By : Candra Asmara
jangan terlebih dahulu mengambil kesimpulan bahwa semua taman itu tak nyaman, saya hanya mengambil beberapa taman di bandung yang sempat saya dan teman-teman lalui beberapa hari lalu…dan yang langsung terlintas adalah sebuah akronim dari kata TAMAN itu sendiri..ya, itu…. seperti judul coretan ini…
bandung kota taman, itu yang dahulu opa-opa belanda canangkan demi pembangunan kota ini, kota yang banyak mendapat pujian, kota yang tak pernah surut menjadi buah bibir orang-orang karena keindahannya, kota yang disamakan dengan paris, kota yang memiliki tata kota yang nyaris sempurna, kota dengan udara yang bersahabat, kota yang…kota yang…kota yang….tentu saja saya berbicara tentang masa lalu dalam paragraf ini, karena yang saya utarakan di atas,,,hmmm,jauh dari rupa bandung saat ini…
taman, menurut “kamus sakarep urang sorangan”, berarti sebuah tempat replika dari imajinasi manusia tentang surga, disana terdapat pohon, kolam, rumput, bidadari(beberapa tahun lalu masih beredar di sekitar molukken park,,”bidadari bertongkat ” namanya…),tempat duduk yang nyaman, anak-anak kecil yang tertawa lepas,sebagian orang menjadikan taman sebagai tempat pelarian untuk melepas penat,sebagian lagi memilih taman untuk hanya sekedar membunuh rasa kesendirian, sebagian lagi untuk membunuh rasa rindu dengan bertemu sang kekasih, sebagian lagi…sebagian lagi…sebagian lagi…tentu saja saya kembali mengutarakan tentang masa lalu di paragraf ini, karena yang saya paparkan di atas adalah saat dimana taman-taman di kota ini “menawarkan kehidupan” bagi orang-orang…bukan “kematian”.
cukup tentang masa lalu, karena yang saya hadapi saat beberapa hari lalu adalah cerminan saat ini, kenyataan yang harus saya lihat dari sahabat-sahabat penduduk kota ini sejak dulu, sahabat-sahabat yang tersingkirkan zaman dan degradasi moral manusia, sahabat-sahabat yang letih, ingin berteriak, namun yang keluar hanya teriakan kering, sama seperti nadi-nadi mereka yang dibiarkan mengering, sampah menyumbat mulut mereka dengan paksa, mereka diisolasi, bahkan ada seorang sahabat yang dipenjara,,mari saya kenalkan dengan sahabat-sahabat kita yang terlupakan itu…
1. sahabatku ijzerman(maaf man, kalo saya salah nulis nama kamu, kita udah lama ga ketemu..sejak tahun 60an)
sahabat yang satu ini, dialah yang mendirikan sebuah sekolah yang dahulu bernama Technische Hogeshool, atau yang sekarang kita kenal dengan nama ITB…nah, maman (panggilan akrab,) inilah salah seorang yang sangat berjasa dalam memajukan kota bandung sebagai kota pendidikan saat itu, oleh karena jasa-jasa dan sumbangsihnya kepada kota ini, dibangunlah sebuah taman yang dinamakan ijzerman park, dan di depan pintu masuk taman, didirikanlah sebuah patung dada(bukan dada rosada) ijzerman yang gagah dan tampan itu. namun patung dada maman tak lagi tampak, sempat berganti menjadi patung ganesha, gajah kecil berbelalai pendek,,lalu sekarang berganti menjadi patung berbentuk kubus yang tak jelas nilai historisnya. sekarang entah dimana patung dada ijzerman berada…kamu dimana, man? dan satu lagi yang menarik tak jauh dari patung dada ijzerman berada (dulu), terdapat beberapa penunjuk arah berbentuk plakat yang menunjukkan arah gunung beserta ketinggiannya yang langsung berhadapan dengan ijzerman park dari arah selatan…mengejutkan, kagum, dan menyadari bahwa saya belum mengenal ijzerman dari hati ke hati…
2. sahabatku molukken
sahabat yang kini terpasung, sendirian di masa tuanya, tampaknya sedang merenungi pengalaman2 hidupnya di kala muda,,saat saya melihat molmol(panggilan akrab) beberapa hari yang lalu, keadaannya cukup bersih, cukup tertata, air mancurnya terlihat meliuk-liuk menari di tengah, kanal2nya pun mengalir, meskipun tetap saja ada sampah disana-sini,,saat saya dan teman-teman yang lain ingin menyapanya, berpelukan, saling bercerita tentang masa lalu, jeruji penjara menghalangi saya, jeruji yang memasung molmol untuk dipaksa tak bersentuhan dengan dunia luar…saya hanya bisa melihat patung pastor versbraak diluar jeruji, patung yang tampak tak terawat, yang berdiri di tempat pastor versbraak menghadap titik akhir usianya. versbraak diantar pesawat yang jatuh di molukken park untuk sampai titik terakhir nafasnya.
begitulah, dua orang sahabat diantara banyak sahabat yang lain yang bisa saya ceritakan. marilah kita kunjungi sahabat2 yang lainnya, sapa, berikan bantuan jika ia perlu bantuan. jika kita mendengarkan keluhan dan mengulurkan bantuan bagi sahabat2 kita itu, niscaya judul coretan saya di atas akan salah. mari bersahabat!
Leave a Reply