[tolong perhatikan] Tata Letak Makam

Oleh : Ayu Wulandari

*catatan kecil pasca ngAleut Makam Pandu*

mengunjungi mereka yang akan segera terusik

Ada sebagian orang yang berpendapat, untuk apa repot-repot memikirkan Tata Letak Makam, pasalnya Tata Kota dan Tata Negara di negeri ini saja semrawut-nya sudah setengah hidup. Tapi saya berani bertaruh, orang yang berpendapat seperti itu pun nantinya akan sibuk ribut-ribut juga. Ya, ia dan/atau mereka akan ikut sibuk ribut juga ketika makam yang sering ditasbihkan sebagai rumah-masa-depan dan peristirahatan terakhir milik mereka (dengan mereka atau orang-orang yang penting bagi mereka didalamnya) digusur karena tak sanggup membayar sewa atau ditumpangtindih dengan mayat-mayat baru lainnya yang juga punya hak menikmati kalang-selimut-Bumi sementara ruh mereka pergi ke (mungkin) nirwana. Padahal, untuk makam itu, seluruh daya-upaya dan biaya sudah dikerahkan demi kemegahan dan ketetapannya berada di sana.

Sebenarnya Anda tak perlu repot-repot berpikir, kadang tak perlu sampai jauh-jauh mengaitkan segala sesuatunya dengan bentuk penghargaan sampai tersesat di perkara mistis. Sederhana saja. Pemakaman adalah bagian dari suatu kota, jadi kebutuhan masyarakatnya karena itulah definisi yang sama disepakati (meski bisa jadi tak tertulis). Itu satu poin. Lalu, jangan rumitkan dulu pikiran Anda, tetaplah sederhana. Sesuatu yang rapi itu enak dilihat bukan? Sesuatu yang rapi itu menghemat waktu pencarian bukan? Bahkan dengan segala kerapian itu nantinya akan memudahkan dalam perawatan juga pemindahan. Saya melihat tak ada bedanya pengaturan letak makam dengan pengaturan rak dan server dalam sebuah Data Center. Bahkan saya pun yakin pengaturan lorong panas dan lorong dingin diberlakukan juga dalam pengaturan letak makam selain pengaturan kedalaman penempatan mayat dsb (khususnya jika pemakaman tsb berada dekat lokasi pemukiman penduduk). Kenapa harus? Terlepas dari perkara mistis, keberadaan makam dengan pengaturan acak-acakan potensial berpengaruh pada kesehatan warga sekitar, meski yaaa.. lama-lama mereka bisa kebal dengan sendirinya.

Aleutian berlatar kesemrawutan TPU Pandu

Anggaplah saya mengada-ada. Mungkin Anda berpikir si saya ini kesambet sejak kunjungan ke TPU Pandu di hari Minggu kemarin bersama kawan-kawan Aleutian. Tapi demi melihat kesemrawutan di sana, kekisruhan yang dirasakan para orang biasa bahkan beliau-beliau yang konon punya sejarah luar biasa bagi Bandung, sungguh rasanya tak beda dengan ketika saya melihat kesemrawutan Tata Kota dan Tata Negara di negeri ini lengkap sepaket dengan kekisruhan yang semakin meruah didalamnya. Bagaimana bisa mengelola sesuatu tanpa bersedia mengenal dan memahami, terlalu sibuk menaruh impian dan “melihat” terlalu tinggi, lalu melupakan apa yang sebenarnya lebih utama untuk dilihat?? Hem..

Schoemaker pun terjebak dalam kesemrawutan

Ngomong-ngomong, Anda termasuk orang yang ingin dimakamkan atau tidak? Dalam peti kayu mewah atau tidak? Dihadiahi nisan emas 24 karat atau marmer termahal sedunia? Siap sewaktu-waktu ditindih dan digusur atau belum?

Jika tak ingin diributkan dan diganggu secara mata, hati, dan telinga dengan perihal Tata Letak Makam, mungkin lebih baik jika Anda mulai menerbitkan cita-cita seperti saya. Saya yang inginnya kelak jika tiada diperabukan dan dilarung di Laut kemudian. Diperabukan bersama tumpukan kayu, mengecilkan diri, lalu dibebaskan bersama Angin. Hingga nanti tak perlu ada yang ribut-ribut cari pinjaman sana-sini untuk membayar sewa makam saya. Hingga nanti tak perlu ada yang kelimpungan karena makam saya akan digusur berhubung TPU mulai kekurangan tempat untuk memakamkan. Hingga nanti tak perlu repot-repot datang ke makam saya bila rindu, sudah simpan saja biaya perjalanan dan gunakan waktu itu untuk hal yang lebih berguna. Saya ada di mana saja, mengambang serupa tarian bakteri tak kasat mata di udara.

4 Comments

  1. Dot

    ya betul bang setuju, makasih Infonya. salam kenal.

    • komunitasaleut

      salam kenal juga Dot! 🙂

  2. Broto Subagyo

    sy baru satu bulan di bidang pemakaman dinas kebersihan pertamanan dan pemakaman..gimana ya ngelola pemakaman umum yang dikelola oleh pemerintah daerah ini areal sedang diusahakan pembebasan lahannya…karena makam umum yg sekarang ini wakaf dari pendahulu pendahulu kami.. dan sekarang pemda memfasilitasi tenaga kebersihan dan juru kunci yang diberikan sedikit insentive dari pemda…

    • Komunitas Aleut

      Agak susah berarti ya membuka lahan TPU baru. Padahal kami pikir itu solusi terbaik tadinya. Kalau lahan2 pinggir kota lebih mudah kah?. Soalnya saya lihat ada pemakaman yang sudah padat seperti Sirnaraga, Pandu. Tapi ada pula yang nampakanya masih lowong seperti pemakaman Porip dan Gumuruh.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

© 2025 Dunia Aleut

Theme by Anders NorenUp ↑