Month: February 2018 (Page 2 of 2)

#InfoAleut: Kelas Literasi “Toko Buku” dan Ngaleut “Toko Buku Tempo Doeloe”

 

Selain karena tempat wisata dan kulinernya, Bandung terkenal sebagai kota intelektual, bahkan sejak zaman dahulu. Hal itu bisa kita rasakan dengan banyaknya toko buku dan koleksi buku-bukunya yang ada di bandung. Namun sayangnya, kebanyakan dari toko buku yang berjaya di masanya telah tutup. Ada yang hanya bisa diketahui jejak toko dan karya bukunya lewat catatan sejarah, bahkan sebagian toko ada yang berganti menjadi toko lain

Kelas Literasi pekan ke-128 ini Komunitas Aleut akan membahas tentang toko-toko buku zaman dahulu yang pernah berjaya pada masa itu. Tidak hanya di kota Bandung, kota lain di Indonesiapun punya toko serupa yang riwayatnya menarik untuk dibahas

Aleutian yang tertarik dengan Kelas Literasi pekan ini, silahkan konfirmasi kesertaan via Whatsapp +6289680954394 (Upi) bisa juga via Line Komunitasaleut (pakai @) Tempatnya di @kedaipreanger Jln. Solontongan no. 20D .
Yuk diantos, kang, teh.

#KomunitasAleut
#kelasliterasi

***

Ngaleut hari Minggu dengan tema yang sama; Ngaleut Toko Buku Tempo Doeloe

Setelah hari Sabtu kita membahas dan berdiskusi tentang toko buku tempo doeloe, hari Minggunya kita jalan-jalan menjelajahi langsung ke toko-toko buku tersebut. Beruntung kota Bandung masih menyisakan jejaknya meskipun sebagian sisa toko-toko itu memang sudah tidak bisa dicari, seperti yang mimin jelaskan di postingan sebelumnya

Ngaleutnya dimulai pukul 07.30 wib dan kumpul di Alun-alun kota Bandung. Hari ini Aleutian bisa langsung konfirmasi kesertaan ke nomor whatsapp +6289680954394 (Upi) dan bisa juga via Line Komunitasaleut (pakai @) #KomunitasAleut
#ngaleuttokobuku

 

Ciletuh: Ratusan Kilometer yang Basah

Oleh: Nurul Fatimah (@nurulf90)

“Lu kudu bikin catetan rul. Kudu! Setiap detil tempatnya, ambil foto yang banyak, nulis!”

Begitu kiranya isi kepala menghadapi kesempatan ke-5 untuk susur pantai. Ini yang ke-5, tapi pertama bagi saya. Bayangkan. Empat kali saya harus absen diiringi ketabahan mengunduh dan melihat tiap gambar yang dibagikan di linimasa oleh kawan-kawan saya.

Susur pantai. Jelas bukan dari namanya? Kami beberapa motor iringi-iringan menyusur ratusan kilo menjauhi Bandung. Target kali ini, Ciletuh. +200 Km ke arah barat Kota Bandung. Nama Ciletuh menjadi banyak diperbincangkan setelah kawasan tersebut diakui UNESCO sebagai geopark nasional. Perjalanan dirancang tiga hari dua malam. Dimulai Jumat malam, 26 Januari 2018.

Tapi, hari Jumat saya harus pulang telat. Pekerjaan sebagai buruh pabrik masih meminta untuk mengutamakan dan menuntaskan supply sebelum bersenang-senang. Maka jadilah saya batal berangkat di hari itu. Pukul 21.00 WIB kawan-kawan lain mulai melaju dari Solontongan dalam rintikan hujan, saya mengiringinya dengan doa-doa keselamatan. Continue reading

Kamisan Komunitas Aleut

Kamisan Aleut

Oleh: Hendi “Akay” Abdurahman (@akayberkoar)

“Saya ke bumi untuk Jumatan, dari Senin sampai Kamis persiapan, Sabtu Minggu evaluasi.”

Jika merujuk pada pernyataan si Surayah itu, hari ini adalah hari terakhir untuk persiapan. Besok sudah mulai Jumatan, dan lusa bersiap untuk evaluasi.

Itu kata si Surayah, tapi bagi saya dan beberapa kawan sesama penggiat Komunitas Aleut, hari ini bukanlah hari persiapan, melainkan hari pertemuan. Kamisan yang dilakukan oleh Komunitas Aleut adalah pertemuan bagi kamu yang kurang senyum, kurang ketawa, kurang angguk-angguk yang nantinya dikombinasikan dengan ngocoblak hal-hal penting dan tak penting. Continue reading

Kepingan Perjalanan Susur Pantai Geopark Ciletuh

Susur pantai Geopark Ciletuh

Susur Pantai Geopark Ciletuh | Foto Komunitas Aleut

Oleh : Ervan Masoem (@Ervan)

Stop crying your heart out

stop crying your heart out

stop crying your heart out

Begitulah akhir lagu dari band Oasis yang berjudul “Stop Crying Your Heart Out.” Bukan saya sedang patah hati, kebetulan saja lagu tersebut berada pada playlist saya ketika itu. Saya mendengarkan lagu ini sembari menunggu hujan berhenti. Dalam hati saya berkata “berhentilah menangis” tentu saja yang saya tuju adalah langit. Langit sore itu terus menjatuhkan tetesan air yang membasahi bumi, padahal pada saat itu juga saya harus segera berangkat ke Kedai Preanger yang menjadi titik kumpul untuk susur pantai Geopark Ciletuh pukul 7.00 malam.

Waktu sudah  menunjukan pukul 6.30 sore tapi tak ada tanda-tanda hujan akan berhenti. Haruskah saya menembus derasnya hujan dengan balutan jas hujan, dan menarik tuas gas lebih kencang dari biasanya sebab Riung Bandung-Buahbatu lumayan memakan waktu, belum lagi dengan kemungkinan macet dan lamanya lampu merah perempatan Carrefour Kircon. Jika saya menunggu sampai hujan reda, saya tak tahu hujan akan berhenti sampai pukul berapa, mungkin saja hujan bisa berlangsung hingga malam dan  mungkin saja saya akan sangat terlambat atau tertinggal rombongan. Continue reading

Newer posts »

© 2025 Dunia Aleut

Theme by Anders NorenUp ↑