Oleh: @mooibandoeng
Hari ini (19 Oktober 2013), senang sekali berkesempatan melaksanakan salah satu rencana lama bersama @KomunitasAleut, yaitu berkunjung ke Kampung Adat Cireundeu di Cimahi.
Seminggu lalu, dua rekan @KomunitasAleut, Tony dan Yudhis, sudah melakukan pendahuluan mendatangi kampung itu dan mendapatkan izin untuk kunjungan pada hari Sabtu, 19 Oktober 2013 ini.
Pagi ini di Taman Otten, sebrang RSHS, sudah siap beberapa motor untuk menuju Cireundeu. Kami mengambil jalan pintas melalui Gunungbatu dan sekitar 45 menit kemudian kami sudah berada di gerbang masuk kampung.
Awalnya agak heran karena perkampungan dengan jalan2 utama berupa jalan gang yang di semen ini sama sekali tak menampakkan suasana perkampungan tradisional. Hampir semua bangunan yang ada adalah bangunan permanen dan modern.
Keterangannya akan kami dapatkan kemudian dari Kang Jajat, salah satu warga yang seharian ini akan menemani seluruh perjalanan kami di Cireundeu. Begitu masuk ke sebuah lapangan olahraga tempat kami parkir motor, langsung terlihat bangunan utama di kampung ini, yaitu Bale Saresehan. Di sebrang bale sedang ada kegiatan pembangunan sebuah panggung permanen untuk kegiatan warga. Di sini kami diterima oleh Kang Jajat.
Dari obrolan dengan Kang Jajat kami dapatkan bahwa rupanya adat di Cireundeu tidak terlalu ketat dalam hal penampakan fisik, mereka membolehkan banyak hal mengikuti perkembangan zaman, rumah modern, pakaian, kendaraan bermotor, atau gadget modern, samasekali tidak dimasalahkan. Namun dalam hal bermasyarakat, masih diberlakukan aturan2 adat secara turun temurun. Cara hidup ini bertolak dari filosofi hidup bermasyarakat di sini, yaitu Ngindung ka waktu, mibapa ka jaman.
Bale Saresehan Kampung Adat Cireundeu.
Untuk berbagai aturan adat ini, tak ada bahan tertulis yang dapat dijadikan acuan, semua berlangsung dan diturunkan secara lisan antarpemuka-adat. Berbagai masalah dalam hubungan kemasyarakatan selalu dirundingkan di Bale Saresehan ini.
Aturan adat yang masih dipegang teguh tentu bukanlah hal dapat langsung terlihat oleh mata. Orang luar perlu tinggal beberapa lama agar dapat mengalami keberadaan aturan2 ini.
Lalu, selain aturan adat, apa lagi yang menarik dari kampung ini? Pemandangan dan suasana kampung yang sangat biasa dan mirip dengan kampung2 modern lainnya tentu memunculkan pertanyaan ini.
21 Februari 2005 terjadi sebuah peristiwa mengejutkan di kawasan Leuwigajah, Cimahi. Sebuah ledakan besar terjadi di lokasi pembuangan sampah yang timbunannya mencapai jutaan meter kubik. Ketinggian timbunan sampah sampai 30 meter. Akibat ledakan terjadi longsoran dahsyat yang menimpa permukiman di sekitarnya, paling tidak 81 rumah tertimbun dan 139 jiwa manusia menjadi korban oleh longsoran itu. Kerusakan terbanyak terjadi di Kampung Cilimus, Desa Batujajar (sekarang Kab. Bandung Barat) dan di Kelurahan Leuwigajah, Kota Cimahi. Konon peristiwa ini menjadi tragedi sampah terburuk nomor dua di dunia setelah kejadian serupa di Filipina pada tahun 2000.
Keramaian peliputan tragedi inilah yang kemudian membawa sejumlah wartawan menemukan keberadaan sekelompok warga di dekat lokasi bencana yang secara tradisional mengonsumsi singkong sebagai makanan pokoknya. Kemudian diketahui kelompok warga ini berasal dari sebuah kampung yang masih kuat mempertahankan adat-istiadat lama mereka, yaitu Cireundeu. Sejak itu kampung unik ini sering menjadi pemberitaan.
Kampung adat Cireundeu diyakini didirikan oleh seorang tokoh yang bernama Haji Ali. Makam tokoh ini masih dapat ditemukan di halaman belakang perkampungan ini. Menurut cerita Kang Jajat, Pada tahun 1918 Haji Ali menyarankan agar warga kampung mulai mencoba makanan lain sebagai pengganti beras sehubungan dengan krisis pangan saat itu. Kemudian tahun 1924, Ibu Omah Hasmanah (menantu Haji Ali), menemukan dan merintis pemanfaatan singkong sebagai bahan makanan utama dan sejak itulah warga Kampung Cireundeu mulai menjadikan singkong sebagai makanan pokok mereka.
Penampakan rasi mentah dan yang sudah ditanak.
Singkong diolah secara tradisional menjadi aci (sagu) yang biasanya mereka jual dan beras nasi atau rasi. Rasi sebetulnya adalah ampas hasil penggilingan singkong untuk membuat aci, ampas ini dijemur lalu dijadikan bahan pangan utama seperti beras bagi kelompok masyarakat lain. Semua bahan lauk dan sayur bisa saja serupa dengan yang kita ketahui sehari-hari, yang membedakan warga Cireundeu adalah rasi sebagai pengganti nasi.
Setiap kepala keluarga di Cireundeu memiliki lahan singkong dengan luas berbeda-beda. Selain ditanam untuk keperluan sendiri, warga juga memiliki lahan garapan bersama untuk keperluan kampung atau dibagi antarsesama penggarap. Pola penanaman diatur berdasarkan jeda waktu, agar panen singkong dapat berlangsung terus tanpa terputus sehingga kebutuhan makanan pokok dapat selalu terpenuhi.
Pergunungan yang mengelilingi kampung Cireundeu. Di kejauhan sebelah kiriadalah Gunung Kunci, agak di bawahnya Pasir Panji, dan yang terdekat di sebelah kanan adalah Gunung Gajahlangu dengan hutan larangannya.
Lahan singkong dengan mudah ditemui di kawasan pinggiran kampung hingga ke lereng2 gunung yang mengelilingi, yaitu Gunung Cimenteng, Gunung Kunci, dan Gunung Gajahlangu. Yang terakhir ini sekaligus berfungsi sebagai hutan larangan bagi adat Kampung Cireundeu. Tidak sembarang orang atau sembarang waktu bisa memasuki hutan ini. Hutan kecil ini menjadi penyangga utama lingkungan hidup warga Kampung Cireundeu. Kebutuhan air utama di kampung ini juga didapatkan dari mata air di lereng gunung Gajahlangu selain dari beberapa mata air lain di gunung sekitar kampung.
Kembali ke Haji Ali, beliau sempat bertemu dengan pendiri ajaran Sunda Wiwitan (dulu sering disebut Agama Jawa-Sunda), Haji Madrais, di Cigugur, Kuningan. Ajaran Madrais melalui Haji Ali ini yang masih dipegang teguh oleh warga kampung Cireundeu sampai sekarang.
Minimal dalam satu kunjungan singkat kemarin, sudah ada beberapa hal unik yang kami dapatkan dari Kampung Adat Cireundeu. Adat-istiadat, makanan pokok, dan sistem kepercayaan. Tapi buat sementara, ini dulu yang saya catatkan.
Siip. Like cerita di atas.
JAMAN BARU DATANG UNTUK MEMBUKA TABIR
KONSEPSI WIWITAN YANG TAK LAIN ADALAH
KONSEPSI SANGKAN PARANING DUMADI.
Apa kata Mandalajati Niskala?
Mandalajati Niskala menuturkan:
Berbicara KONSEPSI WIWITAN tak lain
adalah berbicara KONSEPSI PRIMA CAUSA atau
KONSEPSI JAWAHAR AWAL & JAWAHAR AKHIR.
JAWAHAR AWAL disebut “TATANAN WIWITAN”, yaitu
SUNA + DA = SUNDA atau Tatanan Bumian.
JAWAHAR AKHIR disebut “TATANAN TAMATAN”, yaitu
SUNA + H = SUNAH atau Tatanan Langitan.
Catatan :
Suna = Tatanan
Da/D = Bumian
Ha/H = Langitan
Sunda adalah SISTEM FITRAH BUMIAN
disebut “FEMINIM SYSTEM”.
Sunah adalah SISTEM FITRAH LANGITAN
DISEBUT “MASKULIN SYSTEM”.
Keduanya merupakan SISTEM FITRAH IBU & BAPA,
atau WIWITAN & TAMATAN yang satu sama lain
harus mengikat & “TIDAK BOLEH BERCERAI”
Ikatannya sendiri adalah IKATAN
SISTEM KESELAMATAN, yang secara bahasa
disebut “SISTEM ISLAM”.
Sunda adalah SISTEM ISLAM BUMIAN.
Sunah adalah SISTEM ISLAM LANGITAN.
Sunda adalah SISTEM KEIBUAN.
Sunah adalah SISTEM KEBAPAAN.
Hindarkan EGO SUNDA & hindarkan EGO SUNAH, sbb
keduanya merupakan FITRAH YG HARUS BERSATU.
Demikian kata Mandalajati Niskala.
Jika demikian menurut saya (Sandi Kaladia)
untuk kata SUNDA, kata SUNAH, kata ISLAM,
maupun kata WIWITAN jangan memakai LEBEL
AGAMA atau LEBEL KEPERCAYAAN, sbb ITU
SEMUA ADALAH HAL-HAL YANG FITRAH.
Selanjutnya MANDALAJATI NISKALA dlm penggalian
memasuki Ruang Insun, telah Melahirkan
Konsepsi SANGKAN PARANING DUMADI
yg Fitrah, Original & ditemukan Sangat Anyar.
KONSEPSI TERSEBUT BETUL BETUL BEGITU
SEDERHANA, NAMUN SANGAT MENYERUAK
DI KEDALAMAN YANG TANPA BATAS, sbb:
1♥Barang siapa yang memahami NAFAS~nya,
akan memahami rahasia HU~DA~RA~nya.
(HU~DA~RA adalah Whitehole berupa potensi
JAWAHAR AWAL, yang menjadi sistem
TRI TANGTU DI BUWANA, dan jadilah ketentuan
Tuhan SEGALA MACAM KEJADIAN
SECARA SISTEMIK TERMASUK MANUSIA)
2♥Barang siapa yang memahami HU~DA~RA~nya,
akan memahami potensi HI~DI~RI~nya.
(Potensi HI~DI~RI meliputi:
HI adalah alam Subconcious
DI adalam alam Concious
RI adalah alam HIperconcious)
3♥Barang siapa yang memahami HI~DI~RI~nya,
akan memahami satuan terkecil DI~RI~nya.
(Tribaka, Panca Azasi Wujud &
Panca Maha Buta)
4♥Barang siapa yang memahami DIRI~nya,
akan memahami HI~DIR~nya.
(Kesadaran Semesta = Kesadaran Manunggal)
5♥Barang siapa yang memahami HI~DIR~nya,
akan memahami satuan terkecil ATMA~nya.
(Kehidupan JAWAHAR AKHIR yang mengendap
pada Tribaka)
6♥Barang siapa yang memahami ATMA~nya,
akan memahami TAMAT~nya.
(Reaktor Nuklir dari akumulasi satu
Oktiliun Tribaka pada tubuh manusia,
yang segera memasuki Blackhole
untuk keluar dari Jagat Raya
dan meledak menjadi Bigbang,
di ruang hampa, gelap gulita,
bertekanan minus)
7♥Barang siapa yang memahami TAMAT~nya,
akan memahami WIWIT~nya.
(Ledakan Bigbang membentuk Whitehole
yaitu berupa potensi Jawahar Awal
di Jagat Raya Baru)
(Peringatan dari Mandalajati Niskala:
“JIKA ANDA SULIT UNTUK MEMAHAMI,
LEBIH BAIK ABAIKAN SAJA. TERIMA KASIH)
════════════════════════════
Mandalajati NIskala membuka sebuah tabir
PINTU JAWAHAR AWAL
KE PINTU JAWAHAR AKHIR
Manusia pada hakekatnya bagian dari Tuhannya.
Seluruh isi semesta “BERENANG-RENANG” TENGGELAM
di dalam TUBUH TUHAN SANG MAHA BESAR.
(Zibghotulloh).
Sagala sesuatu termasuk Manusa MANUNGGAL
di dalam TUBUH TUHAN SANG MAHA BESAR.
(Sapanunggalan).
TUHAN SANG MAHA BESAR, sekaligus juga
Sang MAHA KECIL memiliki
TIGA ENERGI PRIMER (Tri Tangtu Di Buwana),
yang “gumulung” jadi tunggal, dari lingkup
SANG MAHA BESAR sampai pada lingkup SANG MAHA KECIL
disebut; JAWAHARA HAWAL WAL HAKHIR (JHWH), berupa:
♥POTENSI GELOMBANG CAHAYA BENING♥
♥POTENSI GELOMBANG CAHAYA BENING♥
♥POTENSI GELOMBANG CAHAYA BENING♥
SANG MAHA BESAR / AGUNG
adalah “JHWH” dalam CAKUPAN ALAM MAKRO,
yaitu ZAT ABADI SANG MAHA BESAR berupa HU~DA~RA
YANG BERADA DALAM KEMANUNGGALAN KHALIQ,
mimiliki:
Energi “HU” Acining Air, berupa:
♥POTENSI GELOMBANG CAHAYA BIRU♥
♥POTENSI GELOMBANG CAHAYA BIRU♥
♥POTENSI GELOMBANG CAHAYA BIRU♥
Energi “DA” Acining Tanah, berupa:
♥POTENSI GELOMBANG CAHAYA KUNING♥
♥POTENSI GELOMBANG CAHAYA KUNING♥
♥POTENSI GELOMBANG CAHAYA KUNING♥
Energi “RA” Acining Api, berupa:
♥POTENSI GELOMBANG CAHAYA MERAH♥
♥POTENSI GELOMBANG CAHAYA MERAH♥
♥POTENSI GELOMBANG CAHAYA MERAH♥
Ketiganya Gumulung di dalam SAJATINING HUDARA, berupa:
♥POTENSI GELOMBANG CAHAYA ULTRA VIOLET MENUJU PUTIH♥
♥POTENSI GELOMBANG CAHAYA ULTRA VIOLET MENUJU PUTIH♥
♥POTENSI GELOMBANG CAHAYA ULTRA VIOLET MENUJU PUTIH♥
SEBAGAI PINTU HAWAL Zat Abadi Makro,
yang disebut JAWAHAR HAWAL, yaitu:
BIGBANG (Ledakan Nuklir) yang keluar dari WHITEHOLE.
Inilah yang disebut proses DIA MENJADIKAN INSUN.
SANG MAHA KECIL / LEMBUT
adalah “JHWH” dalam CAKUPAN ALAM MIKRO,
yaitu ZAT ABADI SANG MAHA KECIL berupa ATOM
YANG BERADA DALAM KEMANUNGGALAN MAKHLUK,
memiliki:
Energi “HU” Proton, berupa:
♥POTENSI GELOMBANG CAHAYA BIRU♥
♥POTENSI GELOMBANG CAHAYA BIRU♥
♥POTENSI GELOMBANG CAHAYA BIRU♥
Energi “DA” Netron, berupa:
♥POTENSI GELOMBANG CAHAYA KUNING♥
♥POTENSI GELOMBANG CAHAYA KUNING♥
♥POTENSI GELOMBANG CAHAYA KUNING♥
Energi “RA” Elektron. berupa:
♥POTENSI GELOMBANG CAHAYA MERAH♥
♥POTENSI GELOMBANG CAHAYA MERAH♥
♥POTENSI GELOMBANG CAHAYA MERAH♥
Ketiganya “Gumulung” dlm SAJATINING HATOM (Atom), berupa:
♥POTENSI GELOMBANG CAHAYA IMPRA MERAH MENUJU HITAM♥
♥POTENSI GELOMBANG CAHAYA IMPRA MERAH MENUJU HITAM♥
♥POTENSI GELOMBANG CAHAYA IMPRA MERAH MENUJU HITAM♥
sebagai PINTU HAKHIR Zat Abadi Mikro,
yang disebut JAWAHAR HAKHIR, yaitu:
INDUKSI INTI (Reaktor Nuklir) yg masuk ke dlm BLACKHOLE.
Inilah yang disebut proses INSUN JADI DIA.
(Peringatan dari Mandalajati Niskala:
“JIKA ANDA SULIT UNTUK MEMAHAMI,
LEBIH BAIK ABAIKAN SAJA. TERIMA KASIH)
════════════════════════════
Syair Sunda:
JAWAHAR AKHIR NGARAGA~DIA
ditulis ku Mandalajati NIskala
Atma na sakujur raga.
Hanargi museur na tazi.
Bobot Bentang JAGAT RAYA panimbangan.
Paeunteung eujeung.
Ziro sazironing titik Nu Maha Leutik.
Madet dina JAGAT LEUTIK.
Gumulung sakuliahing cahya.
Ngahideung Nu Maha Meles.
Ngan beuratna Maha Beurat.
Insun gumulung nu Tilu NGAMANUNGGAL;
PARA~TRI~NA, NI~TRI~NA jeung
HOLIK~TRI~NA dina Jawahar Akhir.
Tandaning Insun lulus nurubus.
Lolos norobos, Robbah lalakon.
Kaluar tina Sapanunggalan Gusti Nu Maha Suci.
Bitu ngajelegur.
Manggulung-gulung kabutna.
Huwung nungtung ngahujung.
Jadi jumadi ngajadi.
INSUN ROBBAH NGARAGADIA.
Gelar Ngajawahar Awal.
Gusti papanggih jeung Gusti.
Dina babak carita SAWA~RAGA~ANYAR.
Ahuuung Ahuuung Ahuuung Aheeeng.
════════════════════════════
Filsuf Sunda MANDALAJATI NISKALA, sbg:
Zaro Bandung Zaro Agung
Majelis Agung Parahyangan Anyar.
Klik di google Mandalajati Niskala
BACALAH SELURUH SULUR BUAH PIKIRANNYA.
Pengirim Komentar:
@Sandi Kaladia
permisi gan, boleh minta kontak person orang kampung adat cireudeunnya ngga? klo ada mohon krimkan lewt email yaa, au*********@***il.com