Oleh: Aditya Wijaya
Sudah lama rasanya saya menyimpan sebuah artikel dalam majalah dari situs Belanda di internet. Artikel itu berjudul ‘Het grafmonument van Dick de Hoog (1881-1939). Artikel ini bercerita mengenai makam Dick de Hoog di Permakaman Pandu, Kota Bandung.
Hari ini, berbekal informasi dari artikel tersebut, saya dan Komunitas Aleut mencoba mencari dan mengunjungi makam Dick de Hoog. Akhirnya kami berhasil menemukan makam Dick de Hoog di Pandu, tak jauh dari pintu masuk permakaman.
Kondisi makam sangat memprihatinkan, rumput liar merambat menutupi sebagian makam. Batu nisan yang terbuat dari marmer dijadikan alas tempat membuat adonan semen. Tulisan dalam marmer juga sudah tidak dapat terlihat, tertutup lapisan semen. Atap makam berwarna hitam pekat. Saya rasa warna ini terjadi karena batu nisan dijadikan tempat pembakaran (entah sampah atau hal lainnya).

