Menemukan Udug-Udug, Ibu Kota Karawang Baheula


Ditulis oleh: Hevi Fauzan

“Di dalam perjalanan, kadang kita tidak menemukan apa yang dicari. Kadang, kita malah menemukan hal yang lain lagi.”

Sabtu, 5 September 2020, kami berlima melakukan perjalanan momotoran ke Kabupaten Karawang. Dalam rencana, kami akan mengunjungi Cikao, Bendungan Walahar, rumah bersejarah Rengasdengklok, Candi Batujaya, dan muara Ci Tarum di Laut Jawa. Satu rencana perjalanan untuk menyusuri objek-objek yang kaya akan sejarah.

Di tengah perjalanan, rencana mulai berubah. Karena kurang membaca peta dan tidak ada rambu penunjuk jalan di belokan menuju Jatiluhur di Kota Purwakarta, kami mengambil jalur lurus ke Cikampek. Menyadasi kesalahan di tengah perjalanan, kami akhirnya mengambil keputusan untuk langsung menuju bendungan yang membendung Sungai Ci Tarum, Bendungan Walahar. Sementara, hawa panas mulai memasuki ruang-ruang udara di dalam jaket.

Singgah di Bendungan Walahar, kami sempat foto-foto sebentar dan ngobrol dengan warga setempat. Ikan Jambal terkenal yang kami bayangkan bisa jadi menu makan siang, akhirnya kami lewatkan, karena tidak sesuai dengan apa yang kami harapkan. Setelah rehat, kami memutuskan untuk kembali ke selatan karena hawa terlalu panas bagi kami saat itu. Kami kembali memburu tujuan semula, tepatnya ke Cikao. Akhirnya kami mengambil jalur kembali ke arah Bandung, jalur yang seharusnya kami ambil tadi dari arah Purwakarta.

Cikao merupakan satu kawasan yang cukup berperan dalam Tanam Paksa Kopi di Priangan, khusunya di Priangan tengah. Sebelum kereta api ada, kopi-kopi dari Bandung misalnya, dibawa ke Batavia memakai pedati-pedati sebelum diangkut melalui perahu-perahu ke pusat niaga yang kini bernama Jakarta. Setelah beberapa puluh menit perjalanan, kami sampai di bawah bendungan Jatiluhur. Yang kami dapatkan di sana adalah sungai Ci Tarum yang menjadi tempat pembuangan dari Bendungan Jatiluhur. Saat kami ke sana, aroma tak sedap menguap dari aliran sungai. Hanya sebentar saja kami di sana, dan memutuskan untuk naik lagi ke arah barat.

Sempat menikmati makan siang berupa mie instant, kami melanjutkan perjalanan menuju barat lagi. Akhirnya, ujung perjalanan kami hari itu adalah di sana, ujung utara danau Jatiluhur. Pemandangannya lumayan sih, air yang biru membentang dengan campuran hijau eceng gondok, dipadu dengan perbukitan di kejauhan. Lumayanlah buat para pemburu background Instagram.

Sebenarnya, dalam perjalan dari Cikao menuju warung tempat kami beristirahat, kami menemukan satu plang jalan yang menujuk ke daerah bernama Udug-udug. Di tengah perjalanan, saya memikirkan nama itu, Udug-udug, bukankah itu salah satu tempat bersejarah di Karawang?

Ternyata, daerah ini mempunyai sejarah yang cukup panjang. Dalam sejarah Priangan, Udug-udug merupakan ibukota pertama Kabupaten Karawang. Sebagai lumbung padi dan pertahanan paling barat bagi Mataram, Karawang kemudian dijadikan kabupaten. Ini terjadi saat Mataram melakukan reorganisasi pasca kegagalan mereka merebut Batavia. Mereka mengangkat R.A. Kertabumi IV sebagai bupati yang bergelar Panembahan Singaperbangsa.

Status Udug-udug sebagai ibukota Karawang berakhir ketika Panatayuda sebagai bupati berikut memindahkan ibukota ke Kota Karawang sekarang di akhir abad 17. Daerah di tepi sungai Ci Tarum ini kemudian perlahan ditinggalkan. Sampai saat ini, status Udug-udug sekarang menjadi satu kampung di desa Mulyasejati, Kecamatan Ciampel, Kabupaten Karawang.

Saat kami kembali dari Jatiluhur, kami kembali melewati plang penunjuk jalan menuju Udug-udug. Padahal, ada kesempatan bagi saya untuk memfoto plang itu, tapi tidak, kesempatan itu saya lewatkan. Mungkin di lain waktu, kami akan kembali berkunjung ke sini, juga ke Udug-udug, bekas ibukota Kabupaten Karawang yang terpencil dan dilupakan orang.

Hevi Fauzan, Komunitas Aleut, Manajer Konten di Simamaung.com, Sertifikasi Tim Ahli Cagar Budaya 2019 dari Provinsi Jawa Barat. Hevi Fauzan dapat dihubungi via akun Ig dan twitter @pahepipa.

Satu pemikiran pada “Menemukan Udug-Udug, Ibu Kota Karawang Baheula

Tinggalkan komentar