Nah, ini kegiatan @mooibandoeng terbaru. Lengkapnya sebetulnya ada 4 mata acara, 2 kali Ngaleut Jejak Preangerplanters di Bandung yang sudah terlaksana pada hari Minggu tanggal 3 dan 10 Januari 2016 yang lalu dan 2 kegiatan lain pada akhir pekan ini. Masing-masing adalah: 1) hari Sabtu tanggal 16 Januari 2016 berupa Bedah Buku Preangerplanters yang diadakan … Lanjutkan membaca Mengenal Riwayat Preangerplanters
Bandung
Tan Sin Hok: Ahli Mikropaleontologi Dunia dari Cianjur
Selama tinggal di Bandung, beberapa kali keluarga Tan Sin Hok berpindah rumah. Salah satu alamat tempat tinggal yang didiami pada periode 1938-1943 adalah di Van Hoytemaweg (Jalan Sumur Bandung di Kota Bandung sekarang).
Penelusuran Belum Usai (5)
Lanjutan kisah Roman Rasia Bandoeng oleh Lina Nursanty. SATU per satu tokoh dalam novel roman Rasia Bandoeng terungkap. Setelah hampir satu abad sejak pertama kali novel itu diterbitkan pada awal abad 20, cucu dan cicit para tokoh bermunculan. Mereka mencari asal usul leluhurnya melalui kepingan cerita dalam novel. Dendam lama yang diceritakan dalam novel pun … Lanjutkan membaca Penelusuran Belum Usai (5)
Romeo Juliet dari Citepus (4)
Lanjutan kisah Roman Rasia Bandoeng oleh Lina Nursanty. SERAYA berseloroh, Charles Subrata menyebut kisah cinta antara Tan Gong Nio dan Tan Tjin Hiauw dalam novel roman Rasia Bandoeng yang terbit pada awal abad ke-20 di Kota Bandung sebagai “Kisah Romeo-Juliet dari Citepus.” Penyebutan itu terilhami dari kisah perjuangan cinta antara keduanya yang sangat berat karena … Lanjutkan membaca Romeo Juliet dari Citepus (4)
Gunung Cai Gg. Kina
Gunung Cai Gg. Kina Hari ini saya berkesempatan mengunjungi dan memeriksa suatu jaringan air peninggalan Hindia Belanda yang terletak di belakang Pabrik Kina. Informasi ini saya dapatkan dari rekan instagram, @dienzfight yang kebetulan berkantor di dekat lokasi jaringan. Ternyata @dienzfight berteman baik dengan Yanti @adetotat yang belakangan ini cukup aktif di Komunitas Aleut. Jadi tadi … Lanjutkan membaca Gunung Cai Gg. Kina
Gedung Merdeka
Pada penutupan Konferensi Asia Afrika tanggal 24 April 1955, Presiden Sukarno memberikan nama baru bagi gedung Societeit Concordia, yaitu Gedung Merdeka. Sudah satu minggu sejak tanggal 18 April, Societeit Concordia dijadikan tempat konferensi negara-negara Asia-Afrika. Semangat menuju kemerdekaan bangsa-bangsa adalah hasil utama konferensi ini yang dituangkan dalam The Final Communique of the Asian-African Conference, salah … Lanjutkan membaca Gedung Merdeka
Tan Sim Tjong (3)
Bagian ketiga: Pencarian Makam Tan Sim Tjong SEMASA hidupnya, Tan Sim Tjong dikenal sebagai saudagar kaya yang memiliki tanah luas yang tersebar di antara Cibadak, Jalan Raya Barat (Jenderal Sudirman sekarang, RED), dan sekitar Kali Citepus. Selain sebuah rumah gedong besar, keluarga Tan Sim Tjong juga memiliki kebun yang ditanami pohon bambu Cina dan pohon … Lanjutkan membaca Tan Sim Tjong (3)
Tan Sim Tjong (2)
Bagian kedua: Gang Simcong dan SD Simcong DI dalam roman Rasia Bandoeng, Tan Shio Tjhie digambarkan sebagai sosok yang progresif karena tidak menentang kehendak anaknya, Tan Tjin Hiauw, untuk menjalin hubungan asmara dengan Tan Gong Nio. Padahal, dalam adat budaya Tionghoa saat itu, perkawinan satu marga (she) adalah hal tabu dan terlarang. Tan Shio Tjhie … Lanjutkan membaca Tan Sim Tjong (2)
Tan Sim Tjong (1)
Berikut ini serial penelusuran tokoh Tan Sim Tjong yang ditulis oleh rekan saya dan sudah dimuat bersambung di HU Pikiran Rakyat Bagian Pertama: Telusur Silsilah Melalui Roman MENJELANG Imlek lalu, Pikiran Rakyat mengulas sebuah roman Tionghoa yang menceritakan perkawinan satu marga (she) di Bandung pada tahun 1917. Roman berjudul Rasia Bandoeng yang ditulis oleh Chabbaneau … Lanjutkan membaca Tan Sim Tjong (1)
Gedung Swarha
Foto ini menggambarkan suasana keramaian di Bandung saat merayakan Jubileum Ratu Wilhelmina pada tahun 1923. Foto diambil di sudut barat daya Alun-alun, di depan sebuah toko pakaian dan kelontong, Toko Tokyo. Pada gambar dapat dilihat plang nama Toko Tokyo di atas pintu gedung di sebelah kanan. Toko Tokyo dibangun tahun 1914 dan hancur pada tahun … Lanjutkan membaca Gedung Swarha
Monteiro
Adolph Bernard Monteiro, menilik namanya saja dia bukanlah orang Indonesia. Tapi Beni, begitu nama kecilnya, tak pernah melihat negeri lain selain Indonesia selama hidupnya. Beni dilahirkan di Manado pada tahun 1917 dari ayah kelahiran Blitar bernama Herman Christian Monteiro dan ibu kelahiran Cirebon, Eugenie Geerath.
Dua Dunia Trans7: Tebing Keraton
Setelah kunjungan terakhir pada bulan November 2014, hari Rabu, 5 Maret 2015, saya kembali ke Cadas Gedogan atau yang sekarang menjadi terkenal dengan nama Tebing Keraton. Kunjungan kali ini untuk keperluan sebuah program televisi, Dua Dunia dari Trans7. Belakangan ini saya beberapa kali diminta tim program ini menjadi narasumber untuk liputan beberapa lokasi di sekitar … Lanjutkan membaca Dua Dunia Trans7: Tebing Keraton
Siapakah Chabanneau? – Seri Tionghoa Bandung dalam Roman (3)
Seri Tionghoa Bandung dalam Roman (3) Siapakah Chabanneau? Ada informasi yang cukup mengejutkan ketika menelusuri jejak literatur yang menyinggung nama Chabanneau ini. Seorang antropolog, James T Siegel, menguak kabar bahwa ternyata sang penulis roman sesungguhnya adalah seorang pemeras. Cuplikan pemuatan artikel ini (bagian 3) di HU Pikiran Rakyat, Selasa, 17 Februari 2015. Dalam buku Siegel … Lanjutkan membaca Siapakah Chabanneau? – Seri Tionghoa Bandung dalam Roman (3)
Merekam Denyut Nadi Pusat Kota – Seri Tionghoa Bandung dalam Roman (2)
Seri Tionghoa Bandung dalam Roman (2) Merekam Denyut Nadi Pusat Kota Membaca roman Rasia Bandoeng karya Chabanneau dapat membawa kita melancong ke pusat Kota Bandung pada periode awal 1916 dengan deskripsi yang cukup detail. Tampak kuat sekali kesan bahwa mobilitas orang-orang Tionghoa saat itu berada di pusat-pusat kota. Misalnya kediaman tokoh utama roman, yaitu Tan … Lanjutkan membaca Merekam Denyut Nadi Pusat Kota – Seri Tionghoa Bandung dalam Roman (2)
Kawin Semarga di Bandung Baheula – Seri Tionghoa Bandung dalam Roman (1)
Berikut ini saya muatkan artikel bersambung tulisan rekan saya, Lina Nursanty, yang membahas sebuah roman baheula dengan latar cerita Kota Bandung di awal abad ke-20. Selamat membaca! Seri Tionghoa Bandung dalam Roman (1) Kawin Semarga di Bandung Baheula Pengantar: Roman lahir untuk melukiskan perbuatan, watak, dan isi jiwa sang tokoh yang lebih banyak membawa sifat-sifat zaman. “Rasia … Lanjutkan membaca Kawin Semarga di Bandung Baheula – Seri Tionghoa Bandung dalam Roman (1)