Tulisan ini merupakan lanjutan dari perjalanan Ngaleut Bogor yang diselenggarakan oleh Komunitas Aleut.

Komplek Permakaman Cisarua Utara letaknya tak jauh dari Jalan Raya Utama Cisarua-Puncak. Alamat lengkapnya di Jl. Alternatif Tapos-Ciawi. Permakaman ini berada di pinggir jalan dan tertutup oleh warung dan bengkel motor. Luas makam Cisarua Utara lebih sempit dibanding Cisarua Selatan. Tembok sekeliling makam sudah padat oleh rumah-rumah penduduk.

Kondisi makam tak jauh berbeda dengan Cisarua Selatan, dibiarkan begitu saja sepertinya atau oleh warga di sekitar makam dimanfaatkan dengan ditanami beberapa tumbuhan seperti pisang, singkong, dan cabai. Di salah satu cungkup bahkan terlihat kabel-kabel sebagai gantungan jemuran.

Permakaman di Cisarua merupakan kompleks makam milik keluarga Bik dan Keuchenius. Mungkin ada nama keluarga yang terlewat seperti van Basel dan Du Puy, tapi dua nama yang sudah disebutkan di awal mendominasi kompleks permakaman di Cisarua.

Ini adalah daftar nama yang tertera pada nisan di komplek Permakaman Cisarua Utara:

1. Charlotte Johanna Margueritte Bik. Lahir di van Doorninck. Meninggal di Cisarua 27 September 1857. C. J. Margueritte Bik memiliki seorang putra bernama Jannus Theodorus Bik lahir 7 Agustus di Cisarua.
2. E. J. Steevens. Lahir di De Veer. Meninggal di Cisarua 7 Januari 1865.
3. M. C. Breton van Groll O’Breen. Lahir 26 Maret 1802. Meninggal 15 Oktober 1893.
4. Maria Albertine Bik. Lahir 27 Februari 1874. Meninggal 30 Juni 1875.
5. Charlotte Jeannette Francoise. Lahir 22 Desember 1872, meninggal 18 Agustus 1879. Selain C. J. Francoise ada Mathilde Cornelie. Lahir 8 Maret 1876, meninggal 16 Agustus 1879.
6. Carel Louis Theodoor de Casembroot. Lahir 25 May 1880 di Sumedang. Meninggal September 1966/1988 di Cisarua.

Di permakaman ini ada satu nisan yang menarik perhatian, yaitu milik C.J. Francoise dan Mathilde Cornelie. Di atas batu nisannya ada dua malaikat dan di keempat sudutnya ada vas dengan bunga yang terbuat dari marmer. Sekarang hanya tersisa satu vas bunga saja. Sayang kondisi patung dua malaikat sayapnya hilang terpotong seperti sengaja dirusak (untuk diambil). Nisan ini memiliki cungkup di atasnya. Cungkup rasanya terlihat masih asli hanya saja sudah berkarat. Ornamen-ornamen pada cungkup masih bisa kita lihat, termasuk relief pada tiang-tiangnya.

Selain itu ada satu nisan yang cukup susah untuk dibaca. Nisan ini kami coba bersihkan dengan air. Nisan milik C.L. Th de Casembroot. Entah apa hubungan de Casembroot dengan keluarga Bik di permakaman ini. Keluarga de Casembroot merupakan keluarga yang berasal dari Italia. Keturunan de Casembroot diangkat menjadi bangsawan Belanda pada 16 April 1815.

Sebenarnya ada salah satu keluarga dekat dari Bik yang terkenal dengan perannya sebagai pelukis di Hindia Belanda. Dia adalah Adrianus Johannes Jan Bik, lahir di Dunkirk, Prancis, 13 Januari 1790. Bik merantau ke Hindia dan menjadi hakim kota di Batavia. Saat menjadi hakim, Pangeran Diponegoro sedang ditahan di Batavia. Saat Pangeran Diponegoro ditahan, Bik membuat lukisan Diponegoro. Selain lukisan Diponegoro saat ditahan, Bik juga melukis tempat ibadah dan tempat tinggal Diponegoro selama di pengasingan.

Itulah sedikit tambahan tulisan mengenai Permakaman Cisarua Utara. Keterangan tentang nama-nama lain masih dicicil dan cukup sulit untuk mendapatkan informasinya. Sampai bertemu saja di tulisan Ngaleut selanjutnya.

Aditya Wijaya