-4Dongeng Bandung #1 Junghuhn dan Kang Malik-5Dongeng Bandung #1 Junghuhn dan Kang Malik-6 Malam itu kami kedatangan seorang … Lanjutkan membaca Dongeng Bandung #1: (1) Junghuhn dan Kang Malik
Pendirian Lembaga untuk Orang Buta di Bandung (Het Blinden-Instituut/Wyata Guna)
Oleh: Aditya Wijaya Tulisan ini untuk melengkapi apa yang sudah pernah ditulis oleh rekan-rekan saya terdahulu di Komunitas Aleut. Dapat dibaca di sini dan di sini. Vereeniging tot verbetering van het Lot der Blinden in Nederland en zijne Koloniën Jauh sebelum tahun 1900 di Amsterdam, Belanda, sudah ada sebuah perkumpulan yang hirau pada keadaan orang … Lanjutkan membaca Pendirian Lembaga untuk Orang Buta di Bandung (Het Blinden-Instituut/Wyata Guna)
Dari Eldert Verschooff ke Francois Soesman
Aditya Wijaya. Komunitas Aleut. Ada dua tulisan belakangan ini yang baru saja kami sadari ternyata memiliki keterkaitan. Yang pertama tentang seorang tokoh Bandung, F.J.H. Soesman yang ditulis oleh Aditya Wijaya dan yang kedua tentang Apotek Preanger ditulis oleh Irfan Pradana. Dalam tulisan tentang Apotek Preanger, sudah diceritakan bahwa seorang apoteker dalam dinas militer bernama Eldert … Lanjutkan membaca Dari Eldert Verschooff ke Francois Soesman
Catatan Perjalanan Momotoran Sumur Bandung
Oleh Komunitas Aleut Catatan ini sebenarnya sudah selesai ditulis dua bulan lalu, tapi baru sempat diunggah sekarang. Beberapa hari lalu, seorang kawan di Komunitas Aleut mengirimkan sebuah video yang menampilkan rekaman sebuah sumur yang terletak di lahan kosong bekas bangunan Palaguna. Sumur itu dipagari dan diberi papan penanda bertuliskan Cagar Budaya. Video itu menimbulkan reaksi … Lanjutkan membaca Catatan Perjalanan Momotoran Sumur Bandung
Catatan Perjalanan Cikajang Bagian 3: Perkebunan Waspada, Muhamad Musa, Lasminingrat
Oleh: Komunitas Aleut Perkebunan Waspada Lokasi terakhir yang kami kunjungi di wilayah Cikajang adalah Perkebunan Waspada yang didirikan oleh Karel Frederik Holle tahun 1865. Seperti sudah diceritakan sebelumnya, perkebunan terletak di atas sebuah kampung tua bernama Ciburuy, dan menempati lereng sebelah baratdaya Gunung Cikuray. Nama Waspada diartikan padan dengan istilah bellevue atau clear view. Nama … Lanjutkan membaca Catatan Perjalanan Cikajang Bagian 3: Perkebunan Waspada, Muhamad Musa, Lasminingrat
Catatan Perjalanan Cikajang Bagian 2: Baron Baud, Karel Frederik Holle, Prasasti Cikajang
Oleh: Komunitas Aleut Willem Abraham (Baron) Baud Seluruh kompleks pabrik dan bangunan-bangunan yang tergambar dalam foto itu telah hilang musnah dalam waktu kurang dari 100 tahun. Begitu juga nama pemiliknya, Baron Baud, hanya terdengar samar saja. Berdasarkan situs online genea.org, Baron Baud, atau lengkapnya, Willem Abraham Baud (1816-1879) adalah putra Jean Cretien Baud yang pernah … Lanjutkan membaca Catatan Perjalanan Cikajang Bagian 2: Baron Baud, Karel Frederik Holle, Prasasti Cikajang
Catatan Perjalanan Cikajang Bagian 1: Kamojang, Pamegatan
Oleh: Komunitas Aleut Mumudikan Salah satu pengalaman perjalanan nebeng mudik dan arus balik tahun 2015. Foto diambil di jalur turunan gunung di antara Guci, Tegal dan Bumiayu. Engga ketemu keterangan lokasi persisnya. Foto: Komunitas Aleut. Setiap momen Lebaran, biasanya sebagian penggiat Komunitas Aleut yang tinggal di Bandung dan tidak punya tempat mudik di luar kota, … Lanjutkan membaca Catatan Perjalanan Cikajang Bagian 1: Kamojang, Pamegatan
Bandoengsche Kunstkring, Bagian-4: Rabindranath Tagore
Oleh Irfan Pradana Rabindranath Tagore (Les Prix Nobel 1913) Kedatangannya kala itu menjadi perbincangan luas, khususnya di kalangan para Nasionalis. Perjumpaannya dengan Ki Hajar Dewantara disebut-sebut sebagai momen bersejarah bagi perkembangan pendidikan di Hindia Belanda. Ia adalah Rabindranath Tagore, pemenang penghargaan Nobel di bidang sastra tahun 1913. Tagore mengunjungi Hindia Belanda di tahun 1927 atas … Lanjutkan membaca Bandoengsche Kunstkring, Bagian-4: Rabindranath Tagore
Bandoengsche Kunstkring, Bagian-3: Anna Pavlova, The Dying Swan
Irfan Pradana Terlalu ceroboh jika melewatkan nama ini dalam riwayat perjalanan Bandoengsche Kunstkring. Kebesaran namanya kala itu menjadi incaran berbagai negara. Tiket pertunjukannya di Eropa selalu habis meskipun dibandrol dengan harga mahal. Anna Pavlova adalah sosok yang namanya begitu melekat dalam dunia balet, seorang legenda yang mengubah wajah seni tari di zaman modern. Dalam catatan … Lanjutkan membaca Bandoengsche Kunstkring, Bagian-3: Anna Pavlova, The Dying Swan
Bandoengsche Kunstkring, Bagian 2: Lingkar Seni Bandung
Irfan Pradana Pasang Surut Pasang Bandoengsche Kunstkring mengalami hiatus selama lima tahun, semenjak tahun 1907 hingga 1912. Tahun-tahun itu organisasi ini tidak menggelar kegiatan. Kepengurusan pun mengalami kekosongan setelah terakhir diketuai oleh Schaik. Lima tahun masa kekosongan itu berakhir di tahun 1912, saat kepemimpinan Kunstkring berada di tangan Dr. M.H. Damme, seorang insinyur di Jawatan … Lanjutkan membaca Bandoengsche Kunstkring, Bagian 2: Lingkar Seni Bandung
Bandoengsche Kunstkring, Bagian 1: Lingkar Seni Bandung
Irfan Pradana Kop Bandoengsche Kunstkring dalam brosur aturan keanggotaan. Diterbitkan secara mandiri pada tahun 1910 “Dapatkah kita membayangkan hidup tanpa seni? Tentu saja sebagian besar dari kita tidak akan mampu melakukannya, karena seni telah memberikan makna spiritual yang lebih dalam bagi kehidupan kita, sebagaimana yang telah terbukti selama 25 tahun terakhir.” Kalimat di atas merupakan … Lanjutkan membaca Bandoengsche Kunstkring, Bagian 1: Lingkar Seni Bandung
Harmen Westra: Eks Guru Besar THS yang menjadi Seorang Fasis
Irfan Pradana Kira-kira setahun lalu, di beranda X saya muncul sebuah video ospek mahasiswa Institut Teknologi Bandung. Dalam video itu nampak barisan mahasiswa sedang mengikuti seruan dari orang di atas panggung. Mereka mengangkat tangan seperti gestur “Roman Salute” sambil meneriakkan kalimat “Salam Ganesha”. Roman salute adalah gerakan mengangkat tangan kanan lurus ke depan dengan telapak … Lanjutkan membaca Harmen Westra: Eks Guru Besar THS yang menjadi Seorang Fasis
Bandoengsche Kunstkring dan Pentas Tribute Jaman Baheula
Irfan Pradana Selama tiga tahun belakangan, saya kerap diminta tampil dalam pertunjukan tahunan musik tribute band internasional. Saya ditugasi mengisi gitar untuk memainkan lagu-lagu band asal Amerika Serikat, The Strokes. Acara yang saya ikuti biasanya menampilkan tribute untuk beberapa band sekaligus, misalnya Arctic Monkeys, Blur, atau Oasis. Kebanyakan band yang tenar di era 90-an. Pertunjukan … Lanjutkan membaca Bandoengsche Kunstkring dan Pentas Tribute Jaman Baheula
Rencana Pemekaran Wilayah Bandung Utara – Bagian 4
Sampul dan cuplikan halaman dalam buku Uitbreidingsplan Noord Bandoeng yang diterbitkan oleh N.V. Mij. Vorkink, Bandoeng, 1919. Sumber dokumen digital: delpher.nl Dengan proporsi total luas yang dibutuhkan, dalam angka bulat, diperlukan: X. Kawasan Perumahan Kecil dan Kampung. Beberapa kompleks telah ditetapkan untuk tujuan ini: Tanah yang telah disebutkan sebelumnya di sebelah Timur dan Timur Laut … Lanjutkan membaca Rencana Pemekaran Wilayah Bandung Utara – Bagian 4