Oleh: Arif Abdurahman (@yeaharip)

“Mereka sudah tiba di Bandung!”

Syahdan, tersiar kabar ada sepasukan bangsa bermata sipit hendak bikin onar. Paniklah manusia yang Totok begitupun Indo, kelimpungan takut dihabisi Nippon.

Dari Cimahi, hiduplah dia yang seorang Indo, berbapak Belanda beribu babu. Seorang dokter, dan katanya sih juga seorang vrijdenker. Memang saat itu lagi tren soal ateis, agnostik, dan beragam jenis lainnya. Banyak umat malas beribadat yang melakukan pembenaran dengan memakan bacotan Nietzsche dari kemarin awal abad. Maka begitupun yang terjadi sama si katolik yang pas bocahnya taat benar ini, yang sekarang sudah amnesia dengan doa-doa rosario. Namun meski sudah sedikit murtad, tak percaya lagi pada-Nya, dia tetap berkawan baik dengan Pastor Bart Leenders. Sohibnya sejak kecil, dan teman ngobrol sampai sekarang.

“Oh mungkin suatu saat deh Bart,” ucapnya buat menghentikan cerocosan dakwah pastor Gereja St. Ignatius Cimahi itu. Continue reading