Oleh : Arifin Surya Dwipa Irsyam (@poisonipin)
Setahun yang lalu sungai ini sempat menjadi buah bibir warga Kota Bandung. Kala itu Bandung diterpa hujan deras yang berlangsung kurang lebih 3 jam. Durasi hujan yang lama dan intensitas hujan yang deras telah yang membuat debit air tak bisa lagi ditampung oleh sungai Citepus. Hingga air terpaksa meluap dari aliran sungai. Luapan air itu meluap ke daerah pinggiran sungai seperti Pagarsih, Astanaanyar. Bahkan saking derasnya luapan air sempat menyeret sebuah mobil yang terparkir di tepi jalan raya.
Tak hanya soal meluapnya air di kala musim penghujan. Ada hal yang menarik lainnya mengenai sungai Citepus. Yakni nama sungai ini masuk ke dalam karya sastra abad ke-20 karya Chabanneu yang berjudul Rasia Bandoeng. Sungai ini melintasi beberapa lokasi di Kota Bandung, seperti Pasirkaliki, Kebonjati, Saritem, Sudirman, dan Cibadak. Sehingga, namanya mungkin sudah tidak asing didengar oleh masyarakat Bandung. Namun, tak banyak orang yang tahu bahwa nama Citepus ada kaitannya dengan nama tumbuhan, yakni Tepus. Dan mungkin saja wujud dari Tepus sendiri belum banyak diketahui oleh masyarakat, terlebih lagi bagi masyarakat kota sekarang. Continue reading