Oleh: Tim ADP 2023

Rute Momotoran hari ini sebenarnya merupakan edisi lanjutan dari yang sebelumnya, berkeliling di wilayah Subang. Pada bagian awal perjalanan, kami mengulang jalur jalan sebelumnya, yaitu Maribaya-Cupunagara, karena ingin melihat beberapa hal yang kemarin terlewatkan akibat berbelok dadakan ke Ciwangun-Kasomalang.

Sedang tumben juga momotorannya tidak di akhir pekan, melainkan hari Jumat, karena ada beberapa agenda yang tak dapat dihindarkan pada Sabtu-Minggu pekan ini. Jadi, sudah pasti perjalanan akan terpotong sekitar satu jam oleh Jumatan di perjalanan.

CUPUMANIK COFFEE

Coffee break pertama kami lakukan di sebuah kedai kopi bergaya modern di Desa Cupunagara, namanya Cupumanik Coffee. Di sini sekalian mau nengok Cottages Cupumanik juga yang letaknya di seberang jalan, terpisah sedikit oleh kebun kopi. Minum kopi, pesan beberapa makanan dan minuman ringan, setelah itu lanjut jalan.

Perjalanan kali ini dipandu oleh Azura, karena Adit yang biasanya mengelola rute perjalanan sedang absen. Malam sebelumnya, Azura dan beberapa rekan lain sudah merancang rute perjalanan, menentukan titik-titik kunjungan, sebagai bagian dari kelas atau latihan perencanaan perjalanan di Komunitas Aleut. Jalurnya tentu sudah disesuaikan juga dengan kejaran pengalaman dari perjalanan ini. Dengan bantuan google earth atau google maps, perjalanan dilanjutkan untuk menuju Goa Jepang.

Peta digital ini rupanya sempat bercanda, karena mengarahkan kami untuk belok kiri meninggalkan jalan mulus dan masuk ke jalanan sempit naik-turun melewati perkampungan yang tidak terlalu padat. Masuk lebih dalam, sudah tidak terbedakan lagi mana jalur jalan dan mana halaman rumah warga. Yang jelas, setelah beberapa jarak, di kejauhan terlihat badan jalan aspal yang segera menyadarkan kami, bahwa sebetulnya tadi kami tidak perlu belok, karena jalan aspalnya memang nyambung ke sini, haha..

Dibandingkan dengan potongan jalur Maribaya-Cupunagara yang kebanyakan menempuh lereng bukit dan lembah dengan pemandangan perbukitan dan huta di sekitar wilayah itu, jalur Cupuagara-Cisalak ini terasa berbeda. Sebagian besar menembus hutan. Jalanan umumnya bagus, mulus, dan lebar. Jauh lebih lebar dibanding yang terlihat dalam rekaman foto perjalanan Komunitas Aleut beberapa tahun ke belakang. Dari arsip yang ada, perjalanan paling awal sudah dilakukan pada tahun 2007-2008, dan sejak itu berulang kali melewati kembali jalur ini untuk berbagai keperluan dan kegiatan komunitas.

Sisi kiri jalan umumnya tebing-tebing yang menjulang tinggi, kebanyakan tebing tanah merah, pada beberapa bagian ada juga tebing batu atau semacam itu. Sisi kanan, umumnya jurang yang cukup dalam, namun tidak terlalu terlihat karena rimbun dan lebatnya pepohonan dan tumbuhan lainnya. Saat memeriksa lebih dekat, ternyata di balik rimbunan pohonan ini terhampar lembah dan kompleks perbukitan yang luas. Mungkin sisi lain dari Gunung Canggah yang sisi sebelahnya sudah kami lalui sampai tiba di Cupunagara tadi.

Cupumanik Coffee di Desa Cupunagara, Subang. Foto: Komunitas Aleut.
Continue reading