NgAleut Citarum Berenang Senang !!

Oleh : Pinot

 Hutan selalu mempunyai fenomena alam yang di dalam nya terdapat tumbuhan dan benda alam. Ada benda yang hidup dan benda mati, ada tumbuhan hidup dan tumbuhan yang mati. Begitupun,di sungai Citarum Bandung,yang di jelajahi Aleutian kini  (23/10),  mempunyai fenomena  alam yang tak kalah indah dengan sungai yang lainnya. Batu-batu besar, air jernih yang mengalir dan pepohonan yang masih tertera se-alakadarnya , juga di sepanjang pinggir jalan bebatuan tidak ada atau jarang terlihat bekas sampah makanan, rokok, cangkang plastik dll. Bahkan tidak banyak wisatawan yang mengunjungi daerah kawasan Citarum. Hal tersebut membuat Aleutian beruntung bisa menjelajahi kawasan Citarum yang cukup indah dan sejuk itu. Karena,bisa lebih tahu kondisi dari kawasan Citarum yang tidak banyak di kunjungi waisatawan. Walaupun di sepanjang perjalanan,setapak demi setapak terus di tempuh hingga terkuras tenaga dan membuat badan cukup lelah, tapi itu tidak membuat Aleutian berhenti untuk menempuh perjalanan, karena kebersamaan membuat lelah Aleutian tidak terasa hingga sampai tujuan. Di ujung, Aleutian pun berenang senang dengan melakuan berbagai gaya, dengan berfoto dipandu fotografer Aleut. Walaupun hanya sebagian yang berenang di “danau” hijau yang cukup sejuk, rasa lelah dan kucuran keringat serasa hilang. Setelah selesai beremdam di “danau” Citarum, kini Aleutian melanjutkan perjalanan, tetapi menuju perjalanan pulang. Walaupun  ada sebagian yang terjatuh dan terpeleset saat perjalanan, itu tidak membuat Aleutian mengeluh. Walaupun tidak banyak fasilitas, tapi Aleutian begitu puas merasakan indahnya panorama dan febnomena alam Citarum.

  Kawasan Citarum dan gua ST (Sanghyang Tikoro) juga mempunyai legenda. Dikatakan bahwa ST adalah gua yang terjadi dari “proses” pembentukan DB (Danau Bandung) oleh Sangkuriang. Pada saat itu Sangkuriang ingin menikahi Dayang Sumbi, Dayang Sumbi memberikan syarat kepada Sangkuriang bahwa Sangkuriang harus membuat danau dan perahu. Saat itu Sangkuriang membendung Citarum di ST. Air Citarum  jadi tergenang dan membentuk danau besar, Danau Bnadung. DB menjadi kering akibat bocornya danau dan air keluar lewat Gua ST. Gua ST disebut-sebut berperan atas surutnya air DB. Tetapi, K.Kusumadinata tahun 1959 menunjukan bahwa gunung-gunung seperti Pancaklarang dan Gunung Bentang adalah sebagai lokasi -lokasi yang mungkin menjadi tempat bocornya DB. Batas-batas pinggiran DB sangatlah luas,antara sekitar Cililin sampai Rancaekek, Padalarang sampai Ujungberung,dan Majalaya sampai Soreang. Dan berkembanglah pula dongeng-dongeng lain yang berkaitan dengan ST. Dulu dekat ST ini orang-orang dilarang keramas,karena dikatakan jika ceceran rambut terbawa air sungai melewati ST,maka akan ada suara jerit kesakitan dari dalam gua. Dan masih banyak dongeng lainnya dari ST. Ada lagi satu tempat menarik di dekat ST, tempat berndamnya air panasdi depan PLTA .

Kawasan ini kini berada dalam kondisi yang cukup memprihatinkan, karena selama ini dibiarkan sendiri tanpa pengendalian dari pihak tertentu. Akibatnya, tidak banyak dan jarang dikunjungi wisatawan, ditambah tidak ada banyak fasilitas. Sebuah catatan yang harus menjadi perhatian adalah dampak tidak terurusnya kawasan ini kelak. Terurusnya kawasan ini pun tentu akan mempengaruhi perkembangan daerah ini sebagai daerah komersial dimasa yang akan datang atau menjadi bagian dari wilayah strategis untuk di kunjungi oleh wisatawan.

Oleh: Pinot Scoot_2011

NB: inilah cacatan saya tentang ngAleut Citarum, maaf jika ada kekurang dari catatan saya hhe semoga bermanfaat 🙂

1 Comment

  1. yonaanwar1

    Dari Anda Ygn Ceritakan Sangat Asik Kayaknya Bila Langsung NgaleuT biar merasakan Gmna seh NgaleuT bareng”

Leave a Reply to yonaanwar1 Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

© 2025 Dunia Aleut

Theme by Anders NorenUp ↑