Oleh Ojel S.Y. Bagian Pertama Tuak, Susu, dan Kejo Di samping jenis-jenis kaolahan, SSKK juga memuat kata tuak, hanaang (haus), nyatu (makan), dan ponyo (lapar). Berikut bunyi teksnya: “Jaga urang héés tamba tunduh, nginum tuak tamba hanaang, nyatu tamba ponyo, ulah kajongjongan teuing”(Hendaknya kita tidur sekadar penghilang kantuk, minum tuak sekadar penghilang haus, makan sekadar … Lanjutkan membaca Dongeng Bandung: Kuliner Sunda Zaman Pajajaran (Bagian-2)
Jonathan Rigg
Dongeng Bandung: Kuliner Sunda Zaman Pajajaran (Bagian-1)
Oleh Ojel S.Y. Belasan tahun yang silam, seorang atasan saya pernah berseloroh, katanya “Orang Sunda itu seperti kambing, cukup disimpan di kebon, mereka bisa hidup.” Selorohan atasan saya yang berasal dari Surabaya itu tercetus setelah ia akrab dengan banyak orang Sunda; bahkan istrinya pun dari Bandung. Sebagai orang beretnis Jawa, secara naluriah dan empirik, bos … Lanjutkan membaca Dongeng Bandung: Kuliner Sunda Zaman Pajajaran (Bagian-1)
Ngaleut Sebagai Piknik Sokratik
Oleh: Arif Abdurahman (@yeaharip) Di tengah siang yang terik dan kuno, terlihat Socrates dengan pakaian gembelnya sedang keluyuran, gudag-gidig di seputaran pasar Athena. Edan, sang filsuf ini ujug-ujug berdiskusi soal Tuhan dengan seorang penjual ikan: menjelaskan kalau dewa-dewi nggak ada. Ini bukan satu dua kali, tapi gurunya Plato ini sudah kelewat sering. Karena dianggap subversif, … Lanjutkan membaca Ngaleut Sebagai Piknik Sokratik