Oleh: Irfan Noormansyah (@fan_fin) Stadion Persib, lebih populer dengan nama Stadion Sidolig, merupakan cikal bakal lahirnya SSB Sidolig. Sidolig sendiri merupakan sebuah singkatan dari "Sport in de Openlucht is Gezond" yang artinya "berolahraga di tempat terbuka itu sehat". Saat ini Stadion Persib dikenal juga sebagai lokasi mess para pemain serta salah satu stadion yang sering … Lanjutkan membaca Stadion Persib
Galeri
Pabrik Teh Sedep
Oleh: Mooibandoeng (@mooibandoeng) Pabrik Teh Sedep di lingkungan pergunungan yang bener-bener sedep. Selain pabrik, bangunan-bangunan sekitarnya yang selalu menggoda itu, akhirnya dapat terkunjungi juga. Di dalam rumah Hoofdadministrateur ada plakat yang menyebutkan angka tahun 1930 untuk pabriknya, tetapi cap pada barang-barang rumah tangga menyebutkan angka tahun 1929. Sedangkan palakat khusus untuk hoofdaministrateur menyebut angka tahun … Lanjutkan membaca Pabrik Teh Sedep
Gereja Katholik Bebas Santo Albanus
Bangunan ini merupakan karya Ghijsels yang desainnya rampung tahun 1918, dan dibangun tahun 1919-1920. Walau mengambil nama Katholik, gereja ini tidak memiliki afiliasi dengan Roma. Setidaknya sejak tahun 2000-an, gereja ini dikenal warga Bandung sebagai tempat kursus Bahasa Belanda. Cerita lebih lengkap mengenai gereja ini bisa dibaca di https://komunitasaleut.com/2010/02/05/bandungs-lost-symbol/.
Roti Gratis Untuk Bobotoh
Panpel Persib membagikan roti dan air mineral gratis bagi Bobotoh yang datang menonton laga final Piala Bhayangkara di Gelora Bung Karno. Roti dan air mineral ini tak hanya dikhusukan bagi mereka yang memegang tiket, namun bagi seluruh Bobotoh yang sedang melintas di daerah ini. Momen ini diabadikan oleh @kedaipreanger saat bertandang ke GBK untuk menyaksikan … Lanjutkan membaca Roti Gratis Untuk Bobotoh
Pintu Air di Cicendo
Warga sekitar menyebut tempat ini dengan nama Bong. Padahal, arti dari bong sendiri adalah pemakaman Tionghoa. Kok bisa? Hehe, soalnya wilayah pemukiman padat di dekat pintu air ini dulunya memang pemakaman Tionghoa. Entah bagaimana di kemudian hari warga sekitar mengenal bong sebagai pintu air. Ngomong-ngomong, apakah Aleutians tau nama sungai yang ada di foto ini? … Lanjutkan membaca Pintu Air di Cicendo
Patrakomala, Penghias Stilasi Bandung Lautan Api
Oleh: Tegar Bestari (@teg_art) Bunga Patrakomala adalah maskot Kota Bandung yang dijadikan penghias stilasi Bandung Lautan Api. Meskipun kalah ukuran, tapi bunga aslinya juga mau ikut eksis di sebelahnya :))
Petilasan Ki Ageng Mangir
Oleh: Nurul Fatimah (@nurulf90) Adalah Mangir, sebuah desa yang diyakini menjadi desa tertua di Kabupaten Bantul. Desa ini tidak bisa lepas dari sejarah tokoh Ki Ageng Mangir yang dikenal karena perseteruannya dengan Panembahan Senopati, Raja Mataram.
Monumen Bandung Lautan Api
Oleh: Irfan Noormansyah (@fan_fin) 24 Maret 1946, langit Bandung tak secerah hari ini. Kepulan asap hitam dan jilatan api merah membara mewarnai jengkal udara di kota ini. Ratusan ribu warga kota Bandung membakar bangunan dan tempat tinggalnya untuk melindungi Kota Bandung dari penjajah. 70 tahun berselang, Kota Bandung telah lahir kembali dengan membawa banyak perubahan … Lanjutkan membaca Monumen Bandung Lautan Api
Kelaparan di Teras Cikapundung? Tak Perlu Khawatir!
Teras Cikapundung sekarang jadi satu tempat kekinian baru yang lagi ramai diserbu warga Bandung. Nah, kalau kawan-kawan dilanda rasa lapar pas lagi main di sini, langsung aja jalan ke arah bukit di sebelah utara. Makanan dan minuman yang dijual di sini dijual dengan harga wajar, dijamin ga akan bikin tekor! Tapi, jangan heran kalau warung-warung … Lanjutkan membaca Kelaparan di Teras Cikapundung? Tak Perlu Khawatir!
M.I. Prawirawinata
Di lokasi ini pernah berdiri sebuah Toko Buku dan Percetakan M.I. Prawirawinata, toko buku dan percetakan pertama yang dimiliki oleh seorang pribumi. Setelah berhenti beroperasi pada pertengahan 1930-an, bangunan yang berada di ruas Jl. Lembong ini beralih fungsi menjadi hotel.
Bangunan Swarha
Bangunan ini berada di Jl. Asia-Afrika, beroperasi sebagai hotel sekitar awal 1950-an. Pada saat perhelatan Konferensi Asia-Afrika 1955, gedung ini digunakan sebagai tempat menginap para kuli tinta. Setelah sekitar satu dekade beroperasi, hotel ini kemudian tutup. Lantai dasar bangunan ini masih digunakan untuk berjualan kain, sedangkan 4 lantai ke atasnya dibiarkan kosong begitu saja. Sempat … Lanjutkan membaca Bangunan Swarha
Di Balik Layar #Ngaleut Toko Buku dan Percetakan
Hari Sabtu (12/03/2016), beberapa Aleutians sedang melakukan survey lokasi untuk #Ngaleut Toko Buku dan Percetakan Tempo dulu yang berlangsung hari Minggu kemarin. Kegiatan semacam ini rutin dilakukan setiap minggunya untuk memastikan lancarnya keberlangsungan #Ngaleut.
Beli Buku di Jl. Cikapundung Barat
Di tengah perjalanan #Ngaleut Toko Buku dan Percetakan Tempo Dulu siang tadi, @teg.art dan @tiarahmii menyempatkan diri untuk membeli buku di emper Jl. Cikapundung Barat. Kawasan ini dikenal sebagai salah satu sentra buku dan majalah bekas sejak sekitar 1960-an. Harga buku yang ditawarkan bervariatif, mulai dari puluh ribu hingga ratusan ribu rupiah. Foto: @fajarasaduddin
Gedung Indonesia Menggugat
Gedung Indonesia Menggugat, dulunya berfungsi sebagai pengadilan. Nama gedung diambil dari judul pledoi Sukarno dengan judul sama yang ia tulis selama mendekam di Penjara Banceuy. Nah, lokasi ini merupakan titik kumpul kegiatan Ngaleut Toko Buku dan Percetakan Tempo Dulu hari Minggu besok. Sudahkah Aleutians memastikan diri bergabung? Foto: Arya Vidya Utama (@aryawasho)
Kliping Riwayat Preangerplanters
Lima artikel yang dimuat di HU Pikiran Rakyat, rubrik Selisik, Senin, 22 Februari 2016. Salinan artikelnya menyusul.