Bandoengsche Kunstkring, Bagian 2: Lingkar Seni Bandung
Irfan Pradana
Pasang Surut Pasang
Bandoengsche Kunstkring mengalami hiatus selama lima tahun, semenjak tahun 1907 hingga 1912. Tahun-tahun itu organisasi ini tidak menggelar kegiatan. Kepengurusan pun mengalami kekosongan setelah terakhir diketuai oleh Schaik.
Lima tahun masa kekosongan itu berakhir di tahun 1912, saat kepemimpinan Kunstkring berada di tangan Dr. M.H. Damme, seorang insinyur di Jawatan Kereta Api (SS). Sementara posisi sekretaris diisi oleh L. R. Middleberg. Jika mencari nama ini di laman pencarian, kita akan menemukan informasi kalau ia pernah menduduki jabatan sebagai walikota Ede, sebuah kota di Belanda, pada tahun 1941, namun kemudian dipecat oleh rezim Jerman yang tengah berkuasa.
Di bawah kepengurusan baru ini, Bandoengsche Kunstkring perlahan mulai menggeliat kembali, lantaran mendapat dukungan dari Belanda untuk mereaktivasi kegiatan yang sebelumnya cukup lama terhenti. Hasilnya beberapa pameran kembali digelar, misalnya sepanjang 3 – 16 Juni 1912 mereka menggelar pameran lukisan pelukis Belanda yang dikumpulkan oleh kelompok Larenschen Kunsthandel. Pameran ini digelar di gedung Loge St. Jan.
Pada tanggal 10 Juli, Bandoengsche Kunstkring mulai merambah bidang seni lain. Kala itu, untuk pertama kalinya mereka menggelar pementasan drama dengan mengangkat karya William Shakespeare yang berjudul Macbeth. Eduard Verkade, seorang aktor berbakat didaulat untuk berperan dalam pertunjukan ini. Acara digelar di Societeit Concordia tanpa pungutan biaya bagi seluruh anggota. Sementara non-anggota dipungut biaya sebesar dua gulden untuk menyaksikan pementasan ini.
Sebulan kemudian Bandoengsche Kunstkring kembali menggelar pameran lukisan. Kali ini yang dipamerkan adalah karya Carel Lodewijk Dake Jr. (1886-1946). Pameran digelar selama 4 hari, dari tanggal 15 hingga 18 Agustus 1912 di Societeit Concordia. Berikut adalah iklan-iklan kegiatan tersebut yang dimuat di koran De Preangerbode dan De Expres.

Pada tahun 1913, Bandoengsche Kunstkring menggelar pameran lukisan cat air koleksi dari Kunsthandel Jac. de VRIES. Gsz yang berasal dari Arnhem. Seperti biasa pameran ini gratis bagi para anggota, sementara selain anggota dipungut uang masuk sebesar 50 sen. Gedung Loge St. Jan kembali dipilih sebagai tempat pameran ini berlangsung, mulai 3 sampai 10 Februari 1913.
Selain pameran di atas, setidaknya lima kali Bandoengsche Kunstkring menggunakan Gedung Loge St. Jan di tahun 1913. Empat di antaranya adalah:
- Pameran lukisan bertema Hindia Belanda karya Jan Larij pada 21-27 April (De expres 1 Februari 1913)
- Pameran lukisan Indische & Hollandsche oleh Jan L. Kleintjes pada 8-15 Juni (De Preanger-bode 7 Juni 1913)
- Ceramah tentang Seni Hindu oleh J. Scholte, pengajar di OSVIA pada 1 Oktober (De Preanger-bode 30 September 1913)
- Pameran lukisan dan aquarel oleh D. G. Ezerman, J. W. Huijsmans, J. L. Eland, dan L. Van Bergen pada 1-7 Desember (De expres 29 November 1913)
Di tahun yang sama, setelah sekian lama, akhirnya Bandoengsche Kunstkring kembali menggelar acara di Pendopo Kabupaten. Sebuah pameran seni bertema Britsch-Indische digelar pada tanggal 17 September. Yang menarik dari iklan acara ini adalah adanya pembagian kategori pemegang tiket, yakni antara non-anggota dan pribumi. Non anggota dikenai tarif sebesar 0,50 gulden sementara pribumi sebesar 0,25 gulden. Hal ini tidak saya temukan pada iklan-iklan sebelumnya. (De expres 15 September 1913).

Membuka Kelas Kursus
Ada hal menarik yang dilakukan Bandoengsche Kunstkring pada tahun 1913. Setelah sekian lama berdiri, pada bulan April 1913 mereka membuka kelas kursus menggambar. Dilansir koran De Expres, edisi 9 April 1913, kursus ini dimaksudkan bagi anak-anak yang memiliki bakat dalam menggambar. Para siswa akan dibimbing oleh H. Lubberink dan J. L. Eland (Kepala Departemen Desain dan Produksi Mebel di perusahaan J. R. De Vries & Co)
Kelas kursus berlangsung seminggu satu kali pada pukul 18.00—20.00 di gedung Loge St. Jan. Setiap peserta diharapkan berkomitmen untuk mengikuti kursus selama satu tahun, kecuali jika keluarganya berpindah tempat tinggal. Selama satu tahun kalender belajar, akan ada jeda waktu satu bulan sebagai masa istirahat. Selain itu, jika ada yang berminat, akan diadakan kegiatan menggambar dan melukis bersama di alam terbuka pada Minggu pagi.
Biaya kursus ditetapkan sebesar 1 gulden per bulan bagi anak-anak anggota, sedangkan non-anggota dikenakan biaya sebesar 2 gulden per bulan. Bagi mereka yang tidak mampu, perkumpulan membuka peluang memberi potongan bahkan pembebasan biaya secara terbatas. Syaratnya mereka harus mengajukan permohonan kepada pengurus.
Pengurus meminta calon peserta atau orang tua yang ingin mendaftarkan anak-anaknya untuk mengajukan pendaftaran secara tertulis ke sekretariat (di Merdika-Park 8). Dengan mengajukan permohonan tersebut, peserta dianggap telah berkomitmen untuk mengikuti kursus selama satu tahun.
Sayangnya kabar kurang baik muncul di bulan November. Karena alasan kesehatan, Lubberink, untuk sementara waktu mengundurkan diri. Menurut informasi yang diterima, dua anggota pengurus perkumpulan menawarkan diri untuk mengambil alih sementara kelas tersebut. (De expres, 03 November 1913)
1914
Bandoengsche Kunstkring memulai tahun 1914 dengan pergantian pengurus. Jabatan ketua yang sebelumnya diemban oleh Dr. M.H. Damme, beralih ke F. A. J. Keuchenius. Sayangnya kepemimpinan Keuchenius pun tidak berlangsung lama. Ia digantikan kembali oleh G. C. Th. d’Arnaud Gerkens. Sementara posisi sekretaris tetap dipegang oleh Middleberg. Tahun ini juga menandai keterlibatan kakak beradik Schoemaker ke dalam Kunstkring dengan didapuknya Richard Schoemaker sebagai bendahara.
Adapun kegiatan Bandoengsche Kunstkring di tahun 1914, antara lain:
- Pameran Etsa dan Litografi karya Jan Toorop, Deskoen Van Angeren, Nieuwenkamp, Edz. Koning, dan lainnya pada 11-17 Februari (De expres 09 Februari 1914)
- Malam Musik, pada 20 Mei di Societeit Concordia (De expres 19 Mei 1914)
- Pameran Lukisan karya dari pelukis kelahiran Hindia, seperti: Akkeringa, Artzenius, Bleckmann, Briet, Broedelet, van Soest, dan lainnya di Loge St. Jan, dari tanggal 1 hingga 7 Juni.
- Malam Piano oleh Everhard Beverwijk pada 6 Juli 1914 di Loge St. Jan (De Preanger-bode 03 Juli 1914)
1915
Memasuki tahun 1915, Bandoengsche Kunstkring menggelar rapat tahunan. Hadir para pimpinan untuk menyampaikan laporan pertanggungjawaban. Pertemuan digelar di Loge St. Jan pada tanggal 27 Januari 1915. (De Preanger-bode 26 Januari 1915)
Sekretaris, Middelberg, membacakan laporan tahunan untuk tahun 1913. Dari laporan ini (yang merupakan laporan ketiga), diketahui bahwa situasi perang menyebabkan sedikit penurunan jumlah anggota, dari 127 menjadi 101. Namun, mengingat kondisi saat itu, jumlah tersebut masih dianggap cukup baik. Richard Schoemaker sebagai bendahara, setelah diperiksa oleh komite audit. Saldo per 31 Desember 1914 tercatat sebesar 932,96 gulden, meningkat dari tahun sebelumnya sebesar 668,44 gulden.
Setelah itu, dilakukan pemilihan pengurus. Ketua, d’Arnaud Gerkens, mengucapkan terima kasih kepada para anggota atas kerja sama selama setahun terakhir. Ia kembali terpilih sebagai ketua. Anggota pengurus yang terpilih kembali adalah Maas Qeesteranus, Middelberg, dan Stufkens, sementara Giltay terpilih sebagai anggota baru. Schoemaker memutuskan untuk tidak mencalonkan diri kembali. (Bandoengsche Kunstkring) De Preanger-bode 28 Januari 1915).
Bond van Nederlandsch-Indische Kunstkringen
Kunstkring baru bermunculan di berbagai kota. Karenanya diperlukan penyatuan yang kemudian melahirkan sebuah Bond bernama Bond van Nederlandsch-Indische Kunstkringen. Wadah persatuan ini diketuai oleh (lagi-lagi) P. A. J. Moojen. Keberadaan Bond ini berdampak besar terhadap Bandoengsche Kunstkring sendiri.
Tidak dapat dipungkiri bahwa situasi perang turut berdampak pada berbagai sektor, termasuk seni. Namun perlahan Bond semakin berkembang. Bond memiliki fokus dan perhatian lebih pada bidang seni musik. Tur Bond pun menjadi sajian utama dalam agenda Kunstkring. Bandung kelimpahan berkah akibat kerja sama ini yang sehingga memungkinkan untuk mendatangkan bintang-bintang kelas satu untuk tampil di Bandung. Sesuatu yang tidak mungkin dicapai oleh Bandoengsche Kunstkring sendiri.
Berdirinya Bond dan perubahan karakter perkumpulan seiring dengan bertambahnya jumlah anggota membuat beberapa perubahan dalam statuta Bandoengsche Kunstkring. Misalnya dalam mekanisme pengambilan keputusan. Dalam Pasal IX statuta asli tahun 1905, untuk melakukan perubahan diperlukan keputusan dua pertiga dari total jumlah anggota yang memiliki hak suara. Karena pada awal tahun 1917 jumlah anggota telah mencapai 131, maka diperlukan persetujuan dari sekitar 90 anggota untuk mengubah statuta. Sebuah hal yang sulit dicapai. Kesulitan ini akhirnya diatasi dengan keputusan rapat umum anggota pada Mei 1917 untuk mengajukan kembali status badan hukum, dengan mengusulkan statuta yang telah diubah kepada pemerintah agar mendapatkan persetujuan.
Statuta baru tampaknya tidak sepenuhnya memuaskan, setidaknya pada tahun 1918 sebuah proposal perubahan diajukan kepada Rapat Umum. Namun, ternyata dengan statuta baru pun tidak mudah untuk melakukan perubahan; masih diatur bahwa hanya keputusan dua pertiga dari anggota yang memiliki hak suara yang dapat mengubah statuta. Hal ini kembali menjadi tuntutan yang berat, dan selama tiga tahun berturut-turut tidak ada perubahan statuta yang berhasil dilakukan karena jumlah anggota yang hadir dalam rapat terlalu sedikit. Akhirnya, pada tahun 1921, berhasil dikumpulkan jumlah anggota yang memiliki hak suara yang cukup; perubahan statuta pun berhasil dilakukan. (Gedenkschrift uitgegeven ter gelegenheid van het vijf en twintig jarig bestaan van den Bandoengsche Kunstkring 1905-1930)
Perubahan ini dalam perjalanannya berhasil mendorong perkembangan Bandoengsche Kunstkring menjadi kian pesat. Mereka berhasil mendatangkan sederet nama sohor ke Bandung. Siapa saja nama-nama tersebut?
Bersambung