Alhta Ainayah Catatan perjalanan ini akan saya mulai dengan menceritakan sebuah fragmen perjalanan yang pernah dibukukan pada tahun 1915. Penulis dan pejalan itu adalah van Wulfften Palthe van Hengelo. ____________________ Kamis, 26 Februari 1914. Pukul 7 pagi, D.W. van Wulfften Palthe berangkat menuju Perkebunan Sedep. Ia mendapatkan undangan untuk menginap dan menikmati suasana di perkebunan … Lanjutkan membaca Catatan Perjalanan: Potongan Ingatan tentang Suzuki di Perkebunan Sedep (Bagian-1)
Karel Felix Kerkhoven
Henk v.d. Meer dari Tanara, Malabar
Van der Meer dan Sukarno. Arsip Yayasan Teh dan Arsip Keluarga Hindia Belanda, Van der Hucht dkk (SITFA). Tulisan ini merupakan lanjutan tulisan dari “Arsitek Rumah Bosscha” dua tahun lalu. Rasa penasaran tentang Rumah Bosscha akhirnya menemukan jawaban melalui tesis magister Wijnt van Asselt Herinneringen bij de thee (2021). Ia menelusuri dinamika antara budaya ingatan … Lanjutkan membaca Henk v.d. Meer dari Tanara, Malabar
Di Sana… di Negla (Bagian 2/2)
Oleh Guriang (Bagian Pertama) Ketika Jerman masuk ke Bloemendal pada bulan September 1944 dan menganggap wilayah itu sebagai daerah Kamp, Carla dan Marga pun harus mengungsi ke Overveen, sementara ibu mereka dirawat di rumah sakit setelah operasi fibroid dan sedang mengidap trombosis paru. Carla kemudian tinggal terpisah walaupun masih tetap di Overveen, kemudian bersama pacarnya, … Lanjutkan membaca Di Sana… di Negla (Bagian 2/2)
Di Sana… di Negla (Bagian 1/2)
Oleh Guriang “Di sana!” kata Marga, sambil menunjuk ke arah topi yang berada di atas lemari pajangan di ruang tamu rumahnya di Belanda kepada Wijnt van Asselt. “Di sana”adalah di Hindia Belanda, di wilayah pergunungan perbatasan antara Pangalengan dengan Garut. Negla. Para pembaca novel Heeren van de Thee karya Hella S. Haase tentu ingat bagaimana … Lanjutkan membaca Di Sana… di Negla (Bagian 1/2)