Ngaleut kali ini terasa berbeda karena dipastikan akan menemui beberapa sarana transportasi baru bagi Klab Aleut (sok tau nya, bae ah)…..
Bukan tanpa perencanaan, tapi, ngaleut kali ini memang dilakukan tanpa survei, tapi tidak juga tanpa persiapan yang matang tentunya… butuh waktu 1 bulan untuk merealisasikan perjalanan ini…
akhirnya,,, perjalanan ini…..
06.15
di depan stasiun Bandung sebalah utara, telah berkumpul 3 orang pegiat (ebi, candra, elgi) semuanya nampak berseri-seri menyambut perjalanan ini….
beberapa menit kemudian muncul ayan dan yanto,, kemudian adi, opik, BR,,,
setelah berkumpul 9 orang kami mulai menghubungi beberapa pegiat yang semalam konfirm untuk ikut tapi belum juga datang,,, teu baleg!!!!
di stasiun beberapa bule mulai berangkat ke Jakarta untuk kemudian pulang ke negaranya masing2, yah kejadian bom membuat negara2 asal pengunjung mulai menarik pulang warganya…
setelah membeli tiket, kami pun berangkat menuju cicalengka menggunakan kereta KRD ekonomi,,, padat bung,,, tapi inilah kesenangannya, belajar bersosialisasi cenah…
kereta yang kami tumpangi akan berangkat pukul 07.51, tapi setelah menunggu 10 menit barulah kereta berangkat… maklum Indonesia, eh Kareta Api ketang…
tarif Rp. 1000 per orang murah bukan…?
08.10
kereta berangkat, walau padat berdesakan, perjalanan tetap menyenangkan…
sampai 3 kali perhentian, hanya Bang BR saja yang kebagian duduk… yang lainnya berdiri, maklum mengalah pada yang tua… sampai pemberhentian gede bage semuanya duduk kecuali saya…
jangan tanyakan kondisi di dalam kereta, karena semua yang kita bayangkan benar2 terjadi… dari mulai penyanyi dangdut, penjual dvd, jeruk, pengamen, semuanya berlomba mengais rejeki di atas gerbong kereta…
09.30
kami tiba di stasiun cicalengka, dan mulai mencari2 angkot untuk dicarter, tapi….
dengan pertimbangan biaya dan tantangan, kami menaiki coolback (kol buntung) menuju kareumbi dengan tarif Rp. 5000 per orang..
jalur yang berbelok2, dengan jumlah penumpang yang membludak (lebay) membuat perjalanan jauh dari kesan nyaman…. sebenarnya angkutan tersebut khusus untuk mengangkut penumpang menuju Curug CInulang…
akhirnya kami tiba di ujung aspal, dan berjalan kaki memasuki jalanan koral menuju starting point perjalanan (wisata buru masigit kareumbi)..
10.20
dulunya kawasan kareumbi merupakan kawasan Wisata Buru Masigit Kareumbi (aneh karena letak Gn. Masigit yang jauh dari kareumbi).. kawasan ini konon, dikuasai Panglima Ibrahim Adjie…(diabadikan sbg jalan Kircon) memasuki tahun 1990an hewan disini mulai berkurang..
puncaknya pada tahun 2000an terjadi illegal logging, yang membuat kawasan ini tidak lagi tertutup..
beberapa fasilitas pun nampak hancur sampai pada tahun 2007an,, padahal kawasan ini dibawah BKSDA (balai besar konservasi sumber daya alam) Jabar.
dalam kawasan ini terdapat 2 desa yaitu, Cigumentong dan Cimulu… di sekitar karembi teradapat beberapa tempat yang layak dikunjungi, selain dua desa tersebut…
1. Batara Guru, kawasan hutan yang masih tertutup rapat (berkanopi) didalamnya bermacam2 hewan buas masih hidup…
2. Jalur Cimulu-Limbangan
untungnya pada akhir 2008, dan awal tahun 2009 wanadri mulai mengelola tempat ini dan mulai merekonstruksi beberapa bangunan dan beberapa kelengkapannya… mudah2an ini upaya baik untuk mengkonservasi kawasan kareumbi dan sekitarnya…
10.30
di kawasan kareumbi,
kami makan pagi untuk sekedar mengisi kekosongan perut, karena perjalanan ke depan tidak akan ditemui warung ataupun perkampungan…. mie rebus dan roti merupakan menu ideal bagi petualang aleut (pegiat)….
11.00
perjalanan dimulai,
dipersimpangan jalan menuu cigumentong kami menyempatkan membeli buah tomat dari petani yang sedang menimbang tomat…
Rp 5000 sakeresek, loba pisan jaba amis, sumpah….!
tujuan pertama adalah makam tuan blok (jansen) di desa Cigumentong… konon, beliau adalah pemilik kawasan ini pada jaman kolonial,,, makamnya sendiri baru ditemukan secara tidak sengaja pada tahun 2006an, padahal keluarganya sempat melakukan pencarian pada tahun sebelumnya, tapi tidak berhasil..
beliau dikubur bersama hartanya, yang sekarang entah dimana keberadaannya…
Desa Cigumentong sendiri terdapat 14 keluarga, yang ajaib desa ini sudah menggunakan panel surya untuk keperluan pemenuhan energi listriknya…
tidak lama dari Cigumentong, kami langsung melanjutkan perjalanan…
kesan pertama takut dan ragu, karena kita memasuki hutan yang masih tertutup rapat….
kami mulai menyusuri jalanan setapak yang ada, setelah sempat mengisi air di mata air yang mengalir jernih…
tawa dan canda merupakan hiburan tersendiri di tengah sunyinya hutan….
setelah lama berjalan kami beristirahat untuk berfoto dan mengganjal perut… perjalanan pun dilanjutkan, diiringi musik alam yang merdu, perpaduan teriakan binatang rimba dan riuhnya pepohonan…
13.38
kami istirahat kembali, untuk makan siang…
tapi hanya opik dan yanto yang membawa bekal, sementara yang lainnya hanya merokok dan ngemil tomat yang kami beli di jalan menuju CIgumentong… amiissss…
saat beristirahat kami dikelilingi burung elang yang berteriak histeris seolah memberi tanda pada kawanan yang lainnya, serem juga…
13.55
perjalanan dilanjutkan kembali, rute yang ditempuh didominasi turunan…. sehingga kami tidak kesulitan atau keletihan… letak citengah yang dibawah hutan kareumbi…
tidak terasa salah satu lembahan yang kita susuri adalah Gunung Gelung, dan pesawahan pun telah nampak dari kejauhan… tanpa ragu kami mulai menambah kecepatan menuju daerah pesawahan…
disana terdapat salah satu rumah, yang menurut informasi menjual lahang, tapi sayang penjualnya sedang tidak ada… untuk mengobati rasa dahaga kami menuju Curug Kancana mengikuti jalan yang telah ditunjukkan oleh warga yang sedang melintas…
setelah puas berfoto di curug kami melanjutkan perjalanan menuju CItengah……
16.04
kami tiba di Kampung Cijolang Desa Citengah, mulai tampak peradaban… lega….
16.35
menaiki angdes Citengah-Sumedang tarif Rp. 3000
setelah berkelilingdi sekitar alun2 sumedang, kami mulai berjalan (lagi) menuju pusat perbelanjaan tahu…
17.46
kami sampai di pusat pertahuan, namun tahunya sudah habis dari sore….parah…
beberapa tempat jualan tahu yang punya nama tutup, akhirnya kami ngemil tahu di pinggiran jalan, tapi tetep enak da,,,
kami menaiki angkot dengan tarif Rp. 2000 menuju polres… tempat nantinya kami akan memberhentikan bis (jiga supermen nya)
18.37
kami pulang ke Bandung (cicaheum) menggunakan bis Bandung-Cikijing dengan tarif Rp. 8000
dalam bis nampak kondisi pegiat yang mulai keletihan… sampai di terminal cicaheum, kami berpencar..
salut buat ebi (satu2nya pegiat perempuan yang ikut)
dengan tetap senyum, gambar keindahan hutan yang takkan bisa dilupakan…
sebuah memori petualangan yang penuh dengan kesan dan pesan….
pesan akan pentingnya bersinergi dengan alam, dan menjaga alam…
“Sebuah negara tidak pernah kekurangan seorang pemimpin apabila anak mudanya sering bertualang di hutan, gunung dan lautan”
-sir henry dunant-
Perjalanan petualang sejati memang tak meliahat area terjal dan curam…Namun sebaiknya dalam petualangan dialam kita dapat mengetahui apa-apa yang terkandung dialam tersebut, agar kita tak sia-sia menempuh medan terjal berjurang.
Dan semua dapat kita ambil faedahnya..Thanks
Wew..udah ke Curugnya yah? Jadi envy gila lah… Ngecamp disana tapi ga ke curugnya 🙁
Ayo dong ngaleut lagi kesana 😀
janten hoyong ngiring upami aya aleut-aleutan deui… kumaha carana nya????