Oleh: Irfan Noormansyah (@fan_fin)

“Ayoo, ayooo cepetan naik bu, jalanan lagi macet nih”, sebuah seruan dengan logat khas Batak terdengar dari balik kemudi lebar transportasi besar. Dengan seragam dinas berwarna biru telur asin, wajah di balik kacamata ovalnya sedikit merengut kepada ibu-ibu yang membawa barang bawaan cukup banyak ke dalam kendaraannya. Cahaya matahari siang itu cukup membuat dahinya yang agak lebar berkilauan juga dikarenakan rambut klimis berpomade-nya disisir slicked back kekinian bak anak muda jaman sekarang.

Padahal kejadian ini terjadi berkisar di tahun 2005-2010, ketika gaya rambut spike menjadi trend saat itu. Ia adalah seorang supir bis DAMRI jurusan Leuwi Panjang-Ledeng di masa itu, entah sekarang masih bertugas atau tidak. Mungkin dialah satu-satunya supir DAMRI yang bisa saya ingat sampai saat ini karena tingkah laku dan dandanannya yang cukup nyentrik kala itu. Usianya sudah paruh baya, tapi masih menggunakan sebuah tindikan di telinga kiri seperti anak muda yang gemar nongkrong di Dago sore hari sambil menenteng skateboard. Continue reading