Kelas Literasi: Sekilas Tionghoa Lewat Tiga Buku

Oleh: Vecco Suryahadi Saputro (@veccosuryahadi)

Buku-buku di Kelas Literasi Tionghoa
Buku-buku di Kelas Literasi Tionghoa

Di Indonesia, hidup banyak orang Tionghoa. Kehidupan mereka berada di tengah-tengah kehidupan kita. Di tengah-tengah keberadaan kita, mereka hidup dengan memegang teguh kebudayaan, kepercayaan, dan tradisi mereka.

Tapi, apa kita orang Indonesia mengenal mereka? Mengenal asal muasal kebiasaan mereka? Atau peradaban mereka? Atau yang buat pusing jika diperbincangkan, yakni kepercayaan mereka?

Kalau boleh saya mengutip perkataan Nio Joe Lan dalam buku “Peradaban Tionghoa Selayang Pandang”, maka saya akan jawab umumnya tidak banyak.

Tapi untuk apa mengenal mereka, peradabannya, kebudayaan dan seluruh pegangan-pegangan yang telah ada sejak nenek moyang?

Jawabannya ialah untuk menumbuhkan rasa hormat atas pilihan-pilihan mereka. Rasa hormat itu akan muncul, baik sadar atau tidak, dengan mengenal kehidupan dan asal-muasal tindakan mereka.

Sebagai langkah kecil dalam mengenal mereka, maka saya rasa Kelas Literasi (KL) yang diadakan oleh Pustaka Preanger dan Komunitas Aleut tepat karena mengambil judul dan tema Literasi Tionghoa. Dalam KL ini terdapat tiga buku yang diresensi, yaitu Raja Gula Oei Tiong Ham karya Liem Tjwan Ling, Peradaban Tionghoa Selayang Pandang karya Nio Joe Lan, dan Kisah Tiga Kerajaan Jilid 5 Zhuge Liang Memancing Amarah Zhou Yu karya Luo Ganzhong.

Buku pertama yang diresensi ialah Raja Gula Oei Tiong Ham yang diresensi oleh Tony Aziz. Menurutnya, buku ini menguak kehidupan sang raja gula. Cerita mengenai betapa dermawannya Oei Tiong Ham kepada rakyat Singapura, caranya untuk mempertahankan Oei Tiong Ham Concern, dan kehidupan pribadinya terangkum dalam buku ini.

Buku kedua berjudul Peradaban Tionghoa Selayang Pandang. Dalam buku ini, Nio Joe Lan menjabarkan kehidupan dan kebudayaan orang Tionghoa di Tiongkok dan  Indonesia. Asal-muasal nama orang Tionghoa, cerita mengenai hari raya etnis Tionghoa, hingga pengaruh bahasa Tionghoa terhadap bahasa Indonesia dijelaskan secara padat oleh Nio Joe Lan dalam buku ini.

Buku terakhir berjudul Kisah Tiga Kerajaan Jilid 5 yang diresensi oleh Rio. Buku ini terdiri atas 10 jilid, dan yang diresensi oleh Rio adalah jilid ketiga dengan alasan bahwa cerita di jilid ini begitu menarik. Selain itu, menurut Rio, kecerdasan Zhuge Liang dalam memimpin pasukan dan memprediksi langkah lawannya menjadikan buku ini pantas untuk diresensi.

Dari ketiga buku ini, setidaknya saya sedikit mengenal kebiasaan dan etos kerja orang Tionghoa. Dari buku Oei Tiong Ham, saya mengenal bagaimana orang Tionghoa mempertahankan usahanya sekaligus memberi dampak positif terhadap sekitar. Melalui fakta-fakta dari Nio Joe Lan, sedikitnya saya mengetahui asal muasal penamaan orang Tionghoa yang tidak sembarangan dan alasan kegiatan yang mereka lakukan saat Imlek dan Cap Go Meh. Terakhir, melalui Kisah Tiga Kerajaan, saya mengenal bagaimana cerdiknya mereka dalam memenangkan perang.

 

Tautan asli: https://regularvecco.wordpress.com/2017/02/03/catatan-kelas-literasi-sekilas-tionghoa-lewat-tiga-buku/

Iklan

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s