Tag: Barutunggul

Sekitar Bandung Lautan Api: “Achmad Wiranatakusumah dan Batalyon Siluman Merah A3W” Bagian 2

Oleh: Komunitas Aleut

Tulisan ini adalah lanjutan dari tulisan Sekitar Bandung Lautan Api: “Achmad Wiranatakusumah”

Tulisan Bagian 1 bisa dibaca di sini.

POSKO DI SAPAN-CIPAMOKOLAN DAN PERISTIWA BUAHBATU

Setelah BLA, Batalyon III Resimen 8 pimpinan Mayor Achmad Wiranatakusumah mengambil posisi di daerah Sapan dengan garis demarkasi di Cipamokolan. Salah satu regunya dari Kompi II pimpinan Sersan Mayor Sirodz yang berpatroli di daerah Buahbatu, berpapasan dengan patroli Belanda, dan pertempuran pun tak terhindarkan. Komandan patroli yang bernama De Hand tewas. Regu Sirodz membawa mayat De Hand dengan pedati dan di sepanjang jalan mayat itu disoraki orang. Kemudian mayat itu dipamerkan dengan disandarkan di pagar posko.

Penggalan Jalan Sapan yang sampai saat ini sebagian wilayahnya masih berupa persawahan luas. Foto: Google Maps.

Belanda yang marah karena peristiwa itu menyerang pertahanan regu Sirodz dengan mortir dan mengejarnya dengan brencarier. Walaupun tidak ada korban jiwa, namun peristiwa ini membuat Batalyon Achmad mundur ke Talun, Garut. Dari Garut, Batalyon achmad pindah lagi ke Soreang, dekat perbatasan Ci Tarum. Di sini Achmad mendapat tambahan dua personil, yaitu HR Dharsono dan Lettu Poniman. Dalam suatu pertempuran dengan Belanda yang berhasil merebut Soreang, Batalyon Achmad pindah ke Ciwidey dengan posko di Pasirjambu.

Di halaman Kantor Kelurahan Derwati ada monumen ini. Angka tahun yang tertera menunjukkan di sekitar peristiwa Bandung Lautan Api, sayangnya tidak ada informasi apa pun yang kami dapatkan mengenai monumen ini. Foto: Deuis Raniarti.
Continue reading

Catatan Perjalanan: Ngaleut Merakdampit

Oleh: Irfan Teguh Pribadi (@irfanteguh)

https://4.bp.blogspot.com/-G0VHGPo81F8/WPnZJfTl03I/AAAAAAAABvg/IGgsZQpwK_kRKmk-so2t4St1xXLUaEYvgCLcB/s1600/1.JPG

Sekali waktu saya pernah naik ke bukit Batu Taréngtong di daerah Merakadampit. Bukit yang mahiwal jika dibandingkan dengan perbukitan yang ada di sekelilingnya. Meski sama-sama ditanami palawija dan tanaman bumbu, namun di bukit tersebut banyak terdapat bebatuan. Minggu, 9 April 2017, bersama rombongan yang agak banyak dari Komunitas Aleut, saya kembali ke bukit tersebut.

Perjalanan seperti biasa dimulai dari Kedai Preanger, Buahbatu. Tujuan pertama adalah Baru Ajax, bekas peternakan dan sentra susu sapi di daerah Lembang, kepunyaan P.A. Ursone—pendatang berkewarganegaraan Italia. Sentra susu sapi ini terkait erat dengan Bandung Milk Centre yang pusatnya berada di Jalan Aceh, tak jauh dari Masjid Al-Ukhuwah.

Setelah P.A. Ursone dan istrinya meninggal, kepemilikan aset yang berupa tanah dan bangunan, menjadi sengketa antara keturunan P.A. Ursone, keturunan orang kepercayaan P.A. Ursone, dan keturunan kerabat istri P.A. Ursone. Informasi ini saya dapatkan dari salah seorang cicit P.A. Ursone yang tinggal di bilangan jalan dengan nama kedokteran. Continue reading

Merakdampit dan Kegelisahan Para Penggarap Lahan Sewaan

Oleh: Anggi Aldila (@anggicau)

REPUBLIKA.CO.ID, M.A.W Brouwer (1923-1991) seorang dari negeri Belanda yang telah lama tinggal di Bandung, Jawa Barat, pernah berujar “Bumi Pasundan lahir ketika Tuhan sedang tersenyum”. Pernyataan itu menjadi sangat familiar untuk sebagian warga Kota Bandung, terutama bagi yang sering melewati kawasan Asia-Afrika karena terpampang di dinding bawah jembatan penyebrangan, persis di depan Gedung PLN.

Mungkin tidak salah dengan pernyataan tersebut, tidak usah seluruh Pasundan, seputaran Bandung pun selalu menjadi tempat yang cocok untuk memanjakan mata, tidak percaya? Cobalah pergi ke daerah Merakdampit di Kecamatan Cimenyan, Kabupaten Bandung.

Menyusuri Kawasan Bandung Utara memang tidak akan pernah bosan. Selain soal pemandangan (terutama pemandangan langsung ke Kota Bandung), Kawasan Bandung Utara menyimpan cerita tentang kawasan Danau Bandung Purba. Continue reading

© 2025 Dunia Aleut

Theme by Anders NorenUp ↑