Tulisan ini merupakan hasil latihan Kelas Menulis sebagai bagian dari Aleut Development Program 2020. Tulisan sudah merupakan hasil ringkasan dan tidak memuat data-data penyerta yang diminta dalam tugas.
Ditulis oleh: Aditya WIjaya
Perintis Kemerdekaan RI
Bapak Pendiri Tentara Sukarela
Pembela Tanah Air
(Tulisan pada batu nisan Gatot Mangkoepradja di TPU Sirnaraga, Bandung)
Latar Belakang
Gatot Mangkoepradja adalah pendiri pasukan PETA atau Pembela Tanah Air. Ia lahir pada tanggal 15 Desember 1898 di Kampung Citamiang, Panjunan, Sumedang. Ia merupakan keturunan menak dari Galuh, Ciamis. Pendidikan Gatot dimulai dari Frobel School (Taman Kanak-Kanak), Europeesche Lagere School (ELS), Sekolah Dokter Jawa (STOVIA), dan Hogere Burger School (HBS). Gatot pernah bekerja di Statsspoor en Tramwegen (Jawatan Kereta Api).
Pergulatan Gatot dalam dunia pergerakan Indonesia dimulai pada tahun 1913 ketika ia ikut dalam pembentukan Paguyuban Pasundan. Ia kemudian pernah menjadi Sekretaris Hoofdbestuur (Pengurus Besar) Persatuan Buruh Kereta Api pada tahun 1922. Akhir tahun 1927 Gatot menghadiri pembentukan PNI di Bandung. Kontribusi Gatot dalam mendukung PNI sangat besar. Karena gerakan PNI dianggap membahayakan oleh Belanda, pada akhir tahun 1929 Gatot bersama Soekarno ditangkap di Yogyakarta. Ia diadili di pengadilan Landraad Bandung dan dijatuhi hukuman penjara selama dua tahun di lapas Sukamiskin Bandung.
Gatot pernah membuka usaha obat-obatan “Dispensary” di Bandung. Ia mempunyai relasi bisnis dengan beberapa perusahaan di Jepang. Pada bulan Oktober 1933, Gatot bersama Parada Harahap berkunjung ke Jepang untuk keperluan bisnis. Kebetulan ketika itu juga sedang berlangsung Kongres Pan-Asia 1 di Tokyo. Gatot pun menghadiri kongres itu sebagai wakil dari Indonesia. Sejak saat itu timbul kesan dalam diri Gatot bahwa Jepang adalah harapan untuk Asia.
Pembentukan PETA
Continue reading