Oleh: Fikri Mubarok Pamungkas Catatan versi Story Maps ada di sini. " Mapay jalan satapak Ngajugjug ka hiji lembur Henteu maliré kacapé Sabab aya nu ditéang " Dalam perjalanan momotoran ke wilayah Cililin (lagi) minggu lalu, saya teringat lirik lagu Mawar Bodas dari Doel Sumbang itu. Momotoran di Aleut memang sudah dapat dipastikan akan melewati … Lanjutkan membaca Catatan Momotoran Cililin; Susur Jalur Desa
travelling
Momotoran Sinumbra-Cipelah: Cerita dari Pemetik Teh Kebun Sinumbra
Oleh: Irfan Pradana Plang Pabrik Teh di Kebun Sinumbra. Foto: Deuis Raniarti. Semalam sepulang bekerja saya sempatkan untuk membeli nasi goreng di tempat langganan sejak kecil. Sambil menunggu pesanan datang, saya disuguhi segelas besar teh tawar hangat. Gratis dan bisa diisi ulang sesuka hati. Saya jadi teringat pada masa-masa saya tinggal di Yogyakarta. Hampir di … Lanjutkan membaca Momotoran Sinumbra-Cipelah: Cerita dari Pemetik Teh Kebun Sinumbra
Catatan Momotoran Sumedang: Dari Cijeruk sampai Gunung Puyuh. 13-04-2024.
Oleh Irfan Pradana Putra Hari ini, Sabtu, 13 April 2024, kami melakukan kegiatan momotoran pendek saja ke daerah Sumedang. Salah satu tujuan awalnya adalah ingin melihat keramaian suasana arus balik setelah lebaran, tapi ternyata sejak berangkat dari Bandung, sama sekali tidak terlihat kepadatan kendaraan di jalur utama Bandung-Sumedang. Hanya di Cibiru saja ada sedikit kepadatan, … Lanjutkan membaca Catatan Momotoran Sumedang: Dari Cijeruk sampai Gunung Puyuh. 13-04-2024.
Catatan Momotoran: Dari Pasir Rumbia Sampai Selakaso
Oleh: Aditya WIjaya Penelusuran ini berawal dari satu paragraf catatan kaki dalam buku “Preanger Schetsen” karya P. De Roo De La Faille. Berikut keterangan dalam catatan kaki di buku tersebut: Preanger Schetsen 1895 (halaman 12) “Mungkin representasi ini adalah suatu "keterlibatan yang sangat kontroversial": para pertapa umumnya tinggal di dalam gua. Namun, mengingat bahwa di … Lanjutkan membaca Catatan Momotoran: Dari Pasir Rumbia Sampai Selakaso
Di Hujung Sana Tempatmu Bunga Melur
oleh: Aditya Wijaya Kabut merayap datang dari kejauhan. Hujan turun seperti malu-malu bersama hembusan angin dingin yang tak segan menunjukkan dirinya hadir menemani Momotoran kami siang itu. Kami melaju perlahan dari Nyalindung menuju jalanan perkebunan Bunga Melur. Jalannya mulus, tapi naik turun. Tak begitu lama, kami berhenti sebentar di tempat yang bernama Pasir Tulang. Tempatnya … Lanjutkan membaca Di Hujung Sana Tempatmu Bunga Melur