Kamisan Aleut

Oleh: Hendi “Akay” Abdurahman (@akayberkoar)

“Saya ke bumi untuk Jumatan, dari Senin sampai Kamis persiapan, Sabtu Minggu evaluasi.”

Jika merujuk pada pernyataan si Surayah itu, hari ini adalah hari terakhir untuk persiapan. Besok sudah mulai Jumatan, dan lusa bersiap untuk evaluasi.

Itu kata si Surayah, tapi bagi saya dan beberapa kawan sesama penggiat Komunitas Aleut, hari ini bukanlah hari persiapan, melainkan hari pertemuan. Kamisan yang dilakukan oleh Komunitas Aleut adalah pertemuan bagi kamu yang kurang senyum, kurang ketawa, kurang angguk-angguk yang nantinya dikombinasikan dengan ngocoblak hal-hal penting dan tak penting.

Bagi sebagian kawan yang cukup aktif mungkin akan merasakan perbedaan pertemuan di hari Kamis saat Kamisan dan pertemuan hari Minggu saat Ngaleut. Saya nggak mau jelasin, biar kamu saja yang rasain. Tapi intinya, Kamis bagi kami adalah bercerita, berkonsolidasi, bertatap muka, beradu pandang, dan membalas rindu. Ngomong-ngomong soal rindu, ternyata rindu nggak berat, cukup dibayar dengan bertemu. Lunas. Dilan mah waduk.

Kamisan Komunitas Aleut

Nah barokahnya hari Kamis ini, beberapa penggiat biasanya kerap (lebih) berbaik hati dibandingkan hari-hari lainnya. Nggak punya udud, ada yang ngasih. Terus, kalau kamu pulang kerja, pulang kuliah atau pulang beraktivitas dan perutmu keroncongan, biasanya akan banyak makanan dan beragam minuman yang tersaji. Ada odading Cijagra, gorengan Karawitan, Sprite Fanta Cola dari Alfamart Solontongan, dan kalau kamu beruntung ada juga pizza yang datang dari hamba Allah. Bahkan kalau kamu nggak dapat lahan parkir sekalipun, suka ada malaikat yang geserin motor buat ngasih lahan sama kamu.

Tapi, jangan senang dulu, kalau kamu sedang apes, bisa saja Kamis itu hanya tersedia teh manis dan ci asak herang. Eh tenang, kalau yang ini jarang-jarang sih.

Durasi Kamisan ini enggak tentu; kadang bentar, kadang lama, kadang lama banget. Buat perempuan yang rumahnya jauh, kamu nggak perlu khawatir nggak ada gojek atau grab. Selain lihai geserin motor buat ngasih lahan, malaikat di Solontongan 20-D juga bisa nganterin kamu buat pulang. Bahkan saking baiknya, malaikat itu rela menempuh rute yang memutar. Cari angin, begitu jawabnya, mungkin.

Kemis teh boga kieu hungkul euy, eh teu hungkul deng!

Baca tulisan lainnya mengenai Komunitas Aleut

***

Tautan asli: https://blogakay.wordpress.com/2018/02/01/kamisan/